Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Festival Internasional Musik Sufi (International Festival for Mystical Music) pada 17-21 Juli mendatang, dengan tema ‘Berkreasi dengan Tradisi Seni Musik Islami’.
Dirjen Bimas Islam Nasaruddin Umar mengatakan, acara tersebut baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia dan Asia Tenggara. Peserta yang diundang sebanyak 126 orang dari enam negara (Mesir, Maroko, Iran, Pakistan, Turki, dan Indonesia). “Acara ini digelar untuk menampilkan kesenian sufistik dari negara-negara Islam,” ujar Nasaruddin di Kantor Kemenag, Rabu (13/7).
Menurut dia, acara tersebut ditujukan untuk menumbuhkan minat masyarakat terhadap musik sufi sebagai bagian kesenian bernuansa islami. Nasaruddin mengharapkan, event itu bisa menciptakan semangat toleransi dan ukhuwah islamiyah antarnegara yang berbeda tradisi dan budaya dengan mengeksplorasi keseniannya masing-masing.
Nasaruddin melanjutkan, pihaknya ingin memberi informasi tentang kesenian musik sufi sebagai sarana dakwah yang belum banyak diketahui masyarakat Indonesia. Padahal dakwah melalui kesenian lebih efektif daripada jalur formal yang marak terjadi belakangan ini.
Ia merujuk pada dakwah Wali Songo yang menggunakan seni untuk menyebarkan syiar Islam. Dengan memilih jalur persuasif dan tidak menggunakan jalan kekerasan, kata Nasaruddin, dakwah itu bersifat langgeng. “Ini karena dengan seni dakwah jadi lebih personal dan langsung bisa dirasakan masyarakat,” katanya.
Nasaruddin menjelaskan, peserta akan menampilkan kekhasan musik sufi yang beragam bentuknya, seperti tarian dan nyanyian sufi sebagai ekspresi keragaman menuju pendekatan Ilahi. Musik, sambung dia, memiliki fungsi penting dalam perjalanan spiritualitas manusia. “Seni itu dekat dengan Islam, Karena nabi itu seniman sejati sebab mencintai berbagai kesenian religius. Ini yang harus dilestarikan,” jelas Nasaruddin
Festival Internasional Musik Sufi (International Festival for Mystical Music) diharapkan menjadi kebangkitan kesenian Islam dan enam negara peserta kegiatan itu mampu menyuguhkan nilai seni spiritual tertinggi dalam mendekatkan diri kepada sang Pencipta.
Penegasan tersebut dikemukakan Dirjen Bimas Islam Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar MA di Jakarta, Rabu, terkait rencana penyelenggaraan Festival Internasional Musik Sufi di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 17-21 Juli 2011.
Festival ini akan diikuti enam negara yakni Turki, Maroko, Pakistan, Iran, Mesir dan tuan rumah Indonesia. Sufi adalah salah satu upaya eorang muslim mendekatkan diri kepada sang Pencipta, Allah SAW. Banyak cara umat muslim mendekatkan diri kepada Allah, antara lain dengan tarekot dan sulug.
Terkait dengan event musik sufi itu, Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa kegiatan kesenian spiritual Islami itu dimaksudkan menumbuhkan minat terhadap musik sufi, memberi informasi tentang musik sufi sebagai sarana dakwah, menciptakan semangat toleransi dan ukhuwah Islamiyah antarnegara yang berbeda tradisi dan budaya.
Musik sufi beragam bentuknya, seperti tarian dan nyanyian merupakan ekspresi keberagaman menuju pendekatan Ilahi, katanya. Ia menambahkan, dari prespektif psikologis, musik dapat mengantarkan jiwa pendengar untuk berpulang ke alam ide universal, seluruh jiwa mendapat kenikmatan luar biasa yang berasal dari rohani.
Rasullullah sendiri, kata dia, menyukai musik. Sebagai manusia paling paripurna, Nabi Muhammad Saw gemar berolah raga dan berkesenian. Demikian pula wali songo dengan memanfaatkan musik tradisional lokal menjadikan sebagai sarana dakwah.
Kini seni menjadi bagian dari yang dibutuhkan manusia. Untuk itu, pihaknya akan menjadikan momentum ini sebagai kebangkitab kesenian Islam. Dirjen berharap festival ini akan dijadikan agenda tahunan. Bisa dua atau tiga tahunan sekali. Yang jelas, selama festival berlangsung, penonton tak dikenakan bayaran.
Sumber : Newsroom Republika
Rabu, 13 Juli 2011
0 komentar:
Posting Komentar