1. Dari ‘Aisyah ra., ia berkata : “Nabi saw, berdiri salat malam, hingga pecah-pecah kedua telapak kaki beliau. Saya bertanya kepada beliau : “Untuk apakah engkau berbuat ini, wahai Rasulullah, sedangkan engkau telah benar-benar diampunidosa-dosamu yang telah lewat dan yang akan datang?” Rasulullah saw, bersabda : “tak bolehkan aku menjadi hamba yang banyak bersyukur.”(H.R Bukhari dan Muslim)

2. Dari Al Mughirah, seperti hadis tersebut di atas, yang juga diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
3. Dari Ali ra, bahwasanya pada suatu malam ketika ia tidur bersama Fatimah, tiba-tiba Nabi saw, mengetuk pintu serta bersabda : “Kenapa kalian tidak mengerjakan salat?”(H.R Bukhari dan Muslim)

4. Dari Salim bin Abdullah bin Umar bin Khaththab ra, dari ayahnya dari Nabi saw, bersabda : “Sebai-baik orang adalah Abdullah, seandainya ia suka mengerjakan salat malam.” Salim berkata : “Maka sesudah itu Abdullah hanya tidur sebentar pada waktu malam.”(H.R Bukhari dan Muslim)
5. Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra, ia berkata Rasulullah saw, bersabda : “Wahai Abdullah, janganlah kamu seperti si Fulan di mana dia bangun pada waktu malam, tetapi tidak mau mengerjakan salat sunnat pada waktu malam.”(H.R Bukhari dan Muslim)

6. Dari Ibnu Mas`ud ra, ia berkata : “Pernah di hadapan Nabi saw. Diceritakan tentang seseorang yang tidur pada waktu malam sampai pagi (tidak bangun pada waktu malam), kemudian beliau bersabda : “Itu adalah orang yang kedua di telinganya dikencingi oleh setan.” Atau beliau bersabda : “Di telinganya.”(H.R Bukhari dan Muslim)
7. Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda :
“Setan mengikat tengkuk kepala salah seorang di antara kalian sewaktu tidur dengan tiga ikatan. Pada masing-masing ikatan itu setan berkata : “Tidurlah lagi, malam masih panjang.” Apa bila orang itu bangun kemudian zikir kepada Allah Ta`ala maka lepaslah satu ikatan. Apabila ia berwudhu, maka lepaslah satu ikatan lagi. Dan apabila ia salat, maka lepaslah semua ikatan itu, sehingga pada waktu pagi ia akan
tangkas dan tenang jiwanya, sedang kalau tidak, maka ia akan lesu dan malas.”(H.R Bukhari dan Muslim)

8. Dari Abdullah bin Salam ra, bahwasanya Nabi saw, bersabda :
“Wahai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam, berikanlah makanan, dan salatlah kalian pada waktu mala sewaktu manusia sedang tidur, niscaya kamu sekalian akan masuk
surga dengan selamat.” (H.R Turmudzi)

9. Dari Abu Jurairah ra, ia berkata : Rasulullah saw, bersabda :
“Puasa yang paling utama selain puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram dan salat yang paling utama sesudah salat fardhu adalah salat malam (Tahajjud)(H.R
Muslim)

10. Dari Ibnu Umar ra, bahwasanya Nabi saw. bersabda :
“Salat malam itu dua rakaat. Apabila kamu khawatir kedahuluan Subuh ,maka witirlah dengan satu rakaat.”(H.R Bukhari dan Muslim)
11. Dari Ibnu Umar ra, ia berkata : “Adalah Nabi saw. melakukan salat malam dua rakaat dan salat witir dengan satu rakaat.”(H.R Bukhari dan Muslim)
12. Dari Anas ra, ia berkata : “Rasulullah saw, sering berbuka (tidak puasa) dalam suatu bulan, sehinggga kami menyangka beliau tidak pernah puasa dalam bulan itu, dan
beliau sering berpuasa, sehingga kami menyangka beliautidak pernah berbuka sedikitpun dalam bulan itu. Demikian pula apabila kamu melihat beliau salat pada waktu malam, niscaya kamu dapat melihatnya, dan apabila kamu ingin melihat beliau tidur niscaya kamu dapat melihatnya.”(H.R Bukhari)

13. Dari ‘Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah saw, biasa salat sebelas rakaat pada waktu malam, di mana dalam setiap beliau sujud, lamanya kira-kira sama dengan seorang membaca lima puluh ayat, dan itu beliau belum mengangkat kepala. Beliau salat dua rakaat sebelum salat Subuh, kemudian beliau berbaring pada pinggang kanannya, sehingga muazin mengumandangkan iqamat untuk salat Subuh.”(H.R Bukhari)

14. Dari ‘Aisyah ra, ia berkata : “Rasulullah saw, tidak pernah salat malam lebih dari sebelas rakaat baik itu pada bulan Ramadhan maupun pada bulan lainnya, di mana beliau salat empat rakaat yang cukup lama dan sempurna, kemudian beliau salat empat rakaat yang sama lama dan sempurna khusuknya, kemudia beliau salat tiga rakaat. Saya
bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah engkau tidak tidur sebelum salat Witir?” Beliau menjawab : “Wahai ‘Aisyah sesungguhnya kedua mataku terpejam, tetapi hatiku tidak
tidur.”(H.R Bukhari dan Muslim)

