REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar mengislamkan mualaf rata-rata 100 orang tiap tahunnya. Dalam kurun 10 tahun belakangan, Lembaga Muqtadin Al Azhar (LMA) sudah mengislamkan sekitar 1.000 mualaf.
“Tahun ini saja sudah 63 orang yang masuk Islam di Al Azhar,” ungkap Hartono, Takmir Masjid Al Azhar. Menurut Hartono, paling banyak alasan mualaf masuk Islam karena melihat Islam dari sisi rasional.
Mereka melihat Islam sebagai agama yang memberi ketenangan dan kedamaian. “Banyak yang masuk Islam karena melihat ketenangan dan kedamaian dalam Islam,” terangnya.
Ada juga alasan mualaf masuk Islam karena menikah. Menurut Hartono, dibutuhkan pengarahan agar alasan karena menikah dijadikan alasan kedua. Al Azhar mengkhawatirkan jika nanti ada masalah selama masa pernikahan menjadikan mualaf kembali ke agama sebelumnya. “Maka kita beri pengarahan dulu agar kalau ada masalah di pernikahannya, mualaf tetap Islam,” tambahnya.
Al Azhar mencatat 70 persen mualaf berasal dari Indonesia. Sisanya dalah warga negara asing. “Warga negara asing paling banyak dari Amerika, Inggris, Perancis, Jepang dan Korea,” ungkap Hartono.
Menurut Hartono, Al Azhar juga memfasilitasi mualaf dengan Islamic Study. “Kita ada kegiatan mualaf, kajian untuk mualaf, juga belajar membaca Qu’an untuk mualaf,” tambah Hartono. Untuk syarat mualaf, menurut Hartono hanya syarat administrative seperti fotocopy KTP dan Kartu Keluarga. “Yang paling mutlak bagi laki-laki untuk menjadi mualaf harus sudah dikhitan,” ungkatnya.
Hartono menambahkan, ada mualaf yang mengaku hidupnya menjadi lebih baik setelah masuk Islam. “Dia cerita pada saya setelah masuk Islam hidupnya jadi ebih baik. Dan dia juga membawa temannya masuk Islam di Al Azhar,” tambah Hartono.
Redaktur: Stevy Maradona
Reporter: c20
0 komentar:
Posting Komentar