"Bid`ah Dholalah"
Bicara tentang bid'ah, pasti tidak bisa terlepas dari hadits " Kullu bid'atin dholalatun wakullu dholalatin finnar ", setiap bid'ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka. Menjelaskan maksud dari hadits di atas, Imam Ibnu Hajar Al Asqolany, dalam kitabnya Fathul Bari syarah Shohih Bukhori pada bab Kitabul I'tishom Bilkitabi Was Sunnah, kebetulan yang ana punya Cetakan Dar Alma'rifah juz 13 hal 254 baris ke 10, mengatakan : " Wal Murod biqoulihi 'Kullu bid'atin Dholalah" Ma Uhditsa wa laa dalila lahu min assyar'ie bi thoriqin khosshin wala 'ammin ", Yang dikehendaki dengan perkataan Nabi S.A.W 'kullu bid'ah dholalah/setiap bid'ah sesat' adalah PERKARA YANG DIBUAT-BUAT YANG TIDAK ADA DALIL SAMA SEKALI DARI SYARA' BAIK DENGAN JALAN DALIL YANG KHUSUS ATAUPUN YANG UMUM", walhashil, setiap perkara yang baru dan di buat-buat, harus di nilai dulu, apakah hal itu mempunyai keumuman atau kekhususan dalil dari Alqur'an hadits atau tidak?
Bila hal baru itu mempunyai dalil, meskipun dalil itu umum, maka tidak bisa di kategorikan sebagai perkara baru yang sesat. Contoh : Sekolah, sekolah itu adalah hal baru, apabila di niati ibadah, maka juga termasuk hal yang di buat-buat, tapi apakah sekolah bisa di kategorikan "bid'ah sesat" ?, jawabanya tentu tidak bisa, karena Sekolah masih mempunyai keumuman Dalil, yaitu kita dituntut mencari ilmu, dan di dalam sekolah ada unsur tahshilul ilmi, maka sekolah tidak bisa dikatakan bid'ah sesat, walaupun sekolah itu merupakan hal baru yang di buat-buat.
Seperti hal nya Maulid, Maulid tidak bisa di kategorikan bid'ah sesat, karena masih memiliki keumuman dalil dari Al Qur'an Hadits. Di dalam Maulid ada pembacaan siroh/perjalanan hidup Nabi, membacakan perjalanan hidup Para nabi ini selaras dengan Al Qur'an Surat Hud ayat 120 " Dan semua kisah-kisah para Rasul Kami ceritakan kepadamu yakni kisah-kisah yang denganya kami teguhkan hatimu ", jadi membaca dan mendengar siroh Nabawiyah adalah bagian dari agama yang hikmahnya bisa mempertebal iman. Di dalam maulid juga ada membaca shalawat, ini selaras dengan Al Qur'an Surat Al Azab 56 " Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikatnya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya". Di dalam maulid juga ada penghormatan kepada kelahiran Nabi, yang mana Nabi Juga menghormati hari kelahiranya sendiri. Dan masih banyak fadhilah-fadhilah yang terkandung di dalam maulid yang semuanya mencocoki dalil-dalil umum dari Al Qur'an dan Al Hadits. Seperti Sedekah, ta'awun alal birri, idkholussurur fy qolbi mu'min, shilaturrahiem, washiyat bil haq yang kesemua itu mempunyai dasar dari agama. Walhashil, karena Maulid itu mempunyai banyak ke umuman dalil, jadi sebagaimana penjelasan Ibnu Hajar, bahwa hal baru yang mempunyai keumuman dalil TIDAK BISA DI KATEGORIKAN BID'AH SESAT. Bagi anda yang tidak sependapat, silahkan, kami juga punya dasar yang sudah di gariskan Ulama-Ulama kami. Wallahu a'lam. Alfaqir ila 'afwi robbihi. "salapi tobat"
Bila hal baru itu mempunyai dalil, meskipun dalil itu umum, maka tidak bisa di kategorikan sebagai perkara baru yang sesat. Contoh : Sekolah, sekolah itu adalah hal baru, apabila di niati ibadah, maka juga termasuk hal yang di buat-buat, tapi apakah sekolah bisa di kategorikan "bid'ah sesat" ?, jawabanya tentu tidak bisa, karena Sekolah masih mempunyai keumuman Dalil, yaitu kita dituntut mencari ilmu, dan di dalam sekolah ada unsur tahshilul ilmi, maka sekolah tidak bisa dikatakan bid'ah sesat, walaupun sekolah itu merupakan hal baru yang di buat-buat.
Seperti hal nya Maulid, Maulid tidak bisa di kategorikan bid'ah sesat, karena masih memiliki keumuman dalil dari Al Qur'an Hadits. Di dalam Maulid ada pembacaan siroh/perjalanan hidup Nabi, membacakan perjalanan hidup Para nabi ini selaras dengan Al Qur'an Surat Hud ayat 120 " Dan semua kisah-kisah para Rasul Kami ceritakan kepadamu yakni kisah-kisah yang denganya kami teguhkan hatimu ", jadi membaca dan mendengar siroh Nabawiyah adalah bagian dari agama yang hikmahnya bisa mempertebal iman. Di dalam maulid juga ada membaca shalawat, ini selaras dengan Al Qur'an Surat Al Azab 56 " Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikatnya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya". Di dalam maulid juga ada penghormatan kepada kelahiran Nabi, yang mana Nabi Juga menghormati hari kelahiranya sendiri. Dan masih banyak fadhilah-fadhilah yang terkandung di dalam maulid yang semuanya mencocoki dalil-dalil umum dari Al Qur'an dan Al Hadits. Seperti Sedekah, ta'awun alal birri, idkholussurur fy qolbi mu'min, shilaturrahiem, washiyat bil haq yang kesemua itu mempunyai dasar dari agama. Walhashil, karena Maulid itu mempunyai banyak ke umuman dalil, jadi sebagaimana penjelasan Ibnu Hajar, bahwa hal baru yang mempunyai keumuman dalil TIDAK BISA DI KATEGORIKAN BID'AH SESAT. Bagi anda yang tidak sependapat, silahkan, kami juga punya dasar yang sudah di gariskan Ulama-Ulama kami. Wallahu a'lam. Alfaqir ila 'afwi robbihi. "salapi tobat"
0 komentar:
Posting Komentar