Segala puji hanyalah milik Allah. Dialah zat yang telah menyempurnakan nikmat-Nya untuk kita dan secara berturut-turut memberikan berbagai pemberian dan anugerah kepada kita.

Dia telah menjadikan umat ini, umat Islam sebaik-baik umat. Allah tunjukkan kepada kita jalan yang lurus dan agama yang benar. Segala puji hanyalah milik Allah baik di awal ataupun di akhir. Segala rasa syukur lahir ataupun batin juga hanya hak-Nya.
Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata tanpa ada sekutu bagi-Nya.
Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah menjelaskan tauhid dan rambu-rambunya serta menutup rapat-rapat segala jalan dan sarana yang bisa merusak tauhid secara total ataupun merusak kesempurnaan tauhid.
Semoga Allah memuji dan memberi keselamatan untuknya, keluarganya dan seluruh shahabatnya.
Semoga Allah memberikan balasan berupa kebaikan untuk beliau karena jasa beliau untuk kita secara khusus dan untuk Islam secara umum dengan sebaik-baik balasan.
Bertakwalah kepada Allah karena sesungguhnya bertakwa kepada Allah adalah asas kebahagiaan dan jalan menuju keberuntungan di dunia dan di akherat. Sadarilah bahwa Allah telah memberi nikmat yang sangat besar kepada kita dengan menunjuki kita agama ini dan menjadikan kita sebagai bagian dari umat Muhammad -shallallahu alaihi wa sallam-.
Dialah yang telah mengajarkan kebaikan dan menunjuki umat manusia agar meniti jalan Allah yang lurus. Itulah agama yang Allah ridhoi untuk hamba-hamba-Nya. Allah tidak akan menerima agama dari mereka melainkan agama tauhid. Itulah agama Islam, agama yang mengajarkan keimanan, kebaikan, memenuhi janji dan ketulusan.
Agama ini dibangun di atas landasan berupa membersihkan agama dari berbagai penyimpangan dan kesesatan serta sikap menjauh dari jalan yang lurus. Agama ini membersihkan akal manusia dari berbagai khurafat dan mitos-mitos yang tidak benar karena tidak memiliki dalil dan hujjah dari Allah. Agama ini mengajak pemeluknya untuk bangkit menuju kedudukan dan derajat yang tinggi. Marilah kita memuji Allah karena nikmat berupa agama ini dan berdoalah kepada Allah agar Dia meneguhkan kita di atas agama ini hingga datangnya kematian.
Di antara anugerah Allah dengan agama ini yaitu agama yang mengajarkan tauhid dan memurnikan ibadah hanya untuk Allah adalah agama ini mengajari kita untuk hanya menggantungkan hati kepada Allah. Hati tunduk dan menghinakan diri serta berharap hanya kepada Allah semata, bukan yang lainnya.
Di antara bentuk syukur atas hidayah berupa meniti agama yang benar ini adalah adanya antusias yang besar dari masing-masing dari kita untuk menjaga diri agar tetap memegang agama ini, memberikan perhatian dengan baik dan menjauhi sejauh-jauhnya berbagai hal yang menghilangkan agama ini dari diri kita secara total ataupun sekedar mengurangi kesempurnaannya.
Makna tauhid yang merupakan asas agama ini adalah memurnikan seluruh amal untuk Allah semata. Tidak ada doa baik ketika senang maupun ketika susah kecuali kepada Allah. Tidak memohon bantuan, pertolongan, kesembuhan dan kesehatan kecuali kepada Allah. Dialah zat yang mengabulkan doa orang-orang yang berada dalam kondisi terjepit, menghilangkan kesusahan dan kesulitan. Di tangan-Nya kendali segala urusan. Tiada pencipta melainkan diri-Nya. Tiada yang pantas disembah melainkan Dia.
Di antara yang mengurangi kadar kesempurnaan tauhid, bahkan boleh jadi menghilangkannya secara total dan mencabut tauhid sampai ke akar-akarnya adalah bergantungnya hati kepada benang atau bentuk-bentuk jimat yang lain dengan harapan bisa mendatangkan manfaat dan mencegah mara bahaya. Hal ini termasuk kemusyrikan. Termasuk kemusyrikan adalah memakai jimat dengan berbagai bentuknya dengan harapan bisa mewujudkan manfaat ataupun mencegah mara bahaya.
