Gurauannya Disukai Nabi SAW

Terik matahari memanggang kota Mekah. Masjidil Haram tengah disesaki jemaah haji. Hari itu Jumat. Seorang khatib berdi­ri di atas mimbar Ia membacakan se­buah khutbah yang teramat panjang. Lama sekali sang khatib berkhut­bah. Jamaah tersiksa oleh sengatan siang. Maklum, saat itu bertepatan musim panas. Keringat becucuran deras. Usai khutbah, sang khatib mengimami salat. Anehnya, salat ini dilakukan dengan sangat cepat. Surat yang ia pakai pun yang pendek-pendek.
Setelah salam, seorang jamaah menghampiri khatib. Namanya Habib Ahmad bin Muhammad al-Muhdor. Tangannya menggenggam sebatang tongkat. Lalu tanpa diduga, sang habib menggebuk khatib denga tongkat sembari berkata-kata lantang, "Kamu telah membolak-balik sunnah Rasulullah SAW. Mestinya kamu meringkas khotbah dan sedikit memanjangkan salat." Khatib itu ber­teriak kesakitan. "Hai orang-orang, aku dipukuli seorang Hadrami...! Habib Ahmad menimpali, "Aku bukan Hadrami,” ia lalu bersenandung,
Kami mengenal Batha'(sebuah daerah di Mekah) dan ia mengenal kami
Bukit Shafa dan Baitullah (Ka’bah) mencintai kami

Kota Mekah geger. Sang Amir, Muhammad bin Awan geram. Diperintahkannya polisi untuk menangkap Habib Ahmad dan menghu­kumnya di depan khalayak. Keresahan melanda warga Hadrami. Mereka mengkhawatirkan nasib habib tercinta itu. "Tak usah khawatir! Ibundaku, Khadijah binti Khuwailid, selalu ber­samaku," ujar Habib Ahmad mene­nangkan. "Aku akan berlindung di tempatnya." lanjutnya.
Saat itu juga ia bergegas ke kubah Sayidah Khadijah ra, istri mulia Baginda Nabi SAW. Sepasukan polisi mengejar di belakangnya. Sesampai di depan kubah, peristiwa ajaib terjadi, pintu kubah... terbuka dengan sendirinya. Habib Ahmad masuk, dan pintu itu tertutup kembali. Para polisi berusaha membuka, namun tak kuasa.

.
Mereka menemui juru kunci ku­bah dan meminta kunci. Namun ia enggan menyerahkan. "Takkan ku­berikan kunci ini kepada siapa pun." Akhirnya dengan luapan amarah, mereka mengambil secara paksa. Berbekal kunci itu, mereka berhasil membuka pintu kubah. Tapi ajaib, Habib Ahmad tak kelihatan batang hidungnya. Mereka mencari-cari, na­mun hasilnya nihil, ia seperti raib di perut bumi.
Para abdi praja itu akhirnya me­nyerah. Mereka melapor pada Muh. B. Awan perihal kejadian luar biasa itu. Ia merasa takjub. la ke­mudian menanyai warga Hadrami mengenai siapa sebenarnya Habib Ahmad. Ketakjubannya kian mem­bumbung kala mengetahui kesejatian sosok habib yang alim itu.
Penguasa Mekah itu kemudian mengadakan jamuan istimewa untuk Habib Ahmad sebagai tanda maaf. Sang Habib menyambut hangat. Di tengah jamuan itu, Muh. B. Awan membujuk Habib Ahmad agar bersedia menetap di Mekah. Habib Ahmad tidak langsung menjawab ya ataupun tidak. "Aku tanyakan dulu kepada ibundaku, Khadijah AI-Ku­bra." katanya. Beberapa hari kemudi­an, ia mendatangi Syarif dan membe­ri kabar, "Maaf Amir, Ibunda Khadi­jah menghendaki aku untuk kembali ke Quwereh." Peristiwa itu terjadi pa­da musim haji tahun 1250 Hijriyah.

