Oleh Majdi ash-Shafi

Nabi Isa atau Nabi Muhammad?

Nubuat seperti yang dijelaskan pada bagian pertama itu justeru sesuai dengan sifat-sifat Nabi Muhammad saw, bukan yang lain, dengan alasan berikut:

(1) Nubuat tersebut menyatakan, ‘Dari saudara-saudara mereka.’

Muhammad saw adalah salah seorang dari saudara-saudara Musa as. Bangsa Arab adalah saudara bangsa Yahudi. Ibrahim as mempunyai dua anak laki-laki: Ismail dan Ishak as. Bangsa Arab adalah keturunan Ismail as dan orang-orang Yahudi adalah keturunan Ishak as. Jadi, bangsa orang Arab atau keturunan Ismail adalah saudara orang-orang Yahudi, dan Nabi Muhammad saw berasal dari keturunan Ismail.

Kata ‘saudara-saudara’ digunakan dalam Kitab Suci untuk merujuk kepada Ismail dan keturunannya. Dalam kitab Kejadian kita temukan, ‘Mereka (anak-anak Ismail) itu mendiami daerah dari Hawila sampai Syur, yang letaknya di sebelah timur Mesir ke arah Asyur. Mereka menetap berhadapan dengan semua saudara mereka.’ (Kejadian 25:18)

Bani Ishaq adalah saudara bani Ismail. Demikian juga, Muhammad adalah sebagian dari saudara bangsa Israel, karena dia adalah seorang keturunan Ismail putra Ibrahim.

(2) Nubuat di atas mengatakan ‘seperti engkau ini’. Orang-orang Kristen mengatakan bahwa nubuat ini merujuk kepada Yesus karena Yesus itu seperti Musa. Musa adalah seorang Yahudi, dan juga Yesus adalah seorang Yahudi. Musa adalah seorang Nabi dan Yesus juga seorang Nabi. Jika hanya ada dua kriteria agar nubuat ini terpenuhi, maka semua nabi di dalam Alkitab yang datang setelah Musa seperti Sulaiman, Yesaya, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Malachi, Yohanes sang Pembaptis dapat memenuhi nubuat ini karena mereka adalah orang-orang Yahudi dan juga nabi.

Tabel berikut ini menunjukkan sejauh mana Muhammad saw adalah nabi yang lebih menyamai Musa, sedangkan Yesus tidak.

Sebenarnya, klaim bahwa nubuat tersebut sesuai dengan Yesus meskipun semua sifat Musa bertentangan sifat-sifat Isa, melainkan sesuai dengan sifat-sifat Muhammad, adalah klaim yang lemah dan tidak dapat dipertahankan. Selain itu, Isa adalah seorang nabi Yahudi dan tidak memiliki hukum yang independen. Isa mengatakan, “Janganlah kamu menyangka, bahwa aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” (Matius: 5:17)

(3) Nubuat tersebut mengatakan bahwa Allah akan meletakkan firman-Nya di mulut Nabi yang dinantikan itu.

Diketahui bahwa nabi Muhammad tidak bisa membaca dan menulis (ummi atau unliteral), maka Allah akan meletakkan kata-kata di mulutnya. Musa menuturkan bahwa firman Allah itu diletakkan di mulutnya, dan itulah yang terjadi pada Nabi Muhammad dengan al-Qur’an. Allah berfirman, ‘Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).’ (an-Najm: 3-4)

Nabi Muhammad datang dengan membawa sebuah pesan kepada seluruh dunia. Semua manusia, termasuk orang-orang Yahudi dan Kristen, harus menerima kenabiannya, dan ini didukung oleh keterangan dalam Injil berikut berikut ini: ‘Dan dia akan berbicara kepada mereka semua bahwa aku memerintahkannya..’ Diketahui bahwa nabi Muhammad telah menyampaikan firman Allah ke seluruh dunia dan beliau tidak mati sampai beliau selesai menyampaikan pesan tersebut.

(4) Nubuat itu mengatakan, ‘Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku..’

Al-Qur’an al-Karim terdiri dari 114 surat, dan seluruh surat itu dimulai dengan basmalah. Hanya satu surat yang tidak diawali dengan basmalah, yaitu surat at-Taubah. Jadi, bagian dari nubuat ini juga sesuai dengan Nabi Muhammad saw.

Abdul-Ahad Dawud, the former Rev. David Benjamin Keldani, BD, a Roman Catholic priest of the Uniate-Chaldean sect . After embracing Islam, he wrote the book, ‘Muhammad in the Bible.’ He writes about this prophecy:

Abdul Ahad Dawud, mantan ketua organisasi David yang juga ketua organisasi Benjamin Keldani, seorang imam Katolik dari sekte Uniate-Chaldean, setelah memeluk Islam ia menulis buku ‘Muhammad dalam Alkitab.’ Dia menulis tentang nubuat ini sebagai berikut:

‘Jika kata-kata ini tidak sesuai dengan Muhammad, maka janji yang diberikan kepada mereka masih tetap tak dipenuhi. Yesus sendiri tidak pernah diklaim sebagai nabi yang disebut dalam nubuat tersebut. Bahkan murid-muridnya memiliki pendapat yang sama: mereka tidak melihat kedatangan kedua Yesus untuk pemenuhan dari nubuat (Kisah para Rasul 3: 17-24).

Yesus, seperti yang diyakini oleh Gereja, akan muncul sebagai Hakim. dan bukan sebagai pembuat hukum, melainkan nabi yang dijanjikan datang dengan dengan ‘hukum yang berapi-api’ di sebelah tangan kanannya. Muhammad Asad—lahir di Leopold Weiss pada Juli 1900 di kota Lvov (Lemberg Jerman), kini di Polandia, kemudian menjadi bagian dari kerajaan Austria—adalah bagian dari garis keturunan yang panjang para rabi, dimana garis keturunan itu putus pada ayahnya yang menjadi pengacara. Asad sendiri menerima pendidikan agama yang memberinya kemampuan untuk menjaga tradisi keluarga rabi. Dia telah menjadi ahli bahasa Ibrani pada usia dini dan familiar dengan bahasa Aramaik. Dia mempelajari naskah Perjanjian Lama yang asli dan juga teks dan komentar dari Talmud, the Mishna and Gemara, dan dia telah mengkaji seluk-beluk tafsir Bible, yaitu kitab the Targum.

Mengomentari ayat al-Qur’an, ‘Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui,’ (al-Baqarah: 42), Muhammad Asad menulis, ‘Maksud dari ‘mencampur-adukkan yang hak dengan yang batil’ adalah memanipulasi kitab Bibel, dimana al-Qur’an sering mengecam orang-orang Yahudi atas tindakan mereka itu.

Sementara arti lafazh ‘menyembunyikan yang hak’ itu merujuk kepada cara interpretasi mereka terhadap ucapan Musa dalam Injil secara tidak bertanggungjawab dan ngawur. Dalam Injil Musa berkata, ‘Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.’ (Ulangan 18:15) Dan juga terhadap firman Tuhan sendiri, ‘Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya.’ (Ulangan 18:18).

Kata ‘saudara mereka’ itu jelas maksudnya, yaitu orang-orang Arab khususnya musta'ribah (Arabianized) sebagai salah satu suku di antara mereka yang merupakan keturunan Ismail dan Ibrahim. Dan karena suku ini adalah sukunya Nabi saw, yaitu Qurasiy, maka isyarat-isyarat dalam Injil itu sesuai dengan kerasulan beliau.

www.eramuslim.com

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.