image MISIONARIS yang memakai account Pendeta Sukirman Suryanegara di Facebook ini sungguh biadab dan pengecut. Ia berani menghujat Islam habis-habisan, tapi tak berani bersikap ksatria dengan memasang foto asli dalam foto profilnya.  Justru foto Habib Munzir Al-Musawa, pimpinan Majelis Rasulullah yang dicatut dalam foto profil.

Dalam wall-nya (dinding) Pendeta Sukirman Suryanegara melecehkan Rasulullah SAW sebagai pembohong dan penjahat. Lalu dalam profilnya, Pendeta Sukirman memasang kalimat yang memprovokasi pembaca untuk meragukan kenabian Rasulullah Muhammad SAW: “Pertanyakan terus moralitas Muhammad, apakah manusia ini pantas menyandang gelar 'NABI'?”

Kemudian dalam jendela “info” diisi dengan hujatan-hujatan untuk menghina agama Islam dan Nabi Muhammad SAW, berikut kutipannya:

“Agama Islam sudah berusia 1400 tahun, sudah bermiliar-miliar jiwa yang masuk neraka karenanya. Maka STOP, hentikan itu sekarang juga, mari kita selamatkan dunia dari kuasa Iblis nabi Muhammad!

Saya heran, bagaimana makhluk yang rusak moral seperti Muhammad bisa jadi nabi? Saya optimis, jika realitas kebusukan dan kebejatan nabi Muhammad dibuka, maka umat Islam akan berbondong-bondong meninggalkan agama Islam!

Banyak orang Kristen yang rela mati demi Kristus, namun banyak Muslim yang murtad gara-gara mie rebus satu dus.”

Umat Islam, terutama para anggota jamaah Majelis Rasulullah, tentunya tidak terima dengan ulah Pendeta Sukirman itu. Karena selain menghujat Rasulullah, Pendeta Sukirman sekaligus memfitnah Habaib.

Sebetulnya, kalau Sukirman itu pendeta yang  cerdas, ia tidak akan menulis hal-hal yang ceroboh seperti itu. Karena pernyataan itu justru merugikan Kristen sendiri, antara lain:

1. Mencoreng citra pendeta sebagai penipu dan pendusta

Habib Munzir Al-Musawa adalah publik figur dan tokoh Islam terkemuka, terutama di kalangan majelis zikir. Maka memakai foto habib sebagai profil pendeta adalah tipuan yang sangat mencolok. Tak ada umat Islam yang terkecoh dengan tipuan ini. Umat Islam makin sadar bahwa para pendeta yang getol melakukan pemurtadan adalah kelompok penipu dan pembohong.

2. Menegaskan bahwa kristenisasi benar-benar nyata dan licik

Umat Islam makin waspada terhadap segala trik dan intrik para misionaris. Karena mereka tak pernah lelah dan bosan untuk menyebarkan kekristenan, meski nyawa jadi taruhannya. Mereka juga menghalalkan segala cara, tak peduli licik, tipuan atau fitnah. Hal ini diakui sendiri oleh Pendeta Sukirman dalam facebook-nya:

“Banyak orang Kristen yang rela mati demi Kristus, namun banyak Muslim yang murtad gara-gara mie rebus satu dus.”

3. Pendeta Sukirman Hanya Bisa Menuduh Tanpa Bisa Membuktikan Argumen

Pendeta Sukirman menyerukan ajakan yang provokatif anti Nabi Muhammad: “Maka STOP, hentikan itu sekarang juga, mari kita selamatkan dunia dari kuasa iblis Nabi Muhammad!” Pendeta juga menyebut Nabi Muhammad sebagai orang yang busuk dan bejat.

Tetapi, Sukirman tidak bisa menjelaskan apa saja bukti-bukti atau fakta-fakta yang dijadikan alasan untuk menuding Nabi Muhammad sebagai seorang penjahat, busuk dan bejat?  Ia tidak menjelaskan dalam ayat Al-Qur'an atau hadits yang mana Nabi Muhammad mengajarkan kejahatan, kebusukan atau kebejatan? Ia juga tidak menyebutkan dalam catatan sejarah yang valid, kapan dan di mana Nabi Muhammad melakukan kejahatan atau kebejatan?

Tuduhan Pendeta Sukirman sama sekali tidak bisa dipercaya, karena bertolak belakang dengan kenyataan yang sebenarnya. Seluruh ajaran Nabi Muhammad penuh dengan kedamaian, kejujuran, rahmat dan kasih sayang yang jauh dari kejahatan apapun.

...Hanya pendeta licik dan tak gentleman seperti Pendeta Sukirman dan para jemaatnya saja, yang menuding Nabi Muhammad penjahat. Padahal tak disertai dengan bukti dan fakta apapun...

Nabi Muhammad adalah pribadi agung yang mengajarkan perilaku pemaaf, lemah lembut dan berbudi pekerti yang luhur.

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Qs Al-Qalam 4)

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu…” (Qs. Ali Imran 159,).

