Firman Allah QS Ali-Imran (3) : 102
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Professional itu adalah profesi yang hebat, tinggi, membanggakan, pekerjaan yang bergengsi. Tapi makna professional yang sebenarnya adalah seorang yang melakukan fungsinya secara maksimal dengan komitmen yang penuh. Seorang tukang sapu misalnya, jika dia melakukan fungsinya secara committed dan dengan penuh tanggung jawab, maka dia dapat dikategorikan sebagai professional cleaning service man.
Jangan sampai Islam diambil hanya setengah hati (half heartedly), karena hanya mengantarkan kepada langkah-langkah setan. Sebagaimana Firman Allah
Jangan sampai Islam diambil hanya setengah hati (half heartedly), karena hanya mengantarkan kepada langkah-langkah setan. Sebagaimana Firman Allah dalam QS Al-Baqarah : 208
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Ciri-ciri muslim professional
1. Benar dalam keimanannya (aqidah)
Firman Allah QS Ibrahim (14) : 24-25
Illustrasi dalam Qur’an : Akar pohon = Iman dan Aqidah
Cabang & Rantingnya = Ibadah
Buahnya = Peradaban manusia yang rahmatan lil ‘alamin
2. Benar dalam Ibadah
Dalam melakukan ibadah akan selalu meningkatkan ilmunya sehingga tidak terjatuh ke dalam praktemk bid’ah dan taqlid.
3. Ilmu dan pemikiran yang luas
Kata terbesar kedua dalam Al-Qur’an setelah Allah adalah kata-kata yang terkait dengan penggunaan akal, Tadabbur, ta’aqqul, ta’allum, tafakkur, dan semacamnya.
4. Kuat dalam karakter dan akhak
Rasulullah adalah “the Living and Walking Qur’an” atau Qur’an berjalan. Semua amalan ritual dalam Islam semuanya mengarahkan kepada pembentukan kepribadian yang kokoh. Shalat bertujuan untuk memberantas “fahsya wal mungkar” (kekejian dan kemungkaran).Puasa tidak di terima jika masih bercampur dengan “zuur al qaul wal ‘amal” (Keburukan kata dan amal). Zakat tidak diterima bila diiringi dengan “al mannu wal adza” (riya dan menyakitkan hati). Haji masih bercampur baur dengan rafats, fusuq dan jidaal (kata-kata kotor, dosa dan berbantah-bantahan). Tidak akan menjadi amal ibadah yang memenuhi tujuannya.
5. Penggunaan Waktu Secara Maksimal (Time Is Live)
Dia akan merasa kehilangan sesuatu yang paling berharga, jika dia kehilangan sepotong kecil dari waktunya tanpa sebuah makna.
6. Disiplin yang tinggi
Malam dijadikan sebagai istirahat dan siang untuk mencari nafkah kehidupan. Ketika dia di Masjid digunakan untuk berzikir, berdialog mengenai ilmu-ilmu, bukan ketawa-ketiwi. Sebaliknya, jika dia berada di tempat piknik digunakan untuk menenangkan pikiransecara fisik. Umar mendapatkan seorang pemuda sedang beribadah dalam Masjid pada waktu kerja (office hour). Umar bertanya kepadanya, “Apa gerangan yang anda lakukan?”, Pemuda itu menjawab, “sedang berdo’a meminta rizki dari Allah SWT”. Mendengar jawaban itu, Umar mencabut pedangnya dan berkata “pergilan ke pasar sana dan mintalah rizki Allah di Pasar atau ku penggal lehermu?”.
7. Sehat secara Fisik
Do’a Rasulullah Saw “ wa’afiyatan fil jasadi” (dan berilah kami kesehatan jasmani). Ada 3 hal yang feasible dilakukan : a. Memanah b.Menunggang kuda c. Berenang. Bayangkan anjuran berenang dalam konteks padang pasir yang tidak terkait langsung kecuali di pinggir pantai Yaman. Tapi itulah visi Rasulullah ke depan. Muslim yang professional bukanlah muslim yang sakit-sakitan, walau penyakit menjadi bagian dari kealamiahan hidup. Tapi Islam menuntut usaha manusia untuk tetap sehat.
8. Memiliki penghasilan memadai
Rasulullah mengingatkan : “Lihatlah kepada siapa yang kurang dan bukan kepada mereka yang berlebih”, tapi pada saat yang sama beliau mengingatkan : “Tangan yang di atas (member) itu lebih baik dari tangan yang di bawah (mengemis)”.
Firman Allah dalam QS Al-Jumu’ah (62) : 10
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
0 komentar:
Posting Komentar