اللهمّ صلّ على محمّد و على آل محمّد
Adapun lafad shalawat yang paling utama adalah shalawat Ibrahimiyyah. Lafad bacaannya adalah sebagai berikut :
اللهمّ صلّ على محمّد و على آل محمّد كماصلّيت على إبراهيم وآل إبراهيم
و بارك على محمّد وعلى آل محمّد كما باركت على إبراهيم وآل إبراهيم
في العالمين إنّك حميد مجيد
Menurut Imam Baqri, dalam bacaan shalawat sebaiknya memakai lafadz Sayyidina, walaupun Nabi sendiri melarangnya. Hal ini untuk memperlihatkan bentuk kesopanan/penghormatan kita sebagai umatya terhadap pengucapan sebelum nama Nabi. Adapun Nabi melarang kita untuk memakai lafadz Sayyid, dikarenakan beliau seorang yang sangat rendah hati dan tidak mau namanya ditambahi gelar penghormatan tersebut. Namun dalam perbedaan pengucapan ini, tidak menyebabkan shalatnya jadi tidak sah, karena para ulama menyatakan bahwa hukum penambahan membaca Sayyid tersebut adalah sunat saja.
Seperti halnya tasyahud, pembacaan shalawat pun mempunyai syarat tertentu. Dalam hal ini syarat membaca shalawat sama dengan syarat membaca tasyahud. Untuk mengetahuinya, silahkan baca kembali postingan Saya tentang tasyahud.
Jika ada yang mengatakan bahwa membaca shalawat itu kan sebaiknya harus satu paket dengan membaca salam. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, jika muballigh berdakwah, maka pembukaanya selalu berkata :"shalawat dan salam semoga tercurahkan selalu.....dst". Jadi lafad shalawat beserta salam biasanya selalu tak terpisahkan. Sekarang kalau kita lihat dalam shalat, sepertinya dalam shalawat ini tidak ada bacaan salamnya. Maka Imam Abdul Aziz menjawab dalam kitab Fathul Mu'in bahwa bacaan salamnya sebetulnya ada, cuma dibaca sebelumnya yaitu pada bacaan tasyahud.
Artikel Selanjutnya :
0 komentar:
Posting Komentar