Bahkan pemberian maaf itu lebih baik ketimbang sedekah yang diikuti dengan kata-kata yang menyakitkan.

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun” (Qs Al-Baqarah 263).

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh” (Al-A’raf 199).

Nabi Muhammad juga mengajarkan kebaikan, karena Allah SWT mencintai hamba-Nya yang berbuat baik.

“Yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (Qs Ali Imran 134).

Bahkan tidak sekedar berbuat kebajikan, tapi memerintahkan untuk berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan

“Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan” (Qs. Al-Baqarah 148, Al-Ma’idah 48).

Bahkan dalam menolak keburukan pun harus dilakukan dengan kebaikan.

“Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik” (Qs Al-Mu’minun 96).

Tak ada sedikit pun jejak negatif dalam diri Nabi Muhammad, karena Rasulullah mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa bersabar dan saling berkasih sayang (Qs Al-Balad 17).

Nabi Muhammad juga mengajarkan kedamaian dan keadilan untuk menggapai rahmat Allah (Qs Al-Hujurat 9-10, An-Nisa’ 114). Meski mengajarkan kelemahlembutan dan pemaaf, Rasulullah juga bisa bersikap tegas terhadap orang-orang kafir yang memusuhi agama Allah (Qs Al-Fath 29).

Dengan track record yang sempurna kebaikannya itulah maka Nabi Muhammad layak disebut sebagai uswatun hasanah (teladan yang terbaik):

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Qs. Al-Ahzab 21).

Kredibilitas Nabi Muhammad sebagai manusia terbaik, termulia dan teragung di muka bumi ini tidak hanya diakui oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an. Para ilmuwan non Muslim pun, bila objektif, pasti menarik kesimpulan yang sejalan dengan Al-Qur'an, sebagaimana yang dilakukan oleh  Michael H. Hart. Setelah melakukan penelitian yang mendalam terhadap semua tokoh di dunia sepanjang sejarah, Hart menempatkan Nabi Muhammad dalam urutan pertama tokoh yang paling berpengaruh di dunia, dengan pengakuan jujur sbb:

“My choice of Muhammad to lead the list of the world's most influential persons may surprise some readers and may be questioned by others, but he was the only man in history who was supremely successful on both the religious and secular levels” (The 100, a Ranking of the Most Influential Person in History).

(Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi).

Hanya pendeta licik dan tak gentleman seperti Pendeta Sukirman dan para jemaatnya saja, yang menuding Nabi Muhammad penjahat. Padahal tak disertai dengan bukti dan fakta apapun, selain Islamphobia dan fanatisme buta terhadap kekristenannya.

4. Pendeta Sukirman Suka Berdusta karena bukan hamba Tuhan tapi hamba iblis

Tuduhan Pendeta Sukirman terhadap Nabi Muhammad sebagai seorang bermoral pembohong karena dikuasai roh iblis, sangat tidak bisa dipertanggungjawabkan. Tak ada fakta sejarah maupun data yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad pernah berdusta maupun berbuat amoral.

Justru Rasulullah adalah orang yang paling jujur di seluruh jagat, sehingga dunia menjuluki beliau sebagai “Al-Amin.” Dalam hadits riwayat Bukhari, beliau berpesan kepada umatnya untuk senantiasa berbuat benar dan jujur, karena kejujuran akan menuntun ke surga. Beliau juga berpesan agar umatnya serta menjauhi dusta (kebohongan), karena dusta akan menjerumuskan pelakunya ke neraka.

“Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Selama seorang benar dan selalu memilih kebenaran dia tercatat di sisi Allah seorang yang benar (jujur). Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta (pembohong)” (HR. Bukhari).

Al-Qur'an mengancam pendusta dengan neraka (Qs Al-Jatsiyah 7, Al-Muthaffifin 10 dan Al Baqarah 10).

...Bila dicermati, tuduhan Pendeta Sukirman itu jelas salah alamat. Tuduhan itu justru tepat untuk dirinya sendiri...

Bila dicermati, tuduhan Pendeta Sukirman itu jelas salah alamat. Tuduhan itu justru tepat untuk dirinya sendiri. Terbukti, ia berdusta dengan mencatut foto Habib Munzir Al-Musawa sebagai foto profil dirinya.

Dengan dusta-dusta yang sudah kelewat batas, Pendeta Sukirman tak layak disebut sebagai hamba Tuhan maupun pengikut Yesus. Karena Yesus membenci pendusta, bahkan mengecam pelakunya sebagai hamba iblis:

Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta(Yohanes 8:44)??

Bisa jadi, Pendeta Sukirman menghalalkan dusta untuk misi agama, karena mengamalkan ajaran Paulus: “Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” (Roma 3:7).

Karena dalam riwayat hidupnya, Paulus mengaku, dengan kelicikan dan tipu dayanya ia menjerat umatnya (2 Korintus 12:16).Anehnya, ketika sedang berbohong, Pendeta Sukirman menuduh orang jujur sebagai pembohong. Perlu dipertanyakan, Sukirman itu pendeta, pendusta, ataukah pendeta pendusta? [taz/sabili]

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.