Tukang kayu yang kugaji untuk memperbaiki rumah pertanian baru saja menyelesaikan hari pertamanya yang melelahkan. Ban mobilnya yang bocor membuatnya kehilangan 1 jam kerja, gergaji listriknya macet, dan sekarang mobil tuanya mogok, tidak bisa dijalankan.
Aku lalu mengantarkannya pulang dengan mobilku. Ia duduk mematung membisu,. Sesampainya di halaman rumahnya, ia mengajakku masuk untuk bertemu dengan keluarganya, ia berjalan menuju pintu depan rumahnya, tapi kemudian berhenti sejenak di dekat pohon kecil, lalu menyentuh ujung cabang-cabang pohon itu dengan kedua tangannya.
Setelah itu ia mengalami perubahan yang menakjubkan. Ketika membuka pintu rumah, mukanya yang kecoklatan karena terik matahari sekarang dihiasi senyum. Ia memeluk kedua anaknya yang masih kecil lalu mencium istrinya.
( Ketika aku hendak pulang ) ia mengantarkanku ke mobilku. Kami melewati lagi pohon kecil itu. Aku merasa sangat penasaran lalu bertanya tentang apa yang tadi ia lakukan.
“Oh, ini adalah pohon permasalahanku.” Jawabnya. “Dalam bekerja, aku tidak bisa menghindar dari berbagai permasalahan. Namun, aku berkeyakinan, bahwa persoalanku tidak boleh menjadi persoalan istri dan anak-anakku. Karenanya, setiap kali pulang kerja, aku gantungkan semua persoalanku di pohon ini, dan mengambilnya lagi esok hari. Anehnya,” katanya sambil tersenyum,” setiap kali kuambil lagi, permasalahan itu tampak jauh lebih mudah diatasi dibandingkan ketika kugantungkan di malam hari.” ( Author Unknown ).
Selasa, 05 April 2011
0 komentar:
Posting Komentar