Mengapa wanita memerlukan lelaki di dalam hidupnya? Untuk beberapa waktu dahulu, ia begitu memukul-mukul kepala. Ya, apa perlu seorang wanita yang bebas mempertaruhkan sebagian besar hidupnya kepada tangan seorang lelaki?
Bukankah lebih hebat jalan diujung minggu bersama kawan rapat, berkelip-kelipan mata kepada lelaki handsome yang saling tidak putus dan tidak lekang senyum tanda salam perkenalan.
Ada seorang rakan kerja, sederhana cantik, tidak terlalu kurus tidak terlalu gemuk, tidak terlalu buruk, tidak terlalu jelita, manisnya ada, santunnya memikat orang tua, beragama juga karena selalu saja diceritakan dia terendap-endap membawa sajadah masuk ke bilik mushola untuk sholat, dan dia senantiasa coba gembira dengan kehidupannya yang solo.
Tetapi saya fikir, saya faham apa yang berputar-putar dalam kepalanya. Dia tidak dapatberdusta betapa kebahagiaan cinta kawan- kawan membuatnya cemburu, dan membuatnya selalu terfikir-fikir: Apalah perasaan gadis yang dipuja dan dicintai hebat oleh seorang lelaki.
Cinta tidak datang dipaksa-paksa. Cinta tidak juga datang kala diri maukannya. Jika diri maukan ia menjadi air, ia datang seperti api. Tetapi, jika diri bersabar dan menerima ketentuan Allah, seorang lelaki yang baik akan didatangkan juga. Lelaki yang baik itu tidak turun dari langit.
Lelaki yang baik itu juga tidak semestinya datang dengan kepala bersorban, janggut lebatatau harta melimpah ruah. Tetapi lelaki yang baik, jika Allah maukan dia menemani sepanjang hayat, membimbing kelakuan, menjaga kemurnian kalbu bersama- sama, mendidik, membuka jalan agar diri dapat memperdalam seluk-beluk agama yang barangkali selama ini hanya menjadi pakaian dan lencana, dan memberikan dzuriat yang halal lagi dirahmatiNya.
Dia akan datang apabila tiba masanya. Lambat atau cepat, Allah yang lebih mengetahui. Kedatangan seorang lelaki dalam kehidupan seorang wanita untuk menyempurnakan. Namun,
tidak kira semesra mana sekalipun percintaan, selain perkara yang cantik-cantik dan molek-molek, sebagai wanita, harus bersedia menerima kekurangan kekurangannya. Apabila diri mempersilahkan seorang lelaki duduk di samping untuk sepanjang hayat, berarti juga mempersilahkan sekian masalahnya berbaring bersama.
Ya, lelaki memang mendatangkan bahagia. Tetapi lelaki juga mendatangkan sengsara. Namun jika diri bijak menantangnya, semuanya bisa baik-baik saja. Itulah lumrah dalam perhubungan. Yang buruk-buruk pasti ada.
Barangkali dari si dia, barangkali juga dari diri kita, tetapi perlu cermat mengimbangkannya agar jodoh berkekalan ke hari tua. Bagi yang terjerumus dalam dosa berpacaran dengan lelaki permata jiwa tetapi menerima tantangan keluarga dua pihak, jika difikir tidak mungkin mampu hidup bahagia tanpa restu ibu bapak, maka ada baiknya menyerah kalah saja.
Barangkali sudah sampai masanya mencari saja lelaki lain untuk dibawa pulang menemui ibu bapak. Bercakap soal kawin, beberapa kenalan rapat yang dewasa bersama-sama. Bagi yang tergelincir dalam pacaran, kini sudah disunting, dan bakal menjadi isteri kepada lelaki yang mereka cintai. Semoga mereka tak tersalah pilih. Dan semoga lelaki yang dipilih, melaksanakan tanggungjawab dan melunaskan hak suami isteri.
Karena benih seorang lelaki, wanita dikurnia tenaga sehingga mampu menyibak jalan keluar dari rahim ibu untuk melihat dunia. Karena benih seorang lelaki, wanita ditiupkan jiwa, menjadi manusia, dan mencari seorang lelaki untuk dicintai, sebagaimana ibu diilhamkan Allah untuk berkasih sayang dengan bapak. Dan karena Allah yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta, wanita diciptakan dari lengkungan rusuk kiri lelaki, tidak terlalu gagah sehingga mengenyampingkan kodrat lelaki, tidak juga terlalu lemah sehingga jatuh menyembah kaki.
Tetapi karena ciptaan Allah itu indah, wanita terbit dari rusuk lelaki, bukan dekat kepala untuk dijunjungi, bukan dekat bahu untuk membebani, bukan dekat lengan untuk dijulangi, bukan dekat
jari untuk disakiti, bukan dekat pinggul untuk dihenyaki, bukan dekat lutut untuk ditindihi, bukan dekat kaki untuk ditunggangi, tetapi dekat lubuk hati untuk dimulia, disayangi dan dicintai.
Andai lelaki itu burung yang terbang, wanita adalah angin lembut yang bersisir-sisiran sepanjang perjalanannya. Tetapi karena fitrah kejadian Allah wanita itu kebergantungan hidupnya harus saja diserahkan kepada seorang lelaki yang bisa melindungi, maka tidak selamanyamau menjadi angin semata-mata.
Wanita mau menjadi bunga, menghias sayapnya. Mau terus bersama-sama, terbang dari rendah perkebunan bunga sehingga ke sayup langit terbuka, sehingga jalannya yang paling ujung, sehingga tua, rapuh dan mati. Tetapi bahagia dalam dekapannya, semoga semua diketemukan dengan jodoh yang baik. Insya Allah.
***
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu.” (QS. An Nisaa’: 1)
0 komentar:
Posting Komentar