“Katakanlah: “Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA”. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (Qs.At Taubah[9]:24)
Hanya Kepada Allah sajalah segala cinta kita berikan. Dan tidak boleh mencintai apapun yang dapat melebihi cinta kita kepada Nya. Cinta Kepada Allah adalah cinta yang hakiki, tetapi cinta kepada manusia sering kali tersakiti. Ya allah, sesungguhnya aku memohon kecintaan terhadap-Mu, kecintaan terhadap apa yang Engkau cintai, mencintai setiap amal yang dapat mendekatkan diriku kepada-Mu. Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, kecintaan kepada Rasul-Mu, mencintai sahabatnya, mencintai siapapun yang mencinta mereka. Wahai yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan.
Sahabat, bicara cinta tak akan ada habisnya. Cinta adalah materi yang tak pernah basi, ia merupakan anugerah Allah yang dihadirkan kepada setiap manusia. Tidak ada pembicaraan yang paling menarik selain pembicaraan tentang cinta. Dan tidaklah kita melakukan sesuatu kecuali karena didorong oleh perasaan cinta. Cinta membuat hidup lebih hidup. Tetapi juga sering membuat hidup semakin meredup, yang terakhir inilah buah dari cinta
terbalas dusta. Dalam cinta yang ada adalah keindahan, tetapi tidak sedikit akibat cinta datang kekecewaan. Kecewa Karena di khianati cintanya, Kecewa karena cinta terbalas dusta. Kemudian bagaimana menikapi ketika cinta Di khianati. Tulisan ini akan sedikit menguraikan seluk beluk cinta, Dan mengajak pembaca untuk kembali menelaah siapa sesungguhnya yang lebih pantas Untuk di cintainya. Tetapi banyak di antara kita yang tidak
menyadari, bahwa dampak dari cinta yang salah arah, selain membuat pelakunya dimabuk asmara juga menyebabkan jatuhnya seseorang pada kemusyrikan (menyekutukan Allah).
Bagaimana itu terjadi, sebab cinta yang berlebihan kepada selain Allah dan RasulNya akan membuat hati kita tidak lagi fokus pada ajaran Allah. Jika didalam hati sudah di sibukan untuk memikirkan sesuatu yang kita cintai, maka pasti salah satunya hilang dari hati kita. Dan jika yang hilang adalah kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, karena yang lebih kuat adalah cinta kepada makhluk-Nya, maka saat itulah kita terkena syndrome “Syirkul Mahabbah” (syirik Cinta).
Bukankah hampir dari perbuatan syirik yang di lakukan manusia berawal dari kecintaan kepada sesuatu yang berlebihan. Tema ini di susun karena terdorong oleh cinta kebanyakan saudara-saudara muslim dan muslimah yang ketika terkena panah asmara cinta, mereka terlena sehingga terjatuh kedalam lumpur maksiat. Terakhir, akibat cinta yang membabi buta, sering di antara kita tidak menyadari kalau kita sudah masuk perangkap syirkul Mahabbah (Syirik Cinta)
Cinta Adalah Fitrah Insani
Cinta adalah Fitrah manusia yang murni, tak dapat dipisahkan dengan kehidupan, ia selalu dibutuhkan. Jika seseorang ingin menikmatinya dengan cara yang terhormat
dan mulia suci dan penuh taqwa tentu ia akan mempergunakan cinta itu untuk mencapai
keinginan yang suci dan mulia pula. Cinta adalah suci. Karena ia berasal berasal dari
yang Maha Suci, yakni Allah SWT. Hadirnya cinta pada diri seseorang itu sebanding dengan kehadiran manusia dimuka bumi ini.
Muhammad Ibnu Daud Azh-Zhahir mengatakan; “Cinta merupakan cermin bagi seseorang yang sedang jatuh cinta untuk mengetahui watak dan kelemah lembutan dirinya dalam citra kekasihnya. Karena sebenarnya ia tidak jatuh cinta kecuali terhadap dirinya sendiri. Kecenderungan manusia pada keindahan adalah fitrah, tetapi juga merupakan ujian bagi manusia.
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”[Qs. Ali Imran (3):14]
Dan Firman Allah lainnya: Disitulah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat.(Qs. Al Ahzab[33]: 11)
Ibnu Qayyim Al-jauzi mengungkapkan ; Dalam rasa cinta melibatkan sampai 50 tingkat
perasaan. Dari kondisi yang membahagiakan, sampai pada menyedihkan. dari adanya
kerinduan sampai keinginan untuk selalu mencurahkan kasih sayang. Dan dari cinta buta
yang memperdayakan sampai cinta tertinggi yang melahirkan penghambaan.
Ibnu Qayyim Berkata: Mahabbah (cinta) yang bermanfaat itu terbagi tiga yaitu:
1. Mahabbatullah (cinta kepada Allah), ia adalah sumber segala cinta, dan merupakan
dasar iman dan tauhid.
2. Mahabbah Fillah (cinta karena Allah) dan
3. Mahabbah (cinta) kepada sesuatu yang dapat membantu kita semakin taat kepada
Allah dan mejauhi laragannya. Dua yang terakhir ini adalah penyerta cinta ini
Kemudian Mahabbah (cinta) yang membahayakan terbagi tiga pula, Yaitu:
1. Al-Mahabbah ma’ Allah (mencintai sesuatu disamping mencintai Allah), ini adalah
sumber kemusyrikan dan merupakan cinta yang tercela.
2. Mahabbah terhadap perkara yang dibenci Allah dan
3. Mahabbah yang dapat memangkas cinta seseorang kepada Allah atau menguranginya.
Sedangkan dua yang terakhir ini adalah penyerta cinta ini.Abdullah Nashih Ulwan dalam ‘Al-Islam Wal Hub’ menulis tentang cinta. Ia katakan, Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang.
(Bersambung...........)
0 komentar:
Posting Komentar