Allah berfirman dalam al Qur’an,
قُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ
كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ ۚ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ ۖ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ
Yang artinya, “Katakanlah, “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan mara bahaya kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan mara bahaya itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah, “Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri” (QS Az Zumar: 38).
Hati itu hanya boleh disandarkan kepada Allah. Memohon kesembuhan, tercegah ataupun hilangnya bala bencana hanya boleh kepada Allah. Dialah yang memberi, yang menahan rizki, meninggikan ataupun menurunkan derajat. Di tangan-Nyalah kendali segala urusan.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan kualitas sanad yang tidak mengapa dari Imron bin Hushain, Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- melarang ada seorang yang di tangannya ada gelang dari tembaga. Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- lantas menanyai orang itu, “Untuk apa ini?” “Untuk mengobati sakit loyo di tangan”, jawab orang tersebut. Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Buanglah”.
Dalam riwayat yang lain, “Lepaslah sesungguhnya benda tersebut hanya akan membuatmu semakin loyo. Andai kau mati dalam kondisi masih memakai benda tersebut maka engkau mati tidak dalam keadaan memeluk agama Muhammad”.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari ‘Uqbah bin ‘Amir, Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-bersabda, “Barang siapa yang memakai jimat maka Allah tidak akan mewujudkan keinginannya. Barang siapa yang memakai jimat untuk penenang hati maka Allah tidak akan menenangkannya”.
Dalam riwayat yang lain, “Barang siapa yang memakai jimat maka dia telah melakukan perbuatan kemusyrikan”.
Dalam sebuah hadits yang sahih, Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Sesungguhnya mantera-mantera, jimat dan pelet atau pengasihan adalah kemusyrikan”.
Renungkanlah hadits-hadits di atas. Hadits yang semakna dengan hadits di atas masih banyak lagi. Hadits-hadits ini adalah di antara bukti bahwa Nabi itu menginginkan kebaikan untuk umatnya. Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menjelaskan hal di atas agar umat Islam tetap menjadi umat yang mulia karena menggantungkan hatinya kepada penciptanya dan bersandar kepada Rabbnya. Hanya mengharapkan kesembuhan dari Allah, tidak dari berbagai bentuk jimat baik yang terbuat dari manik-manik, kerang, tembaga, ataupun besi. Semua benda tersebut adalah ciptaan Allah yang tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, terlebih lagi memberi manfaat ataupun mencegah mara bahaya dari yang lain.
Orang yang memakai berbagai bentuk jimat di atas tidak lepas dari dua kemungkinan:
Pertama, orang yang memakainya berkeyakinan bahwa benda itu sendiri yang mendatangkan manfaat ataupun menghilangkan mara bahaya. Benda itulah yang menyembuhkan atau menghilangkan bala bencana. Keyakinan semacam ini untuk benda-benda ini terhitung syirik besar yang membatalkan keislaman dengan kesepakatan seluruh ulama Islam. Dalil-dalil yang menunjukkan hal tersebut sangat jelas dan sebagiannya telah disebutkan.
Kedua, orang tersebut memakai benda-benda ini dengan keyakinan bahwa yang memberi nikmat ataupun bencana, yang memberi atau tidak memberi adalah Allah. Akan tetapi dia memakai benda-benda tersebut karena dia beranggapan bahwa benda tersebut sekedar sarana dan sebab kesembuhan. Jika demikian maka perbuatan ini tergolong syirik kecil yang menyebabkan hilangnya kesempurnaan tauhid yang hukumnya wajib. Sebagaimana diketahui bersama bahwa benda-benda ini bukanlah sarana kesembuhan baik secara syariat maupun menurut medis.
Oleh karena itu, setiap muslim memiliki kewajiban untuk ekstra hati-hati dan waspada serta benar-benar memperhatikan kemurnian tauhidnya dari segala pengrusak tauhid ataupun yang mengurangi kadar kesempurnaannya ataupun menghilangkan tauhid secara total. Dengan demikian hati tetap bergantung, bersandar dan bertawakal hanya kepada Allah, tidak kepada yang lainnya.
Di antara kebiasaan Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- adalah jika ada orang sakit yang dibawa ke tempat Nabi maka beliau meruqyahnya dengan ucapan, “Ya Allah pemelihara manusia hilangkanlah penyakit. Sembuhkanlah, engkaulah yang memiliki kesembuhan. Tiada kesembuhan melainkan kesembuhan yang berasal dari-Mu dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit sedikitpun”.
