Dunia Adalah Negeri Cobaan
Renungkan dengan dalam tentang dunia ini yang memang merupakan negeri cobaan. Dan harus di akui, kita terlahir memang sebagai makhluk yang di selimuti ragam permasalahan. Sementara tabiat dasar manusia sendiri itu tidak pernah puas. Ketika di beri kenikmatan, ia lalai dan tidak bersyukur. Saat di beri kesulitan, ia kerap sedih dan merasa gundah gulana, sehingga pikirannya di balut serpihan-serpihan kusam.
Seorang alim, Abul Faraj Ibnu Al-Jauzi mengatakan: ‘ Seandainya dunia ini bukanlah negeri cobaan, tentu tak akan ada penyakit dan hal-hal yang terlalu kelam. Tidak ada kesempitan hidup seperti dirasakan oleh para nabi dan orang-orang terbaik. Namun ternyata Adam harus mengalami ujian berat sampai beliau tinggal di dunia. Nabi Nuh harus menangis 300 tahun dan meratapi berbagai musibah. Nabi Ya’qub menangis hingga matanya buta. Nabi Musa harus menderita menghadapi firaun yang durjana. Nabi Isa as tidak punya tempat berteduh serta hidup serba kekurangan. Dan Nabi Muhammad harus mendapat cercaan yang menyakitkan menghadapi ummatnya sampai beliau harus hijrah ke Madinah.
Itulah sekelumit contoh tentang sejarah “penderitaan” panjang yang memang akan selalu hadir di setiap kesempatan dan keadaan. Itulah karakter dunia yang penuh dengan beragam kesulitan dan kita harus terus berjuang untuk melepaskan penderitaan itu sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.
Hadirkan sikap sabar dan keyakinan yang kuat dalam menapaki setiap episode hidup. Terutama ketika musibah itu datang. Selain itu ketahuilah, karakter musibah itu sendiri merupakan ketentuan yang pasti didatangkan Allah kepada setiap manusia. Pemahaman yang benar tentang hakekat musibah akan mampu menahan tekanan penderitaan yang kita alami.
Sesungguhnya keyakinan seorang hamba Allah, bahwa kemenangan dapat dicapai dengan sikap sabar, bahwa setelah penderitaan akan datang kebahagiaan, bahwa setelah kesulitan akan datang kemudahan, semuanya itu akan menambah kekuatan dalam mengahadapi setiap penderitaan yang datang.
Marilah kita renungkan hikmah di balik musibah yang datang. Abdul Hamid Al-Bilali dalam bukunya ‘Ta’mulaat Ba’d al Fajr mengatakan; bahwa musibah itu disamping sebagai sebuah peringatan dari Allah atas suatu kesalahan juga merupakan terapi kesadaran.
Catatlah dalam ingatan kita, tentang beberapa hal yang merupakan bagian hikmah, kenapa musibah itu datang.
•Agar keimanan kita bertambah, bahwa yang tidak menimpanya tidak akan mencelakainya, dan apa yang menimpanya tidak akan luput dan bahkan segala sesuatu itu ada ukuran takdirnya.
•Untuk mengembalikan hamba kepada Tuhan-nya, menambah kedekatan kepada-Nya, agar dia terjauh dari kondisi keterasinganyang di lalui bersama-Nya
•Sebagai penegasan terhadap kekuasaan Allah dan penegasan terhadap kelemahan manusia yang pada hakikatnya sangat membutuhkan Allah penciptanya.
•Sebagai anjuran kepada orang yang selamat agar segera melakukan ama kebaikan sebelum datang goncangan azab yang akan membinasakan segala sesuatu.
•Untuk menambah kepekaan perasaan terhadap kematian dan sekaligus melihat nya, kemudian dia diselamatkan darinya seakan-akan di dilahirkan kembali untuk mengarungi kehidupan, lalu menggapai apa yang menjadi harapannnya.
•Untuk meruntuhkan dominasi keduniaan dengan segala yang ada di dalamnya dari paandangan orang yang tertimpa musibah itu.
•Agar menjadi pelajaran bagi orang byang selalu bergelimang dalam Lumpur kemaksiatan, bahwa Allah Mahakuasa untuk mengazab kapanpun saat yang dikehendaki-Nya.
Itulah beberapa hal yang patut kita ketahui sebagai sebuah terapi dini untuk menghadapi berbagai musibah yang datang. Disamping itu tentu saja keyakinan bahwa Allah yang mengadirkan segalanya harus tertanam juga di dalam hati kita.
Info: Alhamdulillah Materi Renungan-renungan yang telah dipublikasikan kini dapat disimak d Streaming Radio Nurisfm di http://nurisfm.listen2myradio.com/ atau di Winamp Anda bisa masukan URL http://95.154.211.189:36810 atau di http://pribaditaat.blogspot.com/ Dalam acara LIVE setiap hari Sabtu Malam Ahad jam 20.30-23.30 WIB.
0 komentar:
Posting Komentar