SEORANG akhwat, sebut saja Aisyah. Ia mahasiswi semester akhir di perguruan tinggi negeri di Jawa Timur. Mengetahui godaan menjaga iman begitu besar, terbersit keinginan untuk segera menikah. Ia yakin, hanya dengan menyempurnakan agama, kesucian diri; baik hati maupun fisik bisa dijaga. Niat itu pun didukung penuh orang tuanya.
Gayung pun bersambut. Tak lama kemudian, ada dua ikhwan yang serius akan menikahinya. Keduanya termasuk orang baik dan shaleh. Rajin ibadah dan aktifis kampus. Tak hanya itu, secara fisik juga sama. Ganteng. Cuma, perbedaanya dalam hal ekonomi. Yang satu terbilang mampu, sedang yang satunya sangat sederhana. Bahkan, untuk biaya kuliah, dia mencari sendiri.
Sebagai manusia, perasaan bingung dan bimbang pasti ada. Aisyah pun tak ingin gegabah dalam mengambil keputusan. Lalu, malam harinya Aisyah shalat istikharah dua rakaat, meminta pada Allah agar ditunjukkan yang terbaik dari salah satu pemuda shaleh itu. Sekali ia shalat, tapi belum juga ada tanda-tanda.
Malam berikutnya, sebelum tidur, Aisyah shalat lagi. Namun, belum juga ada jawaban. Hingga di hari ke tujuh, Aisyah tiba-tiba bermimpi. Ketika itu, dalam mimpinya, Aisyah sedang berjalan kaki di tikungan jalan tak jauh dari kampusnya. Tiba-tiba, Aisyah melihat seorang ikhwan mengendendarai sepeda onthel menghampirinya dan memboncengnya.
Ikhwan dalam mimpi itu tak lain adalah si pemuda sederhana. Lalu, bagaimana jawaban Aisyah? "Inilah jodohku, Allah telah tunjukkan lewat mimpi" ujarnya mantap.
Kini, Aisyah dan suaminya telah dikaruniai seorang putri yang cantik dan. Mereka hidup bahagia dalam biduk rumah tangga layaknya surga di kota gajah, Lampung Sumatera Selatan. Kabarnya, sekarang Aisyah sedang hamil anak kedua. Dan, sang suami dalam proses menyelesaikan program master di perguruan tinggi negeri di sana.
Jadi Solusi
Manusia sering dihadapkan pada berbagai pilihan. Entah dalam bidang apa saja. Bisa karir, sekolah, perguruan tinggi, bahkan jodoh. Nah, masalah jodoh biasanya hal yang paling banyak bikin orang bingung. Pasalnya, memang tidak gampang memilih jodoh. Jodoh adalah pasangan seumur hidup, bahkan sampai akhirat. Salah-salah memilih jodoh, sama halnya cari petaka hidup.
Setidaknya hal itu sudah banyak contohnya. Baru seumur jagung pernikahan, biduk rumah tangga sudah retak. Bahkan pecah. Nauzubillah. Sesuai kata bijak, kalau bisa, menikah hanya sekali dalam seumur hidup. Namun, yang bikin bingung, jika ada lebih dari satu pilihan. Apalagi, semuanya baik. Siapapun bakal masygul. Setidaknya, seperti yang dialami Aisyah dalam kisah di atas. Untungnya, Aisyah lekas shalat istikharah. Aisyah tidak mau terjebak dalam keputusan pragmatis duniawi semata.
Namun perlu diingat. Apa yang diistikharahkan harus realistis dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Akal pikiran dapat menjangkau dan mengukurnya. Jadi tidak terkesan irasional. Jodoh misalnya, harus orang yang baik-baik dan betul-betul serius untuk dijadikan pendamping hidup, bukan untuk dipacari. Jangan sampai karena bingung memilih pacar, lalu shalat istikharah tujuh hari tujuh malam. Bukan itu yang disebut istikharah. Sebab yang terkahir ini jelas bertentangan dengan syariat.
Shalat istikharah sangat bermanfaat untuk menghilangkan rasa waswas. Paling tidak untuk menghindari rasa penyesalan di kemudian hari karena salah dalam memilih. Dan, orang yang mendapat jodoh dari shalat istikharah dijamin tidak menyesal.
Sumber:
Hidayatullah
0 komentar:
Posting Komentar