عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ الْهَمْدَانِيُّ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدٍ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
Dari Abu Musa RA dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan teman dekat yang baik dan teman dekat yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Seorang penjual minyak wangi terkadang mengoleskan minyak wanginya kepada kamu dan terkadang kamu membelinya sebagian atau kamu dapat mencium semerbak harumnya minyak wangi itu. Sementara tukang pandai besi adakalanya ia membakar pakaian kamu ataupun kamu akan mencium baunya yang tidak sedap" [H.R Muslim]
Manusia, kita sebut sebagai makhluk sosial dikarenan dirinya tidak dapat hidup seorang diri. Maksudnya adalah bahwa dia tidak dapat memenuhi semuanya dengan usaha sendiri, tentlah ia membutuhkan bantuan baik dari orang tuanya maupun dari temannya ataupun dari pihak lain. Tentunya semua yang dapat ia lakukan itu atas izin dari Allah jalla jalaaluh.
Tetapi, perlu kita perhatikan dalam perkara berinteraksi antar sesama khususnya dalam berteman dengan seseorang, maka kita harus pandai – pandai dalam mencari teman. Karena teman yang kita pilih dapat membawa kita menjadi seorang hamba yang mulia ataupun hamba yang hina di mata Allah jalla jalaaluh. Semua perkara ini disebabkan dari tabiat seseorang yang cepat menular, yang dimana manusia itu semacam serombongan burung yang terbang dalam kawanan yang disana antara satu dengan lainnya saling menyerupai.
Dari hal inilah, maka patut bagi kita untuk memilih siapakah teman yang dapat mengahntarkan kita menjadi hamba yan mulia dan dicintai disisi Allah jalla jalaaluh karena inilah tujuan kita hidup di dunia. Untuk dapat memilih siapa yang pantas sebagai teman kita atau untuk menilai bagaimanakah tean kita, maka perlu bagi kita untuk memahami macam – macam teman yang ada.
Dalam kitab “Hilyah Thalabul ‘Ilmi” syaikh Bakr Abu Zaid membagi teman menjadi tiga macam :
1) Teman manfaat.
2) Teman kenikmatan.
3) Teman kemuliaan.
Untuk menjelaskan 3 macam teman ini maka akan kami ringkaskan penjelasan syaikh Muhammad bin Shaleh Al Utsaimin yang tertulis dalam “Syarah Hilyah Thalabul ‘ilmi”
1) Teman manfaat
Yaitu orang yang meu berteman denganmu selama ia bisa mengambil manfaat darimu, baik dari harta, kedudukan, ataupun hal yang lain. Yang mana bila manfaat itu hilang, maka ia akan meninggalkanmu, atau bersikap seolah-olah ia tidak mengenalmu dan engkau tidak mengenalnya bahkan ia bisa saja menjadi musuhmu.
Contoh :
Seorang teman yang engkau sangka adalah teman yang paling baik bagimu dan begitu juga kamu bersikap kepadanya dengan baik. Namun pada suatu hari di hendak meminjam sesutau darimu tetapi ternyata engaku juga membutuhkannya pada saat itu. Maka pada keesokan harinya engkaupun menemukan dia telah memusuhimu.
2) Teman kenikmatan
Yaitu teman yang tidak berteman denganmu kecuali karena dia bisa bersenang – senang denganmu untuk mengisi waktu kosong, namun dia tidak dapat memberimu manfaat apapun dan engkaupun tidak dapat mengambil manfaat apa-apa darinya kecuali hanya membuang-buang waktu.
Sedangkan Allah berfirman,
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. [Al ‘Ashr (103) : 1 – 2 ].
dan Rasulullah bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ. حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا
Dari Abu Hurairah radhiallahunhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya. [Hadits Hasan riwayat Turmuzi dan lainnya]
3) Teman kemuliaan
Yaitu teman yang mengajakmu kepada kemuliaan/ keutamaan dan mencegahmu dari perbuatan yang buruk serta membukakan bagimu pintu – pintu kebaikan. Apabila engaku salah, maka dia melarangmu tanpa harus merusak kehormatanmu. Ia senantiasa menjalankan firman Allah,
dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.[Al ‘Ashr (103) : 3]
Inilah tiga macam teman, dua yang pertama darinya akan terputus dengan terputusnya sebab – sebab, tetapi yang terakhir karena kemuliaanlah ia terdorong untuk berteman. Yang dengannya bisa saling menanamkan keyakinan tentang keutamaan keduanya.
Semoga tulisan kami yang singkat ini dapat membuka pikiran kita dalam memilih teman yang pantas. Dan semoga Allah mengumpulkan kita dengan teman yang mulia dan menjadikan pertemuan dengannya di dunia ini sebagai tanda pertemuan dengannya disurga kelak.
Berkata khalifah Hisyam Bin Abdullah Malik,
“Tidak ada yang tersisa dari kelezatan dunia ini selain teman yang lebih bisa menjaga diri antara saya dengannya”[hilyah thalabul ilmi]
Teman yang kemuliaan itu bagaikan mata uang yang paling berharga lagi langka. Betapa Sulit untuk menemukannya.
[disarikan dari Syarah Hilyah Thalabul ‘Ilmi, Adab Berteman]
Wallahu ta’ala a’lam.
Artikel www.ibnumuqlah.blogspot.com
Abu Ibrahim, 17 Syawal 1432
0 komentar:
Posting Komentar