15. Dari ‘Aisyah ra, bahwasanya Nabi saw, biasa tidur pada permulaan malam dan bangun pada akhir malam, kemudian mengerjakan salat.”(H.R Bukhari dan Muslim)
16. Dari Ibnu Mas`ud ra, ia berkata : “pada suatu malam saya salat bersama-sama dengan Nabi saw, dan beliau lama sekali berdiri sehingga timbul niat yang tidak baik dalam diri saya.” Ada seorang yang menanyakan : “Niat apakah itu?” ia menjawab : “Saya bermaksud ingin duduk dan meninggalkan salat bersama beliau.”(H.R Bukhari dan Muslim)
17. Dari Hudzaifah ra, ia berkata : “Pada suatu malam saya salat dengan Nabi saw, setelah membaca Al Fatihah, beliau membaca surat Al Baqarah , dalam hati saya berkata : “mungkin beliau akan rukuk setelah mendapat seratus ayat.”
Setelah beliau mendapat seratus ayat, beliau melanjutkan bacaannya, maka dalam hati saya berkata: “Mungkin beliau akan mengkhatamkan (menghabiskan) surat Al Baqarah
dalam satu rakaat.” Selesai membaca surat Al Baqarah, dalam hati saya berkata : “Sekarang mungkin beliau akan melakukan rukuk.” Tetapi beliau mulai membaca surat An
Nisa’ dan dibacanya samapi selesai, kemudian beliau membaca surat Ali Imran dengan sangat hati-hati dan jelas.Apabila beliau membaca ayat yang di dalamnya ada perintah
tasbih, maka beliau membaca tasbih. Apabila beliau membaca ayat yang di dalamnya ada perintah untuk memohon, maka beliau memohon. Apabila beliau membaca ayat yang di
dalamnya ada perintah untuk berlindung diri, maka beliau berlindung diri. Kemudian beliau ruku dengan membaca: SUBHAANA RABBIYAL ‘AZHIIM, lamanya rukuk hampir sama
dengan lamanya berdiri. Kemudian beliau membaca :SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANAA LAKAL HAMDU. Kemudian beliau berdiri yang lamanya hampir sama dengan lamanya rukuk, kemudian sujud dan membaca : SUBHAANA RABBIYAL A’LAA. Lamanya sujud hampir sama dengan lamanya berdiri.”(H.R Muslim)

18. Dari Jabir ra, ia berkata : Rasulullah saw, pernah ditanya: “manakah yang paling utama di dalam salat?” Beliau menjawab : “Lamanya berdiri.”(H.R Muslim)
19. Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash ra, bahwasanya Rasulullah saw, bersabda : “Salat yang paling disenangi oleh Allah adalah cara salatnya Nabi Dawud, dan puasa yang paling disenangi oleh Allah adalah cara puasanya Nabi Dawud, dimana beliau tidur setengah malam dan bangun pada sepertiganya serta tidur seperenam malam, beliau puasa sehari dan berbuka sehari.” (H.R Bukhari dan Muslim)
20. Dari Jabir ra, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw, bersabda : “Sesungguhnya pada waktu malam terdapat satu saat, apabila seorang muslim memohon kebaikan kepada Allah Ta’ala baik berkaitan dengan urusan dunia maupun akhirat, niscaya Allah mengabulkan permohonannya. Dan saat yang demikian itu ada pada setiap malam.” (H.R Muslim)

21. Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw., bersabda : “Apabila salah seorang di antara kalian mengerjakan salat pada waktu malam hendaklah ia memulainya dengan dua
rakaat yang ringan. ”(H.RMuslim)
22. Dari ‘Aisyah ra, ia berkata : “Apabila Rasulullah saw, mengerjakan salat pada waktu malam, beliau memulainya dengan dua rakaat yang ringan.”( H.R Muslim)
23. Dari ‘Aisyah ra, ia berkata : “Apabila Rasulullah saw, tidak dapat mengerjakan salat pada waktu malam karena sakit atau karena sesuatu yang lain, maka beliau
mengerjakan salat sebelas rakaat pada waktu siang.”(H.R Muslim)

24. Dari Umar bin Khaththab ra, ia berkata : Rasulullah saw, bersabda : “Barangsiapa tertidur tidak mengerjakan kebiasanya atau melaksanakannya antara salat Subuh dan
Dhuhur, maka dicatatkan baginya seolah-olah ia membaca atau melaksanakannya pada waktu malam.”(H.R Muslim)
25. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah saw, bersabda : “Allah sangat mengasihani orang laki-laki yang bangun pada waktu malam, kemudian mengerjakan salat dan mau membangunkan istrinya.. Apabila istrinya enggan bangun, maka ia menyiramkan air pada muka istrinya itu.Allah sangat mengasihani seorang perempuan yang bangun
pada waktu malam, kemudian mengerjakan salat dan mau membangunkan suaminya. Apabila suaminya enggan bangun, maka ia menyiramkan air pada muka suaminya itu.”(H.R Abu
Dawud)
26. Dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id ra, mereka berkata :
Rasululllah saw, bersabda : “Apabila seorang laki-laki membangunkan istrinya pada waktu malam, kemudian keduanya salat dua rakaat, maka masing-masing dicatat dalam glongan orang-orang yang selalu zikir kepada Allah
Ta’ala .”
27. Dari ‘Aisyah ra, bahwasanya Nabi saw, bersabda :
“Apabila salah seorang di antara kalian mengantuk dalam mengerjakan salat, maka hendaklah ia tidur sehingga rasa kantuknya hilang. Sebab, jika salat sambil mengantuk, bisa jadi ia bermaksud memohon ampun tetapi malah mengutuk

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.