Waspadai Syiah, Mereka Siap Menikam dari Belakang
Oleh Al-Ustadz Abu Nida Chomsaha Shofwan, Lc.
Syi’ah dulu diimpor dari Iran dengan malu-malu kucing; diam-diam dan sembunyi-sembunyi. Muncul gerakan reformasi tahun 1998, Syi’ah pun menggeliat. Paham dari Persia ini pun mengemas ajarannya dengan berbagai caranya. Dari kemasan ilmiah hingga kemasan syahwat. Hasilnya, banyak anak mudah yang terpedaya.
Banyak yang tidak tahu dan tidak mau tahu tentang bahaya di balik kemasan ajaran Syi’ah. Wajar karena bungkus taqiyahnya begitu kuat. Hakikatnya Syi’ah berbeda dengan kita, ahlussunnah. Kita Ahlussunnah wal jamaah mencintai ahli bait (keluarga Rasulullah), tidak pilih kasih baik terhadap istri-istri Rasul (ummahatul mukminin) atau dari paman-paman Rasul apalagi dari anak cucu beliau (dari Fatimah ke bawah). Kami membicarakan Syi’ah bukan berarti membicarakan keluarga Rasul. Kami akan mengungkap orang-orang yang mengkultuskan keluarga Rasul (ahli bait), dalam hal ini yang disponsori oleh Abdullah bin Saba’. Orang ini berasal dari Yahudi kemudian pura-pura masuk Islam dan merusak akidah Islam sejak Khalifah Ustman hingga sekarang. Dia letakkan dasar-dasar kesyirikan dan kekufuran; seperti pengkultusan ahli bait di atas para nabi bahkan sampai dituhankan. Bukan kepada Ali saja sampai keluarga Rasul seperti Fatimah dan Zaenab seterusnya. Ketika haji, mereka hanya membuat keributan di sekitar Baqi, mereka menangis sambil meratap ya.. Fatimah ya.. Zaenab.
1. Tentang Al-Quran mereka menuduh Ahlussunnah telah mengurangi dan menambahi. Ditulis oleh ulama Syi’ah buku berjudul Fashlul Khithab fi Tahrifi Kitabi Rabbil Arbab. Husain bin Muhammad Taqi al-Nuri al-Thabari. Menurut ulama Syi’ah, kaumnya boleh membaca al-Quran sekarang (Utsmani) hingga datang imam ke-12 untuk mengajarinya. Menurut akidah mereka mush-haf yang dibawa imam tersebut tebalnya tiga kali lipat dari al-Quran sekarang.
Jadi kalau ada yang berkampanye penyatuan Suni Syi’ah bagaimana mungkin? Syi’ah meragukan al-Quran kita yang sekarang ini, sedangkan menurut Rasulullah barangsiapa yang ragu dengan al-Quran adalah kafir.
2. Akidah terhadap para sahabat terutama kepada Abu Bakar, Umar dan Ustman. Orang Syi’ah meyakini al-Jibtu dan Thaghut adalah Abu Bakar dan Umar, bahkan disebutkan dalam doa ‘dua berhala Quraisy’ dalam kitab mereka (Miftahul Janan) halaman 114, yang terjemahnya ‘Wahai Allah limpahkanlah shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya. Kutuklah dua berhala, dua sesembahan, dua tukang sihir Quraisy beserta kedua anak wanita keduanya.’ Yang dimaksudkan di sini adalah Aisyah dan Hafshah semoga Allah meridhai semua amin.
Termasuk keyakinan mereka adalah setelah Rasulullah e meninggal para sahabat kafir kecuali beberapa sahabat yang bisa dihitung dengan jari. Al-Khuthuth al-Aridhah. Al-Sayid Muhibbuddin al-Khathib halaman 19-20. Hal tersebut bertentangan dengan akidah Ahlussunnah bahwa kita harus mencintai para sahabat, mengikutinya serta tidak boleh mencela, dan meyakini bahwa semua sahabat adalah adil dan selalu mendoakan kebaikan.
