Rizki yang baik adalah rizki yang diridhai Allah dan didalamnya ada keberkahan yang sangat berpengaruh sekali terhadap kesejahteraan maupun kebahagiaan penerima rizki. Namun jika kita cermati, ciptaan Allah selalu dibuatnya bertingkat tingkat, jika Allah mencipta sesuatu yang baik selalu diikuti ciptaanNya yang lebih baik dan seterusnya. Sehingga lahir ungkapan pepatah yg sangat populer; "diatas langit masih ada langit". Demikian pula dengan rizki, dia disediakan Allah untuk hamba hamba-Nya dengan banyak variasi kelas, sesuai dengan posisi langitnya yang telah berhasil diraih hambanya ( posisi kerohaniannya). Jika kita cermati penjelasan yang ada dalam Alkitab, rezki itu dibedakan menjadi 5 tingkatan :

1. Rizqun Thoyib ( rizki yang baik ). Orang mukmin secara umum dikaruniai rizki yg baik oleh Allah. Rizki yang baik adalah rizki yang perolehannya melalui suatu proses memilih, baik dari pilihan jenisnya, yaitu yang tidak dilarang oleh Allah dan Rasulnya untuk kita manfaatkan, maupun pilihan cara memperolehnya, yaitu tidak menggunakan jalan atau cara yang tidak dibenarkan oleh ajaran agama Allah. Rizki yang halal terdapat ridha Allah dan berkahnya serta sangat bermanfaat bagi kehidupan jasadiyah dan rohaniyah kita. Sebaliknya , yang haram terdapat ghadhab Allah dan kemadharatan yang akan berpengaruh buruk bagi kehidupan jasadiyah maupun rohaniyah kita.
"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah".( Q.S. Al Hajj ayat 50)

2. Rizqun Kariim ( rizki yang karomah ). Maksudnya adalah karunia rizki dari Allah yang jalan perolehannya diluar jangkauan logika, atau kalau kita meminjam istilah orang jawa; "rezki keramat". Sebagai suatu bentuk pemulyaan Allah kepada hambanya yang beriman dan beramal shaleh dengan sebenarnya. Hal ini sudah banyak sekali terjadi, baik di masa masa umat terdahulu maupun umat sekarang. Terjadinya, limpahan rizki yang demikian banyak tanpa dia sendiri menempuh jalan sebagaimana kebanyakan orang melakukannya, yaitu bekerja secara manual. Rizki keramat ini deberikan kepada siapa saja hambaNya yang bisa memenuhi dua kriteria persyaratan, yaitu iman dan amal shaleh.

3. Rizqun min haitsu laa yahtasib ( rizqi diluar perhitungan atau perkiraan ). Lazimnya, orang memperoleh rizki itu dari sesuatu yang sudah diperhitungkan dan di perkirakannya. Seperti dari hasil usahanya atau gajinya yang biasa dia terima setiap harinya, setiap minggunya maupun setiap bulannya. Dan yang demikian ini sangat berguna untuk memperhitungkan budget belanja rumah tangganya. Namun begitu bagi orang orang yang bertaqwa (sesuai konsep Qur'an), disamping akses rizki konvensional seperti tersebut di atas, disediakan oleh Allah akses rizki sepesial 'Rizqun min haitsu yahtasib', rizki yang di datangkan dari arah yang tidak diduganya. "Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya" (Q.S. Ath Thalaaq ayat 2-3)

4. Rizqun ma'luum ( rizki yg terfikir ). Rizki ma'lum adalah merupakan peringkat rezki tertinggi yang diberikan Allah kepada hambanya yang mukhlis. Orang yang mukhlis disediakan rizki ma'lum oleh Allah yang Maha Kuasa, yaitu suatu rezki yang pro aktif, terlintas saja dalam fikiran atau keinginan kita, maka fikiran atau keinginan itu diwujudkan oleh Allah dengan melalui banyak media cara yang Allah punya. Kita ingin , dapat. Kita memikirnya, kita dapat. Orang orang yang seperti inilah yang kemudian di era sekarang ini kita mengenalnya sebagai 'waliyullah'. Tetapi hamba-hamba Allah yang Mukhlis. Mereka itu memperoleh rezki yang tertentu (ma'lum). (Q.S. Ash Shoffat ayat 40-41)


SEBAB SEBAB TURUN DAN TERHALANGNYA REZKI

Kita semua mengerti bahwa terjadinya segala sesuatu selalu disertai adanya tata aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT, yg lazim kita kenal dengan hukum alam atau istilah santrinya 'Sunnatullah'. Demikian pula dengan rezki , dia memiliki sebab sebab turunnya dan demikian pula mempunyai penghalang turunnya, sebagai pasangannya. 
Ada beberapa factor yg memicu turunnya rezki. 