Ya Allah fahamkanlah kami dengan agama kami sendiri dan tunjukilah kami jalan yang lurus. Jauhkanlah kami dari kemusyrikan baik yang samar maupun yang nyata, besar ataupun kecil.
Ya Allah kami memohon perlindungan kepada-Mu jangan sampai kami menyekutukan-Mu dalam keadaan kami mengetahuinya dan kami memohon ampunan kepada-Mu untuk dosa yang tidak kami ketahui.
Ya Allah berilah kami taufik untuk melakukan apa yang Kau cintai dan Kau ridhoi.
Ampunilah dosa kami di masa silam maupun yang di masa yang akan datang.
Ampunilah kami, dosa orang tua kami dan dosa seluruh kaum muslimin baik laki-laki maupun perempuan dan seluruh orang yang beriman baik laki-laki maupun perempuan, baik yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khutbah Kedua
Segala puji itu milik Allah. Dialah dzat yang memiliki kebaikan yang sangat besar dan anugrah serta kedermawanan yang sangat luas.
Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tanpa ada sekutu baginya.
Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga Allah menyanjung dan memberi keselamatan untuknya, keluarganya yang merupakan manusia pilihan dan semua sahabatnya yang merupakan manusia-manusia yang bertakwa seiring silih bergantinya malam dan siang.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa termasuk jimat yang merupakan benda-benda yang digantung yang tidak benar karena tidak ada dalil pendukung dari syariat Allah yang dipakai oleh sebagian orang karena berkeyakinan bahwa benda tersebut bisa mendatangkan manfaat atau mencegah mara bahaya, suatu anggapan yang sama sekali tidak berdasar dalil adalah menggantungkan beberapa potongan kain yang berwarna hitam. Hal ini bisa kita saksikan pada sebagian mobil terutama mobil truk. Benda ini digantungkan pada bagian depan atau bagian belakang mobil. Orang yang melakukannya beranggapan bahwa benda tersebut bisa mencegah mara bahaya atau menyelamatkan mobil dari kecelakaan lalu lintas ataupun anggapan dan sangkaan palsu lainnya.
Ini semua timbul karena kebodohan dengan agama dan tidak mengetahui petunjuk al Qur’an dan sunah Nabi-Nya.
Di manakah akal mereka? Benda ini sama sekali tidaklah bisa memberi manfaat untuk mobil ataupun pemiliknya sedikit pun.
Perbuatan ini termasuk bergantung kepada selain Allah. Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Barang siapa yang menggantungkan seseuatu maka dia dipasrahkan kepada benda tersebut”. “Barang siapa yang memakai jimat maka Allah tidak akan mewujudkan keinginannya”. Demikianlah yang terdapat di dalam hadits-hadits yang sahih.
Para pemilik mobil tersebut hendaknya merasa takut kepada Allah dengan mewaspadai berbagai bentuk pelanggaran terhadap aturan agama dan perkara yang berseberangan dengan tauhid.
Para pemilik mobil-mobil tersebut ataupun para pimpinan perusahaan yang memiliki mobil-mobil tersebut berkewajiban untuk melarang para sopir yang awam dan bodoh dengan aturan agama untuk menggantungkan jimat tersebut.
Perbuatan ini tidak bermanfaat selain merusak agama dan menyebabkan cacatnya keyakinan yang benar.
Kita memohon kepada Allah agar Dia menunjuki kita keyakinan yang benar, memberi taufik kepada kita untuk mengikuti sunah Nabi-Nya, menjauhkan kita dari segala hal yang menyelisihi tauhid dan akidah yang lurus,  menjadikan kita orang yang benar-benar bersandar dan bertawakal kepada Allah dan tidak memasrahkan diri kita kecuali kepada-Nya serta tidak memasrahkan diri kita kepada diri kita sendiri meski hanya sekejap mata. Sesungguhnya Dia itu mendengar doa dan tempat menggantungkan harapan yang tepat. Cukuplah Dia bagi kita dan Dia adalah sebaik-baik pelindung.
Hendaknya kalian mengucapkan sholawat dan salam untuk pemimpin para pembawa hidayah dan sebaik-baik dai, Muhammad bin Abdillah sebagaimana yang Allah perintahkan dalam kitab-Nya
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Yang artinya, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (QS. Al Ahzab:56).