لَعَنَ اللَّهُ مَنْ سَبَّ أَصْحَابِي
“Allah melaknat orang yang mencela sahabatku.”
Hadits ini dikeluarkan oleh Thabrani dalam Al-Mu’jam.
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr:10)
Bagimana akidah Syi’ah terhadap Umar? Saking bencinya terhadap Umar, waktu Sayidina Umar dibunuh oleh Abu Luluah si Majusi itu, mereka menjadikan hari terbunuhnya Umar sebagai hari raya bagi Syi’ah. Pelaku pembunuhan dianggap sebagai sang pamberani. Hal ini disebabkan Umar lah yang menaklukkan Persia yang sekarang menjadi Iran. Ini simpulan dari Al-Khuthuth al-Aridhah. Al-Sayid Muhibbuddin al-Khathib halaman 20.
Akidah Syi’ah dalam Menanti Kedatangan Imam ke-12 (Imam Mahdi)
Menurut Syi’ah, setelah Imam Mahdi turun atau datang atau bangkit dari tidurnya kemudian Allah membangkitkan penguasa umat Islam yang telah lalu terutama Khalifah Abu Bakar dan Umar yang mereka juluki berhala quraisy yang dianggap telah merampas hak Ali dan keturunannya (sebagai khalifah atau pemegang kekuasaan umat Islam). Menurut keyakinan orang Syi’ah bahwa Imam Mahdi akan membalas dan memerintah untuk membunuh dan memusnahkan setiap 500 orang secara bersama-sama. Akhirnya hingga ia genap membunuh sebanyak 3000 penguasa Islam. Hal ini, masih menurut mereka, akan terjadi sebelum hari kebangkitan atau kiamat kelak. Dikutip dari Al-Khuthuth al-Aridhah. Al-Sayid Muhibbuddin al-Khathib halaman 21-22.
Syi’ah meyakini bahwa pengetahuan tentang yang ghaib adalah hak imam mereka saja, adapun para nabi tidak punya hak. Bahkan mereka sampai menempatkan imam mereka pada posisi tuhan.
Bagaimana dengan Ahlussunnah? Masalah ghaib adalah khusus milik Allah. Adapun Nabi mendapat petunjuk dari Allah hanya pada saat dharurat. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,
وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَاشَاء
“…, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. … .” (Al-Baqarah:255)
Akidah Syi’ah tentang Keluarga Rasul (Alul Bait)
Menurut Syi’ah ahli bait Rasulullah terbatas pada Ali dan sebagian anak beliau saja beserta cucu-cucu beliau tersebut. Sementara ahli bait menurut Ahlussunnah adalah pengikut Islam. Ada juga yang mengatakan mereka yang paling bertakwa di antara umatnya. Disebutkan juga ahli bait adalah keluarga Rasul yang beriman dari Bani Hasyim dan Bani Abdulmuththalib, termasuk istri-istri Rasulullah.
Syi’ah dan Taqiyah
Taqiyah adalah kondisi luar seseorang dengan yang ada di dalam batinnya tidaklah sama. Memang taqiyah juga dikenal di kalangan Ahlussunnah. Hanya saja menurut Ahlussunnah taqiyah digunakan untuk menghindarkan diri dari musuh-musuh Islam alias orang kafir atau ketika perang maupun kondisi yang sangat membahayakan orang Islam. Sementara itu menurut Syi’ah bahwa Taqiyah wajib dilakukan. Jadi taqiyah adalah salah satu prinsip agama mereka. Taqiyah dilakukan kepada orang selain Syi’ah, seperti ungkapan bahwa Quran Syi’ah adalah sama dengan Quran Ahlussunnah. Padahal ungkapan ini hanyalah kepura-puraan mereka. Mereka juga bertaqiyah dengan pura-pura mengakui pemerintahan Islam selain Syi’ah. Padahal kakikatnya orang Syi’ah sangat membenci dan menganggap telah merampas.
Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh orang Syi’ah adalah melakukan kawin mut’ah (kawin kontrak), tidak melakukan shalat Jumat sebelum datangnya imam ke-12, suka berdebat membahas tentang wasiat Rasulullah e, dan tidak mau menampakkan kesyi’ahannya dengan menyimpan semua akidahnya di dalam dada dengan cara taqiyah. Orang Syi’ah begitu bersemangat melontarkan slogan ‘La syarqiyah wala gharbiyah walakin islamiyah’diterjemahkan dengan ‘tidak Syi’ah tidak juga Suni tetapi Islam’, sesudah terpola dengan tidak mempermasalahkan Syi’ah barulah dimuati dengan akidah Syi’ah.
Saudaraku kaum Muslimin. Perlu diketahui bahwa di antara kota-kota yang dijadikan sebagai pusat penyebaran ajaran Syi’ah adalah Bandung, Pekalongan, dan Bangil. Silakan periksa lebih detil lagi keberadaan yayasan Syi’ah di seluruh Indonesia, bisa dicek lewat internet. Tidak rahasia lagi bahwa pada waktu Khumaini berkuasa banyak ulama Suni di Iran yang dibantai dan disiksa, masjid-masjid Muslim pun dihancurkan.
Perlu juga diingat bahwa antara Syi’ah dan Yahudi adalah bersaudara. Karena memang pencetus Syi’ah adalah Abdullah bin Saba yang Yahudi. Ia pura-pura masuk Islam, karena tidak senang melihat persatuan umat Islam dalam Ahlussunnah pada waktu itu. PErhatikan sejarah terbunuhnya Utsman dan pembunuhan-pembunuhan berikutnya. Sejarah kontemporer juga menguatkan bukti sejarah lampau. Bukan sebuah rahasia jika masuknya Amerika ke Afghanistan tidak lain karena dibantu oleh kaum Syi’ah. Sebelumnya juga begitu, hancurnya Irak pun dengan peran serta kaum Syi’ah Irak dan Iran, hingga sekarang kekuasaan dipegang oleh orang Syi’ah yang menjadi boneka negara penjajah—tidak layak dilupakan kisah sepak terjang pengkhianatan Alqomah yang Syi’ah bekerja sama dengan Tartar meluluhlantakkan Baghdad pada zaman dahulu.
Perhatikan pula perilaku Syi’ah di Palestina, perhatikan orang di dalam Hamas. Lihat pula Libanon. Untuk memancing Amerika masuk, Syi’ah lewat tentaranya, ‘Hizbullah’ melakukan gerakan pura-pura melawan Amerika. Kemudian setelah Amerika lewat Israel melakukan serangan balik mereka lari hingga yang dibantai adalah penduduk yang Ahlussunnah. Akhir-akhir ini Yaman dan perbatasan Saudi Arabia juga digoncang oleh ulah Syi’ah. Orang Syi’ah pura-pura menyerang. Jika terjadi perang mereka berharap akan masuklah Yahudi/Amerika dengan alasan keamanan.
Komentar Ulama tentang Syi’ah
Bagaimana para ulama rabbaniyin berusaha menyelamatkan umat dari pengaruh dan cengkeraman paham Syi’ah? Di antara yang dilakukan adalah menjelaskan tentang kerusahan dan bahaya ajaran Syi’ah. Berikut adalah perkataan sebagian ulama:
· Perkataan Al-Qadhi Abu Ya’la
“Adapun Syi’ah Rafidhah apabila mengkafirkan dan memfasikkan sahabat berarti jelas masuk neraka dan termasuk kafir.” (Al-Mu’tamid hal. 267. Fatawa al-Ulama fisy Syi’ah al-Rawafidhi hal. 84.
