Setelah Allah menyebutkan tiga golongan manusia di hari kiamat, yaitu Al-Muqarrabun, Ashhabul Yamin dan Ashhabusy Syimal dalam surat Al-Waqi’ah, Allah berfirman menyebutkan nikmat-nikmat yang Dia berikan kepada hamba-hamba-Nya dengan kalimat bertanya, pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban tapi perlu direnungkan. Di antara ayat itu adalah, “Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum ?” (Al-Waqi’ah : 68).
Ya....pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum ? pertanyaan yang sangat sederhana. Bahkan sebagian orang akan menganggap pertanyaan tersebut konyol, irasional dan main-main . Namun, disadari atau tidak kita pasti tersentak dan terbelalak dengan pertanyaan tersebut. Pertanyaan tentang sesuatu yang setiap harinya membersamai kita yaitu air.
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.
Bahkan, tubuh kita mayoritas berisi air. Karena, kandungan air dalam tubuh manusia berkisar sekitar 60 persen dari berat badan. Keberadaan jumlah air ini harus dipertahankan guna mendapatkan metabolisme tubuh yang stabil. Ketika tubuh kita kekurangan atau kelebihan air, maka secara otomatis tubuh akan memberitahukan kita. Jika kekurangan, kita akan merasa haus dan jika kelebihan maka perasaan ingin buang air kecil datang menyerang.
Singkatnya, air adalah kehidupan. Tanpa air, kehidupan tidak akan pernah ada. Bumi akan kering kerontang bila tidak ada air hujan. Begitu juga dengan penghuninya. Semua akan musnah binasa karena tercekik kehausan yang menyengat lantaran kekurangan air. Itulah air. Itulah keajaiban air.
Lantas, ada satu pertanyaan, ” “Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum ?” (Al-Waqi’ah : 68). Sekali lagi, pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum ?
Suatu ketika, tatkala putra Umar bin Khattab, Abdullah bin Umar sedang makan malam. Beliau tidak kuasa melanjutkan tatkala melihat air minum yang berada di hadapannya. Ada kekhawatiran dari raut wajahnya. Ada kesedihan yang menyelimuti hatinya. Ada perasaan gelisah yang menggelayuti jiwanya. Beliau tiba-tiba menangis dan tidak kuasa menahan dirinya sehingga beliau menitikkan air mata. Menetes diatas pipinya. Shahabat yang menemaninya keheranan dan bertanya, ”Wahai Abdullah ibnu Khattab, apa yang menyebabkan anda menangis ?” ”Air ini.” jawab beliau.
”Aku teringat” beliau melanjutkan, ”Aku teringat bahwa kelak di hari kiamat, yang diminta oleh penduduk neraka adalah air. Aku teringat dengan pesan yang Allah abadikan dalam firman-Nya,
Dan para penghuni neraka menyeru para penghuni jannah, “Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu.” Mereka menjawab, “Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir.” (Al-A’raf : 50).
“Sungguh saya takut kalau di hari kiamat kelak tidak bisa meminum air lagi.” kata Ibnu Umar Radhiyallahu ’Anhuma. Subhanallah…..betapa jernih hatimu wahai ibnu Umar.
“Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum ?” (Al-Waqi’ah : 68). Sekali lagi, pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum ? Su'alun Istifhamiyyah, Satu pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban tapi wajib untuk difahami dan direnungi.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba Mu yang bersyukur dengan menjalankan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.....Ya Allah, bantulah hamba-hamba Mu yang lemah ini untuk senantiasa ingat kepada Mu. Amien...
[Ibnu Abdul Bari El-'Afifi]
0 komentar:
Posting Komentar