Oleh : Redaksi 17 Jun, 08 - 2:20 am

imageAssalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pak Ustad, mungkin bukan wewenang pak ustad untuk menjawab namun hanya mohon saran hubungannya dengan akidah. Suasana memanas saat ini setelah insiden Monas kemarin, ada hal yang ganjil di mana 8000 Banser Anshor mengisi tubuh dengan kekebalan guna siap berperang melawan FPI, Astagfirullah. Dilakukan di Musholla, habis berwudhu' lantas dituliskan rajah bahasa arab di punggung, diberi air, doa-doa dan spiritual lainnya hingga mengetes kekebalan.

Bagaimana pandangan Pak Ustad dari sisi akidah Syariah, kenapa kyai-kyai NU tidak bersuara? Mau dibawa ke mana akidah mereka?

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Nazl

Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

imageSedikit mengomentari insiden di Monas kemarin, kami sampaikan bahwa tidak ada pihak yang paling berbahagia saat ini melihat sesama umat Islam saling bermusuhan dan baku hantam, kecuali iblis laknatullahi 'alaihi.

Inilah momen yang paling membahagiakan Iblis yang sejak zaman nabi Adam 'alaihissalam sudah punya dendam kesumat untuk menimbulkan permusuhan di kalangan anak-anak Adam.

Sudah lama iblis merasakan sesak dada karena melihat umat Islam di negeri ini semakin dekat dengan agama. Sudah lama Iblis sakit hati melihat semakin hari semakin banyak saja para wanita di negeri ini yang menutup aurat dan pakai jilbab.

Sudah lama Iblis kecewa melihat begitu banyak pengajian dan majelis taklim menjamur bukan hanya di desa, bahkan di gedung-gedung pencakar langit di Jakarta, sehingga orang semakin banyak yang mengenal lebih dalam tentang agamanya.

Sudah lama Iblis tidak pernah tersenyum dan bermuka masam, karena selama ini melihat umat Islam dari berbagai elemen bersatu, melepaskan dan melupakan perbedaan yang kerap menghantui mereka.

Namun pada hari-hari belakangan ini, Iblis bisa kembali menari-nari kegirangan, berputar-putar dan memiringkan badannya ke kanan dan ke kiri diiringi musik. Iblis tertawa lebar, hidungnya mekar, dadanya menggelembung bahagia.

Betapa tidak, karena Iblis akhirnya bisa melihat pemandangan yang sudah lama tidak lagi disaksikannya, yaitu ketika anak cucu Adam memukuli saudaranya sendiri, apapun penyebabnya, lalu orang lain yang tidak tahu urusan lantas ikut-ikutan mau membalaskan dendamnya, maka Iblis dan teman-temannya mulai berpesta.

Musik telah dimainkan, batu dan kayu dilemparkan, dendam kesumat diletupkan, permusuhan semakin menjadi-jadi tanpa bisa dizinakkan. Kita jadi teringat pada firman Allah SWT ketika dahulu mengingatkan bahwa Iblis memang memimpikan hal itu.

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu. (QS. Al-Maidah: 91)

Sikap Umat Islam
Sebagai muslim, tentu kita malu kalau harus ikut kejeblos dengan jebakan-jebakan Iblis yang inginnya memperluas permusuhan dan konflik horizontal di tengah umat Islam.

Padahal sesungguhnya akar masalahnya bukan urusan anarki, melainkan urusan penyimpangan akidah Ahmadiyah yang sejak dulu kesesatannya telah disepakati ulama.

Sayangnya begitu banyak di antara kita sendiri yang jadi korban penggiringan opini media massa milik Iblis atau setidaknya yang mendukung Iblis, yang inginnya ada konflik horizontal. Kami yakin sekali bahwa media adalah kekuatan keempat yang amat berpengaruh di dalam suatu negara. Bahkan terkadang jauh lebih kuat dari seorang Presiden sekalipun.

Apalagi kalau media itu membentuk jaringan dan sama-sama menggiring opini sambil terus memanas-manasi publik untuk melakukan character assasination kepada kelompok tertentu. Masih ditambah dengan kekuatan pihak asing (baca: yahudi) yang juga ingin melumat Islam di negeri ini. Wah, ini memang sangat dahsyat.

Buktinya, saudara-saudara kita di daerah yang kurang informasi objektif sampai harus mengisi tubuh dengan ilmu kebal dan makan gotri pakai pisang. Kalau kita tanya, untuk apa melakukan itu, jawabnya tentu bisa beragam. Tetapi yang paling kuat justru untuk melakukan perbuatan yang jauh lebih anarkis. Sayang sekali.

Masyaallah, kalau pun perbuatan FPI itu dianggap anarkis, pertanyaannya adalah: Apakah anarki itu harus selalu dilawan dengan anarki? Apakah 'kezaliman' dihadapi dengan kezaliman juga? Lalu apa bedanya antara kedua belah pihak itu?

