"Dongxiang minority student discussing a ...

Kaum muslimin rahimakumullah!
Di antara ilmu pengetahuan ada yang hukum mempelajarinya fardhu ain, sunnah, mubah, dan dilarang atau dicela. Sedangkan ilmu yang hukum mempelajarinya fardhu ada yang hukumnya fardhu ain dan ada pula yang fardhu kifayah.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan perawi lainnya, Nabi saw bersabda yang artinya, "Menuntut ilmu hukumnya fardhu ain bagi setiap muslim."

Maksud dari kata "muslim" dalam hadis itu adalah seorang manusia yang beragama Islam, laki-laki ataupun wanita. Para ulama pun bermufakat bahwa hadis masyur ini mencakup setiap muslim dan muslimah walaupun tidak terdapat kata "muslimah" dalam riwayat hadis tersebut.

Para pensyarah hadis berselisih pendapat dalam memberikan batasan "ilmu" yang wajib untuk dipelajari. Sementara, ulama-ulama ilmu kalam (yaitu mereka yang berspesialisasi dalam ilmu kalam dan akidah) berkata, "Ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu akidah. Yaitu, ilmu yang dengannya dapat diketahui tauhid Allah Ta'ala, iman kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan semua perkara ini merupakan fondasi agama Islam."

Seorang ahli fikih berkata, "Ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu fikih. Yaitu, ilmu yang dengannya dapat diketahui halal-haram, dan kesahihan ibadah, serta kebenaran suatu muamalah sesuai dengan manhaj syariat."

Seorang ahli tafsir berkata, "Ilmu yang wajib dipelajari itu adalah tafsir kitabullah, yang merupakan fondasi agama dan referensi umat."

Seorang ahli ilmu hadis akan berkata, "Ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu hadis. Karena, hadis merupakan penjelasan bagi Alquran dan juga potret dari sirah Rasulullah saw, sabda-sabda, tingkah laku, dan keputusan-keputusan beliau."

Seorang ahli ushul fikih berkata, "Ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu ushul fikih. Yaitu, ilmu yang dengannya dapat diketahui cara pengambilan argumentasi (dalil) hukum dalam perkara yang terdapoat nash agamanya, dan cara istimbath hukum dalam perkara yang tidak memiliki nash agama."

Saudara kaum muslimin yang berbahagia!
Tentu pendapat-pendapat tersebut di atas membingungkan dan sulit untuk diterima, karena masing-masing spesialis yang ahli dalam bidangnya meyakinkan bahwa ilmunyalah yang wajib dipelajari oleh setiap muslim sebagai fadu ain. Jika pendapat mereka semua kita telan mentah-mentah maka besar kemugkinan bahwa hal itu justru terjadi pencamuradukan antara ilmu yang hukumnya fardhu ain dan fardhu kifayah (di dalam mempelajarinya).

Kaum muslimin rahimakumullah!
Ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu ushul fikih, ilmu bahasa Arab, dan ilmu kedokteran merupakan ilmu yang harus dipelajari oleh umat Islam secara umum, bukan atas individu secara khusus. Karena, sebenarnya tanpa disangsikan lagi bahwa hukum mempelajari ilmu-ilmu itu adalah fardhu kifayah. Fardhu kifayah adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat Islam secara global. Maka, harus ada di antara umat Islam yang mengisi kekosongan ini, dan mencukupi kebutuhan dalam hal ini. Kalau tidak ada, umat Islam secara keseluruhan akan berdosa.

Mempelajari Pokok-Pokok Tauhid dan Akidah

Seorang muslim diwajibkan mempelajari ilmu agama yang dapat mengenalkan dirinya kepada Rabb-nya hingga mencapai batas keyakinan. Dengan ilmu agama itu, ia dapat mengenal Nabi Muhammad saw dan dapat meyakini kebenaran kenabian dan kesahihan risalah Muhammad saw. Juga dapat meyakini bahwa Alquran diturunkan kepada Muhammad saw dari Allah Ta'ala melalui dalil-dalil kemukjizatan Alquran yang teramat banyak. Selain itu dengan ilmu tersebut, seorang muslim dapat mengetahui akidah-akidah yang fundamental dalam Islam, seperti perkara-perkara ilahiyyah, nubuwwah, dan ghaibiyyah yang berkaitan erat dengan akhirat dan alam yang tidak kasat mata.

Seorang muslim juga dituntut untuk mengambil hal-hal tersebut secara mendasar dari kitabullah, karena Alquran banyak mengandung keterangan yang dapat meyakinkan akal dan menerangi hati. Yaitu, keyakinan yang jauh dari taklid buta, dan dari percekcokan dialektis yang telah banyak beredar dalam ilmu kalam, yang telah mempu merusak rasio orang-orang khawas dan keyakinan orang-orang awam. Rahasia dari hal itu adalah karena terpengaruhnya ulama-ulama ilmu kalam dengan filsafat Yunani. Maka, para muhaqqiqin dan para ulama pembaru muslim mengimbau kewajiban untuk mengedepankan metodologi Alquran daripada metodologi para filsuf Yunani.

Kaum muslimin rahimakumullah!
Selanjutnya, seorang muslim diwajibkan untuk mempelajari hukum-hukum dan syariat Islam yang ia butuhkan, seperti ilmu thaharah, ilmu salat yang lima waktu, dan ilmu salat Jumat yang diwajibkan atas kaum laki-laki. Maksudnya adalah mengetahui dasar-dasarnya, bukan perkara-perkara yang aneh dan jarang terjadi. Juga bukan perkara-perkara yang detail yang dikhususkan bagi para ulama yang spesialis dalam bidang ini. Demikian juga dengan ilmu puasa, ketika datang bulan Ramadan, atau ilmu zakat ketika ia memiliki nishab zakat. Maka seorang muslim harus atau wajib mempelajari macam-macam ilmu zakat yang dibutuhkan. Kalau ia seorang pedagang, ia wajib mempelajari zakat perniagaan. Ia tidak dituntut untuk mengetahui zakat hewan peliharaan atau zakat tanaman, karena ia memang tidak memilikinya.

Selain itu, seorang muslim juga harus mengetahui yang terpenting dari hukum halal-haram yang biasa dijumpainya dalam kehidupan sehari-hari, seperti hukum halal-haram dalam makanan dan minuman, dalam berpakaian dan berdandan, ketika di rumah dan di tempat kerja, dan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

Seorang muslim juga harus mengetahui hukum-hukum yang menjadi spesialisnya. Seorang wali harus mengetahui hukum-hukum wilayah. Seorang pedagang harus mengetahui hukum-hukum perdagangan. Seorang dokter harus mengetahui hukum-hukum kedokteran. Seorang suami harus mengetahui hak-hak seorang istri dan kewajiban-kewajiban soerang istri, demikian juga sebaliknya, dan seterusnya.

Seorang muslim juga harus mengetahui ilmu akhlak dan ilmu etika agama. Yaitu, ilmu yang dapat mengatur perilaku seorang muslim dengan aturan syariat agama. Dengan ilmu tersebut, seorang muslim nantinya tidak akan melenceng dari apa yang diperintahkan Allah SWT kepadanya, dan ia akan selalu menghiasi dirinya dengan sifat-sifat yang mulia, serta melepaskan dirinya dari sifat-sifat yang tercela.

Demikian dakwah Jumat yang singkat ini semoga bermanfaat, amin.

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.