Siapa yang tidak ingin Bahagia
Bicara tentang kebahagiaan, siapa yang tidak mengharapkannya, semua kita pasti selalu merindukan saat-saat seperti itu datang. Tetapi dimana kita temukan kebahagiaan?, dirumah yang mewahkah?, atau saat kita merasakan berkecukupan?, tetapi adakah manusia yang merasa cukup?. Jangankan kita yang selalu berada dalam kekurangan setiap saat, orang-orang yang sudah bergelimang kemewahanpun ternyata merasakan kekurangan dan terus mengejar dan mencarinya.
Apakah mereka bahagia dengan apa yang sudah dimilikinya?, ternyata tidak selalu benar. Karena tidak sedikit diantara mereka yang bergelimang kemewahan justru selalu dihantui rasa ketakuatan dan kekhawatiran. Bahkan ada yang sibuk mengumpulkan harta, sampai tak sempat menikmatinya.
Ketahuilah sahabat, Bahwa kekayaan itu bukan milik orang yang mengumpulkannya, tetapi miliki orang yang menikmatinya”. Berapa banyak orang yang disibukkan dengan pencarian harta yang tak berkesudahan, tetapi kesibukannya tidak membuatnya sempat menikmati hasilnya. Itulah kenyataan yang kita saksikan.
Jadi kekhawatiran milik semua orang, Jika orang miskin khawatir dan takut menatap masa depan yang begitu memberatkan, sementara orang kaya juga khawatir dan takut bahkan bingung kemana harta mereka akan dihabiskan.
Lantas, apa yang dapat kita katakan untuk mereka yang hidupnya tak pernah puas dengan keadaan. Ada apa sesungguhnya dengan makhluk yang bernama manusia ini ?. Diberi nikmat dia tak pandai bersyukur, di beri cobaan keyakinan hidupnya semakin kabur. Sungguh, kebanyakan kita memang tidak tahu berterimakasih kepada Dzat yang maha memberi.
Buat kita yang meyakini bahwa ada kemudahan setelah datang kesusahan. Janganlah bersedih dengan apa yang telah tiada, janganlah gelisah dengan sesuatu yang belum ada, jangan merasa terhina karena deraan kemiskinan, jangan merasa sepi dalam kesendirian, dan jangan kita merasa papa dalam ketiadaan. Sebab perasaan-perasaan seperti ini hanya akan menumpulkan mata bathin kita tentang kemahabesaran Allah.
Bersandarlah kepada-Nya, adukan nasib diri dengan penuh ketawadhuan, intropeksilah, karena penyebab semua ini sesungguhnya bukan karena Allah tidak berpihak kepada kita, tetapi justru lahir dari kesalahan diri yang begitu banyak melanggar larangan-Nya.
Semoga Allah membuka pintu hati kita agar mampu menemukan hikmah dibalik setiap musibah yang datang. Ketahuilah dibalik setiap musibah yang menyakitkan jika kita bersabar dan bersyukur, tersimpan kebaikan yang begitu banyak.
*****
Jika kehidupan ini membuat kita tertawa sejenak,
maka suatu saat kehidupan akan membuat kita menangis.
Kenikmatan sekejap akan datang kedukaan yang panjang.
*****
0 komentar:
Posting Komentar