HAFAL QUR’AN
Habib Ahmad bin Muhammad bin Alwi al-Muhdor lahir di kota Ra­syid, lembah Dau'an,Hadramaut(Yaman)tahun 1217 Hijriyah. Saat masih kanak­-kanak, ia diboyong ayahnya ke Hara­main. Di sana ia berhasil menghafal Alquranul Karim dalam usia tujuh ta­hun dengan bacaan yang bagus. Ia kemudian menekuni berbagai bidang pengetahuan. Diantara guru-gurunya di Mekah adalah: Syekh Umar bin Abdurrasul al-Attar, Syekh Muham­mad Sholeh ar-Rais, Syekh Ahmad as-Showi al-Mishri dan Syekh Abdur­Rahman al-Kazbaniy.
Setelah bekal ilmunya lumayan mumpuni, ia mulai sering diajak mondar-mandir antara Mekah dan Hadramaut oleh ayahnya. Ketika singgah di Hadramaut, ia menyempatkan diri menimba ilmu kepi ulama-ulama besar di sana, seperti Habib Hasan bin Sholeh al-Bahr, Habib Abu Bakar bin Abdullah al-Attas, Habib Abmad bin Umar bin Sumaith, Habib Abdullah bin Idrus al-Barr dan Syekh Abdullah bin Ahmad Basaudan.
Menginjak usia dewasa, ia memutuskan kembali ke kota Rasyid. Ia menempati rumah salah satu pam dari pihak ibunya yang merupakan keluarga besar marga Bazar'ah. la kemudian menikah dengan seorang wanita salehah dari keluarga al-Habsyi. Dari pernikahan ini ia dikaruniai putra dan putri bernama Umar, Hamid, Hadun, Khadijah, dan lainnya.
Selanjutnya, setelah memiliki uang cukup, ia membeli sebuah rumah daerah Quwereh. Di kota itu ia menikah lagi dengan wanita dari keluarga Syekh Abu Bakar bin Salim setelah istri pertamanya meninggal dunia. Pernikahan kedua ini membuahkan beberapa putra dan putri diantaranya: Muhammad, Musthafa dan Sholeh.
Dari kota inilah, nama Habib Ahmad bin Muhammad al-Muhdor terus menjulang. Cahaya ilmu dan akhlaknya menerangi negeri Hadramaut, bahkan seluruh persada bumi. la dicintai kaum muslimin. Kalam-kalamnya mudah diterima lubuk hati. Dan tersingkaplah nubuat yang pernah ditorehkan Syekh Umar Ba­makhramah.
Ya, beratus tahun sebelumnya, Syekh Umar menulis untaian syair yang mengilustrasikan sosok Habib Ahmad alMuhdor. Dilukiskannya perangai Habib Ahmad beserta tempat-tempat yang pernah ia singgahi. Habib Hasan bin Sholeh al-Bahr, salah satu guru Habib Ahmad, ketika membaca syair itu, ia berseru kepada orang-orang sekitarnya, "Katakan kepada Ahmad al-Muhdor bahwa Syekh Bamakhramah mengajaknya bicara."
Selain berilmu tinggi, Habib Ahmad dikenal keras dalam mujahadah. Jauh hari ia telah menyiapkan liang kuburnya sendiri yang ditempatkan di sebelah masjidnya. la meluangkan waktu berbaring di liang itu setiap hari sembari membaca Alquran. Tercatat tujuh ribu kali khataman ia selesaikan di dalam kubur itu sebelum akhirnya meninggal dunia. Namun ia juga pribadi yang unik. Di balik kekhu­syuannya itu ia selalu menampakkan diri sebagai sosok yang jenaka. la suka bergurau. Gurauannya bahkan kadang keterlaluan. Pernah ia menyesal dan berniat takkan bergurau lagi. Akan tetapi ia langsung ditegur Rasulullah SAW dalam mimpi agar me­neruskan kebiasaannya bergurau.
Hati Habib Ahmad memiliki per­tautan yang erat dengan Ummul Mukminin, Khadijah al-Kubra. la menulis kumpulan syair yang memu­ji ibunda Az-Zahra itu. Hikayat di atas adalah salah satu bukti. Dan akhirnya ia menyusul ibundanya itu pada tahun 1304 H, dalam usia 87 ta­hun. la meninggalkan beberapa putra yang shaleh. Salah satunya adalah Habib Muhammad al-Muhdor, Bon­dowoso, seorang ulama yang pernah meramaikan belantika dakwah di Nu­santara ini. la juga meninggalkan beberapa murid yang hebat. Dian­taranya: Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, Habib Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur dan Habib Idrus bin Umar al-Habsyi.

Sumber : pustaka muhibbin

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.