Banyak sekali dalil atas ilmu yang terdapat di dalam Al Qur'an, diantaranya Allah telah berfirman, "niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat". (QS. AI Mujadilah : 11). Sebagaimana Ibnu Abbas pemah mengatakan bahwa sesungguhnya para ulama' mempunyai derajat-derajat diatas orang-orang mukmin sebanyak 700 derajat yang jarak antara dua derajatnya adalah perjalanan 500 tahun.
Allah S WT berfirman: "Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?". (QS. Az Zumar; 9).
Allah SWT juga berfirman : "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama". (QS. Fathir: 28) Allah SWT juga berfirman : "Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untukmanusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu ". (QS. AI Ankabut: 43)
Bersabda RasuluIIah Saw, "Para ulama adalah pewarispara Nabi". Rasulullah Saw, juga pernah bersabda, "Manusia yang paling utama adalah orang mukmin yang alim serta bermanfaat jika dibutuhkan. Jika ia tidak dibutuhkan, maka ia pun mencukupi dirinya,\ Rasulullah bersabda pala, "Imam itu telanjang, serta pakaiannya adalah taqwa, perhiasannya ialah rasa malu, serta buahnya adalah ilmu ". Rasulullah Saw telah bersabda, "Manusia yang terdekat dari derajat kenabian adalah ahlii ilmu serta ahli jihad. Adapun ahli ilmu maka disebakan ia telah menmjukkan kepada orang-orang tentang agama yang dibawa oleh para Rasui Adapun ahli jihad, maka mereka berjlhad dengan pedang-pedang mereka untuk membela agama-agama yang dibawa oleh para Rasul".
Rasulullah telah bersabda, "Orang alim itu ialah orang kepercayaan Allah dibumi-Nya"
Bersabda Rasulullah Saw, "Pada hari kiamat nanti yang akan memberi syafa 'at adalah Nabi-nabi, kemudian para ulama, lalu para syuhada ".
Berkata Fath Mushili, "Bukankah orang sakit itu bila dilarang makan dan minum serta berobat akan mati?". Orang-orang berkata "Ya”, Kemudian Fath Mushili berkata, "Begitu pula hati. Apabila ia tidak dibe hikmah serta ilmu selama tiga hari, maka ia pun ia telah berkata benar sebab hidangan hati ialah serta hikmah, serta dengan demikian ia hidup sebagaimana hidangan tubuh ialah makanan serta minuman".
Barang siapa yang hatinya sakit serta mati, sesungguhnya ia telah kehilangan ilmu, ia tidak menyadarinya, sebab kesibukan dunia telah melumpuhkan perasaannya. Jika mengungkapkan kesibukan-kesibukan itu darinya, maka ia pun telah merasakan kepedihan yang sangat serta mengalami penyesalan yang tiada akhir. Itulah makna diantara sabda Rasulullah Saw., "Manusia itu tidur (laiai), maka kalau ia mati barulah mereka bangun (sadar) ".
Adapun yang dimaksud dengan keutamaan ilmu seperti yang ditunjukkan oleh sabda Rasulullah Saw., "Sesungguhnya para malaikat telah merendahkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu, sebab ridla dengan apa yang dilakukannya". Rasulullah juga bersabda, "Kepergianmu untuk belajar satu bab ilmu lebih baik daripada shaiatmu sebanyak 100 rakaat".
Berkata Abu Darda Barangsiapa berpendapat bahwa bepergjan untuk belajar ilmu bukan merupakan jihad, maka iapun telah mengalami kekurangan dalam pendapat serta akalnya". Adapun keutamaan pengajaran, maka hal tersebut ditunjukkan oleh finnan SWT., yang artinya : uDan (ingatlah) ketika Allah mengambil dari orang-orang yang telah diberi Kitab (yaitu), hendaklah kamu menerangkan tentang isi kitab kepada manusia, serta jangan kamu menyembunyikannya". (QS. Ali Imron ay at 187). Rasulullah ketika membaca ayat ini juga bersabda, "Tidaklah Allah membenci ilmu kepada orang alim, melainkan Dia mengambil janji darinya sebagaimana Dia mengambil janji dari Nabi-Nabi supaya kamu menerangkannya serta tidaklah menyembunyikannya".