· Perkataan Ibnu Hazm al-Zhahiri
“Adapun perkataan mereka (nashara), mereka menuduh bahwa Rafidhah (Syi’ah) telah mengganti al-Quran. Sedangkan RAfidhah tidak termasuk kaum Muslimin. Sesungguhnya Syi’ah adalah golongan yang baru muncul 25 tahun setelah wafatnya RAsulullah e. Rafidhah adalah golongan yang berjalan seperti jalannya Yahudi dan Nashara dalam kebohongan dan dusta.” (Al-Fashlu fil Milal wan Nihal II/213)
“Tidak ada perslisihan di antara firqah-firqah yang menisbatkan kepada Islam baik Ahlussunnah, Mu’tazilah, Khawarij, Murjiah dan Zaidiyah; semuanya bersepakat harus mengambil dalil dari al-Quran yang Ahlussunnah. Hanya Rafidhah ekstrim yang menyelisihi. Kelompok ini kafir dan musyrik menurut para ulama Islam.” (Al-Ihkam Libni Hazm I/96) (Fatawa al-Ulama fisy Syi’ah al-Rawafidhi hal. 84)
· Perkataan Al-Qadhi Iyadh
“Kami memutuskan tentang kekafiran Rafidhah ekstrim yang mengatakan bahwa imam-imam mereka lebih mulia dari para nabi. Kami mengkafirkan orang yang mengingkari al-Quran atau hurufnya atau mengubahnya atau menambah sebagaimana halnya telah dilakukan oleh kelompok kebatinan dan Isma’iliyah.” (Fatawa al-Ulama fisy Syi’’h al-Rawafidhi hal. 84)
· Perkataan Al-Shan’ani
“Umat Islam telah bersepakat untuk mengkafirkan Syi’ah Imamiyah. Karena mereka meyakini bahwa sahabat telah sesat di samping mereka juga mengingkari ijma’ (sahabat). Mereka juga telah menjuluki sahabat dengan sesuatu yang tidak layak bagi sahabat itu sendiri.” (Al-Ansab II/341) (Fatawa al-Ulama fisy Syi’ah al-Rawafidhi hal. 85)
· Perkataan Ibnu Taimiyah
“Barangsiapa yang menuduh bahwa al-Quran ayatnya ada yang ditambahi atau dikurangi atau disimpan atau menuduh mentakwil batiniyah yang menggugurkan amalan-amalan yang disyariatkan tidak ada khilaf tentang kekafiran mereka. Barangsiapa menyangka bahwa para sahabat telah murtad setelah Rasulullah wafat, kecuali tinggal beberapa orang yang tidak sampai 27 orang, atau menuduh kebanyakan sahabat adalah fasik, maka tidak diragukan lagi orang semacam ini telah kafir. Karena telah mendustakan nash al-Quran (dalam al-Quran Allah meridhai dan memuji mereka/para sahabat).” (Al-Sharimul Maslul hal. 586-587)
“Sesungguhnya [Syi’ah] lebih jelek dari ahli hawa dan lebih layak untuk diperangi daripada Khawarij.” (Majmu’ al-Fatawa XXVIII/482) (Fatawa al-Ulama fisy Syi’ah al-Rawafidhi hal. 85)
· Fatwa Lajnah Daimah
Soal: Penanya tinggal di perbatasan utara. Di wilayah tersebut ada beberapa markas Irak. Di dalamnya ada orang yang beraliran Syi’ah ja’fariyah. Sebagian ada yang membolehkan makan sembelihannya, sebagian lagi melarangnya. Kami tanyakan apakah boleh memakan sembelihannya sedangkan jelas mereka itu pada waktu susah dan senang selalu meminta kepada Ali, Hasan, Husain, dan sayid-sayidnya.