1. Taqdir. Allah berfirman ; 'Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi, Sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti Perkataan yang kamu ucapkan. (Q.S. Adz Dzaariyaat ayat 22-23 ). Namun demikian suratan taqdir itu bukanlah harga mati, Allah Maha Pemurah memberi peluang bagi kita untuk menawarnya, menawar untuk mengubah suratan itu menuju kepada yang lebih baik, yaitu dengan doa kita. 
Rasulullah bersabda, "Tidaklah menambah dalam umur kecuali kebaikan, dan tidaklah bisa menolak takdir kecuali doa dan sesungguhnya seseorang benar-benar dicegah rizkinya dengan sebab dosa yang ia lakukan. '( HR. Ahmad & Ibnu Majah)

2. Karena kemu'minan seseorang. Rasulullah bersabda, "Tidaklah diantara orang mukmin melainkan baginya dua pintu : "Pintu yang darinya amal naik dan pintu yang darinya rezki turun", jika dia mati keduanya menangisinya.' ( HR. Tirmidzi)

3. Karena menuntut ilmu ( tholabul ilmi ). 
"Barangsiapa menuntut ilmu, Allah menanggung rezki untuknya". (HR. Khatib dari Ziyad bin Harta Ash Shadai, dikutip dari Kitab Al Jami'us Shagier V, Hal. 266)

4. Silaturrahim dan berbuat baik kepada kedua orang tua ( birrul walidaini ). 
Nabi saw bersabda, "Barangsiapa (ingin) dilapangkan rezkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah menyambung silaturahmi. dalam ahmad 12922 Baqi Musnad Al Mukatsirin disebutkan … hendaklah berbuat baik kepada orang tuanya dan menyambung silaturahmi' ( Bukhari, Muslim, Abu dawud & Ahmad)

5. Kunjungan tamu. 
"Tamu itu datang dengan rezkinya dan pergi membawa dosa-dosa kamu, menghapus dosa-dosa mereka". (HR. Abu Syekh dari Abu Darda, dikutip dari Kitab al Jami'us Shagier )

Adapun factor yang bisa menjadi penghambat turunnya rizki yaitu :

1. Perbuatan dosa. Ilustrasi yang barangkali bisa membantu pemahaman kita tentang melaksanakan dosa itu yaitu manakala malaikat Mikail atau pasukannya hendak mendistribusikan nur rezki itu kepada kita, dan pada saat itu kita sedang berjudi, berzina atau sedang mencuri atau amal dosa lainnya, niscaya dibatalkanlah jatah rezki itu yg mestinya merupakan jatah kita saat itu. Rasulullah bersabda, "Tidaklah menambah dalam umur kecuali kebaikan, dan tidaklah bisa menolak takdir kecuali doa dan sesungguhnya seorang laki-laki benar-benar dicegah rezkinya dengan dosa yang dia lakukan. (Ahmad & Ibnu Majah)

2. Bermalas2an. sesungguhnya rezki itu terdistribusikan dalam bentuk nur, disebut 'nururrizqie', dan biasanya dilakukannya dipagi hari, awal manusia melakukan aktifitas hidupnya. Manakala orang yang hendak menerima nururrizqie tersebut sedang tidur pagi, maka menjadi batal. Rasulullah bersabda, "Ash Shubhat (tidur pagi) mencegah rezki. (HR. Abu Nu'aim, Kitab Al Jami'us Shagier, dan Ahmad )

3. berbuat curang . Kecurangan yang kita lakukan dalam mengais rizki sesungguhnya tidaklah sedikitpun bisa menambah kuantitas rizki yang kita peroleh, justru bisa jadi keberkahan yang mestinya menyertai rizki itu jadi menguap, lebih lebih ridha Allah, sangatlah bisa kita pastikan tidak akan kita diperolehnya. Sunnatullahnya; berharap ridha Allah haruslah bisa melakukan apa yang disukai Allah. Dan kita tahu, Allah menyukai kejujuran dan sangat murka terhadap kebohongan. Dan curang dalam bekerja adalah manifestasi dari kebohongan itu. Rasulallah SAW bersabda : Dan tidaklah suatu kaum mengurangi timbangan dan ukuran, melainkan diputus rizki pada mereka. (Malik dari Abdullah bin Abbas – Al Jihad-maa jaa'a fil ghulul) (Sulung)

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.