Ya Allah, berikanlah salawatmu, keselamatan dan berkah-Mu untuk hamba dan utusan-Mu nabi kami, Muhammad.
Ya Allah berikan ridhoMu untuk empat khulafaur rasyidin yang merupakan para pemimpin yang mendapatkan hidayah yaitu Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali. Demikian pula ya Allah berikanlah ridhoMu untuk semua shahabat dan tabiin serta semua orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari Kiamat nanti. Demikian juga berikanlah ridhoMu untuk kami dengan anugrah, kemurahan dan kebaikanMu, wahai zat yang maha pemurah.
Ya Allah muliakanlah Islam dan kaum muslimin.
Ya Allah muliakanlah Islam dan kaum muslimin.
Ya Allah muliakanlah Islam dan kaum muslimin dan hinakanlah kemusyrikan dan para pelakunya, hancurkanlah para musuh agama dan lindungilah daerah kaum muslimin wahai pemilik semesta alam.
Ya Allah, berikanlah rasa aman untuk kami di negeri kami sendiri dan perbaikilah para penguasa dan pemimpin kami.
Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami adalah orang yang merasa takut dan bertakwa kepada-Mu serta mengikuti ridho-Mu wahai pemilik alam semesta.
Ya Allah, berilah taufik kepada penguasa kami untuk melakukan apa yang Kau cintai dan Kau ridhoi, bantulah mereka untuk melakukan kebaikan dan ketakwaan, bimbinglah perkataan dan tindak tanduk mereka, berilah mereka kesehatan badan dan afiat.
Ya Allah berikan taufik-Mu kepada semua penguasa kaum muslimin agar mengamalkan kitab-Mu dan mengikuti sunah Nabi-Mu, Muhammad – shallallahu ‘alaihi wa sallam-  dan jadikanlah mereka wujud kasih sayang-Mu untuk hamba-hamba-Mu yang beriman.
Ya Allah, berikanlah kepada jiwa kami ketakwaan. Sucikanlah jiwa kami. Engkau adalah sebaik-baik yang mensucikan jiwa karena Engkau adalah zat yang mengatur jiwa manusia.
Ya Allah, perbaikilah agama kami yang merupakan pegangan hidup kami. Perbaikilah dunia kami karena di sanalah kami hidup. Perbaikilah akherat kami karena ke sanalah kami akan kembali. Jadikanlah hidup kami di dunia ini sebagai tambahan kebaikan untuk kami dan jadikanlah kematian sebagai sarana istirahat kami dari berbagai keburukan.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu segala kebaikan yang perbendaharaannya ada di tangan-Mu dan ya Allah, kami memohon perlindungan dari segala keburukan yang perbendaharaannya ada di tangan-Mu serta jadikanlah semua takdir yang Kau tetapkan untuk kami adalah kebaikan.
Ya Allah perbaikilah hubungan di antara kami, satukanlah hati kami dan tunjukilah kami jalan-jalan menuju keselamatan, keluarkanlah kami dari kegelapan menuju cahaya.
Berkahilah pendengaran kami, penglihatan kami, istri-istri kami, harta kami, anak keturunan kami dan jadikanlah kami orang-orang yang diberkahi dimana saja kami berada.
Ya Allah, ampunilah apa yang telah kami lakukan dan apa yang belum kami lakukan, apa yang kami lakukan dengan sembunyi-sembunyi maupun yang kami lakukan dengan terang-terangan, sikap berlebih-lebihan yang kami lakukan dan dosa yang Engkau lebih tahu dari pada kami. Engkaulah yang memajukan dan Engkaulah yang mengundurkan. Tiada sesembahan yang pantas disembah melainkan diri-Mu.
Wahai tuhan kami, sesungguhnya kami telah menganiaya diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni dan menyayangi kami tentu kami termasuk orang yang merugi.
Wahai tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, kebaikan di akherat dan jagalah kami dari api neraka.
Wahai hamba-hamba Allah ingatlah Allah niscaya Allah akan mengingat kalian. Bersyukurlah atas nikmat-nikmat-Nya niscaya Dia akan memberi tambahan nikmat. Mengingat Allah itulah yang lebih besar dan Allah itu mengetahui apa yang kalian lakukan.
Khutbah Jumat Syaikh ‘Abdur Rozaq bin Abdul Muhsin Al Abad Al Badr pada tanggal 7 Jumadil Ula 1425 H
Penerjemah: Ustadz Aris Munandar

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.