Diintisarikan oleh Jokotry Abdul Haqq (Sawi-Semarang)
Assalamu'alaykum wr wb.
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allahumma sholli ‘alaa sayyidina Muhammadin Wa alihi wa shohbihi wa sallim
Apa yang kita rasakan disaat mendengar pembacaan Maulid Nabi Muhammad SAW???
Bahwa Besok kelak di hari kiamat, kita insya Allah dimana pada hari itu manusia berdesak-desakan untuk meminta syafaat Nabi Muhammad, seperti halnya sekarang ini, kita mendengarkan qosidah-qosidah, mendengarkan lantunan puja pujian kepada Nabi besar Sayyidina Muhammad SAW, dimana kita semua sekarang ini berkumpul, berdesak-desakkan untuk mendengarkan dan untuk menghayati keagungan kepribadian Nabi Muhammad seperti yang tertuang pada kitab Maulid Nabi maupun yang tertuang di qosidah-qosidah, maka kelak dihari kiamat kita juga akan berdesak-desakan untuk memandang wajah nan elok Nabi Muhammad, dan kita dapat bersalaman dengan tangan Nabi Muhammad SAW.
Inilah kenikmatan yang sangat besar. Dimana Allah berfirman yang artinya : Dimana istighfar kita sekarang ini berada dihadapan sayyidina Muhammad meminta pengampunan kepada Allah, harus kita haturkan tawasul kepada Allah, melalui Nabi Muhammad, sehingga Allah akan mengirimkan kepada orang-orang yang beristighfar tersebut beribu-ribu Malaikat, dimana setiap malaikatnya, satu Malaikatnya memintakan ampun kepada Allah sampai hari kiamat.
Ayyuhal Mu’minuun, Ayyuhal Muslimuun, Ya Aqribair Rosuulillah Shollallahu ‘alaihi was salaam.....
Dikatakan oleh seorang ulama sufi besar bahwa Ilmu itu ada dua yaitu : (1) Ilmu Aurad = ilmu yang tertulis diatas kertas, (2) Ilmu Azwaq (mhn maaf kalau ada penulisan yang kurang tepat) = Ilmu yang bersandar didalam jiwa seseorang, bersandar didalam bathin seseirang, bersandar di cita rasa seseorang, sehingga orang tersebut bisa merasakan ilmu yang di miliki. Jadilah ulama yang memiliki ilmu azwaq, yang memiliki cita rasa yang tinggi, yang betul-betul mengikuti jejak Rosulullah. Janganlah memiliki ilmu yang hanya tertulis di atas kertas. Ketika kita membaca Al quran, sebaiknya kita telaah makna yang terkandung pada ayat-ayat, kalimat-kalimat, bahkan huruf-huruf al Qur’an, karena semua terkandung makna-makna yang agung.
Sayyidina Ali berkata punggungku ini telah hancur, telah menjadi pegal sekali tatkala melihat 2 (dua) orang : (1) Orang yang Alim, namun berdiam diri, membanggakan dirinya kepada Allah, dan membiarkan orang lain tidak mengerti syareat nabi Muhammad. (2) Orang yang jahil, orang yang bodoh yang tidak menginginkan ilmu, tidak ada hasrat untuk mengetahui ilmu agama, ilmu syareatnya kanjeng Nabi Muhammad. Wahai orang-orang yang beriman, jadilah orang yang tawadhu’, wajib bagi kita untuk menjadi rendah diri, menjadi tawadhu’. Inilah akhlak Rosulullah yang agung. Jangan kita meniru Iblis, meniru musuh-musuh Allah, yang sombong dan membanggakan dirinya.
Saudara-saudaraku yang dimuliakan oleh Allah,........
Disini, saya berdiri bukan sebagai pencermah, bukan sebagai seorang pentauziah, saya mengakui diri saya lebih kecil dari kalian, saya tidak memiliki ilmu yang lebih banyak dari kalian, saya berdiri disini untuk mendapatkan ridho Allah. Oleh karenanya saya terinspirasi, terketuk dengan bunyi Al Quran bahwa diatasnya orang yang berilmu, masih ada yang lebih berilmu, diatas orang yang mengetahui, masih ada yang lebih mengetahui, maka saya tidak mengklaim sebagai ulama, sebagai orang yang lebih tahu, saya adalah tholabul ilmu, mencari ilmu seperti kalian. Ketahuilah ketika kita membaca Al Qur’an ada Ya Siin...Innaka laminal mursaliin. Ya Muhammad, Innaka laminal mursaliin, wa innaka shohibul Qur’an. Bahwa nabi Muhammad inilah yang membawa Al quran yang mengajarkan al quran. Disejjajarkan oleh Allah, bahwa posisi al Quran sama dengan nabi muhammad, artinya Nabi muhammad berakhlak Quran, Al Quran ada di dada Nabi Muhammad, dan Beliau SAW dididik langsung oleh allah. Yasin adalah jantungnya al aquran, al fatehah adalah jantungnya yasin, fatehah ini mencakup semuanya yang ada di al Quran.
Law anzalnaa hadzal qur-aana ‘alaa jabalin laro-aytahu khosyi’aan mutashoddi’an min khosyiyatillaah...Sekiranya Kami turunkan Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah...Dan andai Qur’an ini diturunkan di alam semesta, niscaya semesta inipun akan hancur bagai debu...tapi ketahuilah bahwa Al quran AKU turunkan Al Quran di DADA kanjeng Nabi, ini menunjukkan betapa DADA kanjeng NABI lebih AGUNG&KOKOH...