Jawaban: Kalau keadaannya seperti yang disebutkan oleh penanya—mereka memohon kepada Ali, Hasan, Husain, dan sayidnya—berarti termasuk musyrik, murtad dari Islam; wal’iyadzubillah. Jadi, tidak halal memakan sembelihan mereka, karena status sembelihannya seperti bangkai. Sekalipun mereka menyebut bismillah saat menyembelih.
Wabillahit taufiq wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa alihi wa shahbibi wa sallam.
Ketua: Syaikh Abdulaziz bin Baz
Wakil: Syaikh Abdurrazzaq ‘Afifi
Anggota: Abdullah bin Ghadyan dan Abdullah bin Qu’ud
Fatwa al-Lajnah al-Daimah hal. 15
· Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani
“Bismillahirrahmanirrahim. Setelah kami pelajari lima pernyataan yang terdapat di dalam kitab yang berjudul “’Ruhullah’ al-Khumaini”, ingin kami jelaskan hukum tentang isinya. Kami berkata dengan nama Allah yang Esa dan kami meminta pertolongan kepada-Nya. Bahwa setiap pernyataan dari lima poin yang terdapat dalam buku ‘Ruhullah’ al-Khumaini tersebut adalah jelas perkataan kufur dan syirik. Kalimat-kalimatnya menyelisihi al-Quran dan al-Sunnah maupun ijma’ kaum Muslimin. Karena kelima perkara tersebut dharurat maka harus diketahui oleh kaum Muslimin. Jadi, siapa yang berkata seperti hal tersebut dengan keyakinan, sekalipun hanya sebagian, berarti termasuk musyrik. Orang itu kafir meskipun melakukan puasa dan shalat serta mengira dirinya muslim. … . Kami heran selalu saja ada orang yang mengaku dirinya sebagai Ahlussunnah tetapi mengadakan ta’awun (saling membantu) dengan Khumaini dalam urusan dakwah. Bahkan ada yang mendukung dalam penegakan negara mereka di bumi kaum Muslimin. Apakah orang-orang tersebut memang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu bahwa hal tersebut adalah kufur dan sesat. Mereka termasuk perusak. Bukankah Allah tidak senang terhadap orang-orang yang merusak?!….. (Nafsul (?) Kitab hal. 79)
· Syaikh Bin Baz
Pertanyaan: Berangkat dari pengetahuan Syaikh tentang sejarah Rafidhah (Syi’ah), apa sikap Syaikh terhadap pemikiran pendekatan antara Alussunnah dan Syi’ah?
Jawaban: “Pendekatan antara Syi’ah dan Ahlussunnah tidaklah mungkin. Karena akidahnya saja memang sudah berbeda. Akidah Ahlussunnah wal Jama’ah ialah men-tauhid-kan Allah secara ikhlas beribadah karena Allah. Allah adalah Dzat yang mengetahui hal yang ghaib. Ahlussunnah juga tidak menyekutukan Allah sedikit pun—baik dengan malaikat maupun dengan rasul dan nabi yang diutus—dan bahwa hanya Allahlah yang tahu hal-hal yang ghaib. Termasuk akidah Ahlussunnah wal Jama’ah adalah mencintai para sahabat. Sahabat adalah orang yang paling mulia di antara makhluk yang ada,di bawah kemuliaan para nabi. Di antara jajaran para sahabat yang paling mulia adalah Abu Bakar, kemudian Umar, disusul Utsman dan Ali.