Rasulullah Saw. ketika mengutus Mu’az juga bersabda, "Petunjuk yang diberikan Allah kepada seseorang dengan perantaraanmu lebih baik bagimu daripada dunia dan serta segala isinya ". Umar ra. berkata, "Barang siapa yang menceritakan sebuah hadits, kemudian diamalkannya, sesungguhnya ia telah mendapat pahala seperti pahala amal tersebut".
Mengenai pengajaran serta belajar ilmu dan meriwayatkannya secara marfuk Mu'adz bin Jabal berkata, "Belajarlah ilmu, sebab mempelajari ilmu karena Allah adalah kebaikan serta menuntut ilmu adalah ibadah, pengkajrannya ialah seperti tasbih, penyelidikannya seperti jihad, pengajarannya adalah sedekah disertai pemberiannya kepada ahlinya ialah pendekatan diri kepada Allah. Ilmu adalah penghibur di kala kesepian, menjadi kawan dikala menyendiri serta menjadi petunjuk di kala senang dan susah, ia adalah pembantu serta teman yang baik danpenerang jalan ke surga".
Allah akan mengangkat derajat orang-orang dengan ilmu, kemudian menjadikan mereka dalam kebaikan seperti pimpinan dan pemberi petunjuk yang diikuti, petunjuk di dalam kebaikan, jejak mereka diikuti serta perbuatan-perbuatan mereka diamalkan.
Para malaikat ingin menghiasi mereka serta mengusap mereka dengan sayap-sayapnya. Setiap benda yang basah dan yang kering bertasbih bagi mereka serta memohon ampun bagi mereka, bahkan ikan-ikan di lautan serta binatang-binatangnya, hewan-hewan buas serta temak di darat dan dan bintang di langit. Karena ilmu menghidupkan hati serta menerangi pandangan yang gelap dan menguatkan badan yang lemah. Dengan ilmu hamba mencapai kedudukan orang-orang yang shaleh serta derajat yang tinggi. Memikirkan ilmu sama halnya puasa serta mengkaji ilmu sama dengan shalat malam. Dengan ilmu Allah ditaati serta disembah dan diEsakan. Dengan ilmu.manusia berhati-hati dalam mengamalkan agama serta memelihara hubungan. kekeluargaan. Ilmu ialah pemimpin serta amal adalat pengikutnya. Orang yang mendaapt ilmu adalah orang yang bahagia, sedangkan orang yang tidak mendapatkannya adalahorang yang sengsara.
Dari segi rasio, sudah jelas bahwa ilmu tersebut sesuatu yang utama sebab dengan ilmu manusia sampai kepada Allah SWT. serta menjadikan, dekat denganNya. ia pun mendapatkan kebahagiaan yang abadi dan kenikmatan yang kekal. Ilmu menyebabkan kemuliaan di duni dan akhirat,dunia adalah tanaman akhirat,maka orang alim dengan ilmunya menanam bagi dirinya kebahagiaan abadi dengan mendidik akhlaknya sesuai dengan tuntutan ilmu. Barangkali pula dengan pengajaran ia telah menanamkan kebahagiaan yang abadi sebab ia telah menjadi akhlaq orang-orang lain serta menyuruh kepada mereka perbuatan yang mendekatkan mereka kepada Allah SWT. "Serulah (manusia) kepada Tuhanmu dengan hikmah serta dengan pelajaran yang baik , serta bantahlah mereka dengan jalan yang baik". (QS. An Nahl: 125)
Ia menyeru orang-orang Khawas dengarf hikmat serta menyeru orang-orang awam dengan nasehat-nasehat dan para pembangkang dengan bantahan. Maka menyelamatkan dirinya dan orang lain serta inilah kesempurnaan manusia.
*disarikan dari kitab Ikhya Ulumuddin
Sabtu, 19 November 2011
0 komentar:
Posting Komentar