Ketahuilah bahwa Nabi Muhammad bersabda bahwa aku adalah portalnya ilmu, gudangnya ilmu, dan Sayyidina Ali adalah pintunya ilmu menuju gudangnya ilmu tersebut. Bahwa sesungguhnya ayat-ayat suci al Quran yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui Jibril banyak menjelaskan kebesaran-kebesaran para sahabat, seperti sayyidina Ali. Ali pernah berkata bahwa “Dengan ilmu orang yang rendah dan tidak pernah dipedulikan masyarakat, maka ia akan menjadi orang mulia, orang yang dihormati, dikarenakan mereka telah tahu adab, dan agama yang suci ini yang dibawa kanjeng nabi.
Apa gunanya pangkat, apa gunanya sanjungan, menjadi bangsawan, kalau mereka adalah orang-orang yang bodoh, yaitu orang-orang yang tidak mengetahui apa agama itu sebenarnya, bagaimana kesucian agama ini sebenarnya. Sayyidina Ali berkata bahwa “Ilmu itu lebih mulia dari pada harta.” Seperti dikatakan dalam firman Allah : “Innaamaa amwaalukum wa awladukum fithnah”...Sesungguhnya harta dan anak-anak itu adalah fitnah. Fitnah itu adalah ujian. Ilmu yang akan menjaga diri kita dari perbuatan yang bathil, maksiat, yang dibenci Allah. Ilmu adalah hakim, ilmu adalah raja, bukan harta. Harta bukan menjadi hakim kita. Kita yang mempertuan Harta kita, bukan harta yang mempertuan kita.
Kelak akan datang seseorang yang besar badannya, dan agung perawakannya, yaitu dia akan dihadapkan ke Allah, dimana dia dulu didunia, menyombongkan dirinya, membaggakan dirinya. Ketahuilah bahwa orang seperti itu tidak ada artinya dihadapan Allah, bahkan tidak lebih utama dari sayap seeokor nyamuk.
Hadits shohih menyebutkan bahwa : Apabila Allah menghendaki hambanya menjadi hamba yg baik, menjadi penghuni surga, maka Allah akan menjadikan hati/qolbu hamba tersebut hati/qolbu yang apabila diberi nasehat selalu dirinya diberi hidayah. Selalu berkata nasehat itu selalu bermanfaat bagi dirinya, sehingga dirinya selalu mendapat ilham, mendapt ilmu, diangkat derajatnya karena Allah memberikan ilmu kepadanya.
Nasehat yang mulia bagi kita semua, nasehat yang bagus sekali, pernah diriwayatkan seorang laki-laki didatangkan kehadapan Sayyidina Umar. Ketika laki-laki itu ditanya oleh Sayyidina Umar: “Wahai laki-laki, wahai hamba Allah, bagaimana keadaan pagi ini, apakah engkau sehat atau kurang sehat ? Seorang laki-laki tersebut menjawab : Wahai Amirul Mu’miniin Umar bin Khotthob bahwa :
===Aku di pagi ini mencintai FITNAH, dimana semua orang membenci FITNAH
===Aku membenarkan Yahudi dan Nashara
===Aku membenci kepada kebenaran.
Maka perawakan Umar yang tidak dapat disembunyikan, ketika mendengar perbuatan atau perkataan yang menurutnya tidak benar, maka dia akan selalu menghunuskan pedang,. Kemudian Sayyidina Ali berkata kepada Umar, sabarlah dan masukkan pedangmu pada sarungnya. Sayyidina Ali keumudian mengatakan Wahai Umar yang dikatakan laki-laki ini adalah benar. Bahwa dirinya telah mencintai FITNAH, itu adalah BENAR. Bawha dia membenarkan Yahudi dan Nasahra , itu Benar perkataanya. Bahwa ia membennci kebenaran..itu juga BENAR. Camkan wahai Umar...ini jawaban seorang yang punya ilmu, seorang yang paham ilmu, seorang yang mengerti ilmu, seorang yang memiiki ilmu yang benar-benar berasal dari Nabi Muhammad, seorang yang punya ilmu haqq.
==Mencintai FITNAH – Allah berfirman : Innamaa amwaalukum wa awladukum fithnah, bahwa harta dan anak adalah fitnah-ujian. Kita semua adalah orang orang yang mencintai harta dan anak-anak. Itu adalah fitnah, itu adalah ujian.
==Adakah diantara kalian membenarkan Yahudi dan Nashara?
Wahai Umar sesungguhnya yang dikatakan laki-laki itu benar. Allah memfirmankan : “orang Yahudi berkata bahwa apa-apa yang diajarkan Nashara itu tidak benar, begitu juga apa yang diajarkan Yahudi , menurut Nashara adalah tidak benar. Jadi yang dikatakan Yahudi dan Nashara adalah sama-sama benar.
==Membenci Kebenaran...apakah ada diantara kita semua yang membenci kebenaran? (MSH meminta Jawaban kita terhadap pertanyaan itu). Kita semua hamba Allah yang membenci “Kebenaran” yang haqq. Kebenaran disini adalah KEMATIAN. Kita semua benci Kematian, meskipun Kematian itu pasti datang.
Akhirnya Sayyidina Umar menyerah dan berkata “aku berlindung kepada Allah, semoga aku dijauhkan dari kesesatan orang –orang yang tidak berilmu...
Senin, 24 Mei 2010
0 komentar:
Posting Komentar