Sekarang sekian orang yang bertanggung-jawab dari perbuatan insiden Monas itu sudah ditangkap polisi, atau tepatnya telah menyerahkan diri dengan komitmen dan bertanggung-jawab. Bahkan Habib Rizik pun juga sudah ditangkap. Lalu mau apa lagi?

Apakah kekerasan memang harus selalu melahirkan kekerasan lainnya? Apakah mengisi ilmu kebal dan bermacam persiapan itu untuk melukai sesama anak Adam? Untuk menyakiti lagi umat Muhammad SAW?

Belum puaskah Iblis kita layani dengan hembusan angin nerakanya, sehingga kita harus terus menerus melakukan semua bisikan jahatnya?

Ilmu Kebal Dalam Perspektif Aqidah Islam
imageKami bukan memusuhi orang yang menggunakan ilmu kebal, namun kalau kita kaji lebih dalam di setiap even peperangan yang dijalankan oleh Rasulullah SAW, maka kita lihat bahwa sepanjang sejarah kita tidak menemukan indikasi beliau SAW menggunakannya.

Padahal kalau dipikir-pikir, Rasulullah SAW pernah diminta oleh para jin muslim untuk mengisi pengajian. Bahkan para shahabat sampai kebingungan mencari beliau SAW.

Ketika hari berganti, tiba-tiba Rasulullah SAW muncul lagi dan beliau mengatakan telah diundang oleh sekumpulan jin yang ingin belajar agama Islam.

Kalau kita pikir secara logika, mengapa beliau SAW tidak minta bantuan jin untuk mengisi para shahabat dengan ilmu kebal sehingga tidak mempan dibacok atau disabet dengan pedang? Mengapa para jin itu tidak ikut perang melawan para kafir Jahiliyah di Medan Badar, Uhud, Khandak dan lainnya?

Jawabnya ada di masa Nabi Sulaiman 'alaihissalam. Beliau adalah nabi terakhir yang diberi kekuasaan dan wewenang untuk memanfaakan bangsa jin oleh Allah SWT. Sepeninggal beliau, para nabi yang lain tidak diberikan wewenang itu. Mereka diminta berjuang di jalan Allah dengan segala resiko fisik.

Maka Nabi Zakaria pun harus mati di gergaji oleh kaumnya yang membangkang. Padahal kalau memang dibolehkan, seharusnya Nabi Zakaria pun minta bantuan jin untuk diberi ilmu kebal agar tidak mempan dibacok.

Seandainya meminta bantuan jin dan mengisi raga dengan ilmu kebal itu dibenarkan secara aqidah, seharusnya Rasulullah SAW tidak perlu patah giginya dan hancur mukanya saat dilempari batu di Thaif. Dan semua peperangan selama 23 tahun di zaman kenabian itu tidak perlu menghasilkan sejumlah syuhada'.

Namun karena aqidah Islam melarang kita meminta bantuan kepada jin, meskipun jin muslim sekali pun, maka kita tidak pernah melihat para mujahidin sepanjang zaman yang pakai ilmu kebal.

Kalau pun ada pertolongan dari Allah, maka pertolongan itu turun dengan sendirinya. Itu adalah karamah yang Allah berikan kepada siapa saja dari para hambanya yang shalih, yaitu yang beraqidah benar, menjalankan hukum halal dan haram secara benar, dan juga selalu menghindari diri dari dosa, kebencian, kebengisan dan dendam.

Para mujahidin sepanjang zaman tidak menang berjihad melawan orang kafir karena ilmu kebal, atau karena diisi dengan amalan tertentu, atau karena dirajah atau diberikan amalan tertentu. Mereka menang karena semata pertolongan Allah. Karena yang mereka lawan adalah orang kafir, bukan sesama umat Islam sendiri.

Karena yang mereka tegakkan adalah kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW, bukan kepentingan sesaat, bukan dendam yang tidak jelas, juga bukan kepentingan dan agenda orang-orang di belakang layar.

Itulah jihad yang dilakukan para mujahidin di masa lalu, dan itulah yang dilakukan oleh para pahlawan di negeri kita sendiri. Dengan cara itulah kita melawan Belanda dan Jepang di masa lalu. Jihad kita bukan untuk memukuli sesama muslim karena berbagai persoalan yang tidak jelas, hanya karena dipanasi oleh media yang sangat berat sebelah.

Semoga Allah SWT melindungi kita dari beragam jebakan Iblis yang inginnya kita selalu berseteru dengan sesama muslim. Semoga Allah memadamkan tipu daya Iblis dan memenangkan agama-Nya.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Ahmad Sarwat, Lc

0 komentar:

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.