Sedangkan Rafidhah/Syi’ah menyelisihi semua keyakinan lurus tersebut. Jadi, tidak mungkin Syi’ah bersatu dengan Ahlussunnah sebagaimana Yahudi dan Nashara atau penuembah berhala dengan Ahlussunnah. Demikian pula Rafidhah dan Ahlussunnah tidak mungkin bersatu disebabkab sudah berbeda akidah, sebagaimana sudah dijelaskan.” (Fatawa al-Ulama fisy Syi’ah al-Rawafidh hal. 78)
Demikianlah bahaya dan kerusakan Syi’ah, berikut pandangan ulama dari zaman dahulu hingga sekarang. Yang jelas kewaspadaan dan pembenahan internal kaum muslimin mendesak dilakukan. Jelas dai Syi’ah selalu bergerak dari hari ke hari memanfaatkan berbagai momentum dan sarana. Di Indonesia, Negara Iran telah membangun Islamic Cultural Center (ICC), sejak 2003 di bilangan Pejaten, Jakarta Selatan. Dari sinilah kemudian disebar lembaga yang bernama Iranian Cornen (IC). Menurut sebuah sumber di antara yang aktif mengajar di ICC adalah kakak beradik Umar shihab (seorang ketua MUI) dan QuraiShihab (penulis Tafsir Misbah). Jalaluddin Rahmat (akrab disapa Kang Jalal), Haidar Baqir, dan O Hashem (salah satu penulis yang secara serius menfitnah Abu Hurairah). Juga ikut sejumlah keturunan alawiyin seperti Agus Abu Bakar al-Habsyi dan Hasan Daliel al-Idrus.
Di antara perguruan tinggi yang memiliki Iranian Corner, masih menurut sumber yang sama, adalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas ahmad dahlan Yogyakarta, dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Tidak cukup di situ dana Negara Iran juga digelontorkan dengan menawarkan bea siswa kepada para pemuda untuk belajar ke Iran. Tidak kurang ada 300 mahasiswa Indonesia yang tengah digodog di Iran, sementara sejumlah 200-an yang lain sudah pulang ke Indonesia dengan mengemban tugas menyebar ajaran Syi’ah lewat pengajian, PT, maupun membuat yayasan. Sebut saja Ahmad Baraqbah dengan pondoknya Al-Hadi Pekalongan, Husain al-Kaff dengan Yayasan Al-Jawwad Bandung, dan masih ada puluhan yayasan Syi’ah yang tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Ya, paham Syi’ah Rafidhah sedang mengepung Indonesia, masihkan kita akan lengah dan lemah?!
Rujukan:
1. Mas-alatut Taqrib baina Ahlissunah wasy Syi’ah. Dr. Nashir Abdullah bin Ali al-Ghifari. Dua jilid.
2. Al-Mausu’ah al-Muyassarah fi Al-Adyani wal Madzahib wal Ahzab al-Mu’ashirah. Dua jilid. Dr. Mani’ bin Hammad al-Juhni.
3. Al-Khuthuth al-Aridhah. Al-Sayid Muhibbuddin al-Khathib.
4. ‘Aqa-idusy Syi’ah fil Mizan. Muhammad Kamil al-Hasyimi.
5. Shuratani al-Mutadhatani ‘inda Ahlissunnah wasy Syi’ah al-Imamiyah. Abul HAsan al-Nadwi.
6. Al-Tasyayu’ baina Mafhumil A-immah wal Mafhumil Farisi. Muhammad al-Yandari.
7. Al-Tahrafu al-Dini fi Irani. Abdul Jalil.
8. Al-Muamarah ‘alal Ka’bah minal Qaramithah ilal Khumaini Tarikh wa Wasya-iq. Dr. Abdul Mun’im al-Namiri.
9. Hakikat Syi’ah, terjemahan. Abdullah bin Abdillah al-Maushuli.
10. Bantahan dan PEringatan Atas Syi’ah Rafidhah, terjemahan. Al-Imam Muhammad bin Abdilwahhab.
11. Sikap Ahlul Bait Terhadap Sahabat Nabi, terjemahan. Muhammad bin Ali al-Syaukani.
Sumber Buku Syi’ah:
1. Fashlul Khithab fi Tahrifi Kitabi Rabbil Arbab. Husain bin Muhammad Taqi al-Nuri al-Thabari.
2. Al-Ushulu minal Kafi. Al-Kulaini al-Razi. Dua jilid.
Disalin ulang dari atturots.or.id
Artikel: salafiyunpad.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar