BAGIAN PERTAMA: Konsep ta’wil dalam permasalahan Asma’ wa Sifat

Mengapa mereka menta’wil sifat Allah?
Allah subhanahu wa ta’la berfirman:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya:
Tidak ada yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat
(Asy-Syura: 11)
Pada Ayat di atas Allah subhanahu wa ta’ala menafikan penyerupaan Dzatnya Yang Maha Agung dengan makhluk-Nya. Allah melarang hamba-Nya untuk menyerupakan Dzat-Nya dengan makhluk-Nya. Namun jika kita perhatikan ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam, banyak kita dapati sifat-sifat Allah yang mana sifat tersebut juga ada pada makhluk-Nya. Contoh sifat tangan, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ
Artinya:
Allah berfirman: "Hai iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) Termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?".(Shad: 75)
Pada ayat di atas Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan bahwa sifat tangan ada pada Diri-Nya subhanahu wa ta’ala. Kemudian muncul pertanyaan jika Allah memiliki tangan apakah itu berarti Allah seperti makhluk-Nya? Sedangkan pada ayat yang telah lalu, kita dilarang untuk meyakini penyerupaan Allah dengan makhluk-Nya. Di sisi lain tidak mungkin ayat-ayat Al-Qur’an saling bertentangan. Kalau begitu pastilah ada makna tersembunyi dibalik sifat tangan yang dikabarkan pada ayat ini.
            Berangkat dari pemahaman ini, sebagian umat muslim mencoba menawarkan solusi bagi kemusykilan ini. Mereka membawa sebuah metode yang menurut mereka bisa menjaga umat Islam dari kesalahan aqidah terlebih dalam masalah penyerupaan Allah dengan makhluk-Nya. Metode mereka adalah metode ta’wil, adapun kelompok ini sebut saja mu’awilah. Karena dalam pengertian bahasa Arab mu’awwil berarti orang yang melakukan ta’wil. 
Secara mendasar pengertian ta’wil adalah memaknai suatu kata dengan makna majas yang tersirat di dalamnya. Sebagai contoh ketika seseorang mengatakan, “Rini adalah bunga desa di kampung kita” maka orang yang mendengar ini langsung mengetahui bahwa bunga yang dimaksud adalah seorang wanita cantik bukan bunga sesungguhnya yang mekar di taman. Nah kaum mu’awilah meyakini bahwa sebagian besar sifat Allah yang memiliki kesamaan dengan makhluk-Nya menunjukkan kepada makna majas yang tersembunyi. Dan makna itulah yang seharusnya diyakini oleh umat muslim, bukan makna hakiki dari sifat tersebut.
Pada sifat tangan di atas, kelompok mu’awwilah menta’wilkannya kepada makna kekuatan dan kekuasaan. Hal ini karena jika seorang muslim meyakini tangan Allah dengan makna hakiki , dia akan rentan terjerumus kepada penyerupaan Allah terhadap makhluk-Nya. Maka cara yang selamat—menurut mereka—adalah ta’wil.   
            Tidak seluruh sifat Allah mereka ta’wilkan. Meraka hanya menta’wilkan sifat-sifat yang tidak pantas—menurut mereka—disandangkan kepada Rabb Jalla wa ‘Ala. Adapun sifat-sifat yang pantas disandangkan kepada Allah tidak mereka ta’wilkan. Mereka menyebut sifat-sifat ini dengan istilah sifat ma’ani, seluruhnya berjumlah tujuh yaitu; Ilmu, Qudrah, Iradah, Hayat, Kalam, Sama’, dan Bashar. Jika ada ayat atau hadits yang menyebutkan sifat selain ketujuh sifat tersebut maka sifat itu harus dita’wilkan.

Dari mana mereka memperoleh tujuh sifat ini?
            Golongan mu’awilah mengatakan bahwa sebelum Allah menciptakan makhluk-Nya pastilah Allah lebih mengetahui apa yang diciptakan dan bagaimana penciptaannya hal inilah yang menjadi bukti ilmu Allah subhanahu wa ta’ala. Kemudian ciptaan Allah tidak akan terwujud jika tidak ada kekuasaan, inilah bukti dari sifat qudrah. Beragamnya ciptaan Allah seperti ada yang indah, jelek, baik, jahat dan lain sebagainya menunjukkan bahwa Allah memiliki kehendak ketika menciptakannya inilah bukti yang menunjukkan sifat iradah. Ketiga sifat ini yaitu qudrah, iradah, dan ilmu tidak terdapat kecuali pada sesuatu yang hidup. Maka inilah bukti dari sifat hayat. Kemudian sesuatu yang hidup pasti berbicara, melihat, dan mendengar, maka inilah bukti dari sifat kalam, sama’ dan bashar. Kira-kira demikianlah mereka menetapkan tujuh sifat ini sebagai sifat ma’ani.

Kritik dan Sanggahan
Pertama, konsep ini adalah konsep akal untuk menetapkan suatu aqidah dan keyakinan. Apakah aqidah ditetapkan dengan akal? Seharusnya aqidah dibangun di atas dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah kemudian akal digunakan untuk memahami dan membenarkan, bukan untuk menetapkan. Karena tidak ada cara untuk menetapkan aqidah kecuali dengan wahyu.
Kedua, merujuk kepada akal beresiko menimbulkan perbedaan pendapat, karena akal manusia berda-beda satu sama lain. Buktinya adalah pada perkembangan golongan mu’awwilah sendiri. Semula mereka hanya menetapkan tujuh sifat, namun kemudian mereka menetapkan lagi sifat-sifat yang lainnya menjadi dua puluh yang saat ini dikenal dengan sifat dua puluh.  
Ketiga, ketika mereka menta’wilkan seharusnya mereka mendatangkan bukti. Karena kita mengetahui bahwa ta’wil ada dua macam yang boleh dilakukan dan yang dilarang. Ta’wil boleh dilakukan jika ada bukti yang benar, namun jika tidak ada bukti atau bukti tersebut tidak dapat diterima maka ta’wil tersebut tidak boleh dilakukan. Namun sebagian besar ta’wil golongan mu’awilah hanya dibangun di atas dugaan.
Keempat, mereka melakukan ta’wil dengan alasan agar terhindar dari penyerupaan Allah dengan makhluk-Nya. Ketahuilah bahwa ta’wil tidak sepenuhnya menyelamatkan mereka dari tasybih(penyerupaan), mereka masih terjebak di dalam tasybih karena sifat-sifat yang mereka tetapkan juga merupakan sifat makhluk-Nya juga.
Kelima, jika mereka mengatakan “ tidak, kami tidak mengimaninya seperti itu. Kami  mengimani sifat-sifat yang kami tetapkan ini(sifat ma’ani) sesuai dengan Keagungan  dan Kebesaran Allah ‘azza wa jalla”. Kalau begitu mengapa anda tidak mengimani sifat-sifat lainnya sesuai dengan Keagungan  dan Kemuliaan Allah subhanahu wata’ala?
Keenam, menta’wilkan sifat-sifat Allah kepada makna majas yang dikandungnya tidak pernah diyakini oleh pendahulu kita dari kalangan sahabat dan ulama-ulama salaf. Berikut fatwa-fatwa dari para salaf tentang bagaimana mengimani sifat-sifat Allah:
1. Al- Walid ibn Muslim(195 H) rahimahullah mengatakan: Ketika  Auza’i(157 H), Malik(179 H), Sufyan Tsauri(161 H), Laits ibn Sa’ad(175 H) rahimahumullah ditanya tentang hadits-hadits tasybih mereka manjawab:
أَمِرُّوهَا كَمَا جَاءَتْ بِلاَ كَيْفِيَّةٍ
Artinya:
Yakinilah hadits-hadits tersebut sebagaimana adanya tanpa “kaifiyyah”[1].

2. Imam Abdul Aziz ibn Yahya Al-Kinani Asy-Syafi’i rahimahullah (240 H) mengatakan:
وَعَلَى الخَلْقِ جَمِيعاً أَنْ يُثْبِتُوا مَا أَثْبَتَ اللهُ، وَيَنْفُوا مَا نَفَى اللهُ، وَيُمْسِكُوا عَمَّا أَمْسَكَ اللهُ
Artinya:
Wajib bagi seluruh manusia untuk menetapkan sifat-sifat yang ditetapkan oleh Allah, menafikan sifat-sifat yang dinafikan oleh Allah, serta bersikap diam terhadap apa yang tidak dikabarkan oleh Allah[2].
3. Imamul Haramain Abul Ma’ali Al-Juwaini(478 H) rahimahullah mengatakan:
مَا وَرَدَ الشَرْعُ بِإِطلَاقِهِ فِى أَسْمَاءِ اللهِ تَعَالَى وَصِفَاتِهِ أَطْلَقْنَاهُ وَمَا مَنَعَ الشَرْعُ مِنْ إِِطْلَاقِهِ مَنَعنَاهُ وَمَا لَمْ يَرِد فِيهِ إِذْنٌ وَلَا مَنْعٌ لَمْ نَقْضِ فِيهِ بِتَحلِيلٍ وَلَا تَحْرِيمٍ فَإِنَّ الأَحْكَامَ الشَرْعِيَّةَ تُتَلَقَّى مِنْ مَوَارِدِ الشَرْعِ وَلَو قَضَيْنَا بِتَحْلِيلٍ أَو تَحْرِيمٍ لَكُنَّا مُثْبِتِينَ حُكْمًا بِغَيرِ الشَرْعِ
Artinya:
Kami menyatakan nama-nama dan sifat-sifat Allah yang dinyatakan dalam syariat. Dan kami menafikan nama-nama dan sifat-sifat yang dilarang dalam syariat. Adapun yang tidak terdapat pembolehan maupun larangannya dalam syariat, maka kami tidak menentukannya. Karena segala hukum syariat diperoleh dari sumber-sumber hukum syariat, apabila kami menetapkan pembolehan atau pelarangannya sama halnya kami menetapkan hukum tanpa dalil syariat[3]. 
Kami cukupkan ketiga pernyataan ini dari pala ulama sebagai bukti aqidah yang mereka yakini. Kami bawakan pendapat mereka yang wafat sebelum Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah(728 H) rahimahullah agar tidak ada kerancuan bahwa pendapat ini adalah pendapat Ibnu Taimiyyah  saja. Juga menepis selentingan yang mengatakan Ibnu Taimiyyahlah yang pertama kali menggagas pendapat ini. Akan tetapi Ibnu Taimiyyah adalah salah seorang ulama yang juga mengambil pendapat ini dari para salaf. 


BAGIAN KEDUA: Diskusi ta’wil Istawa menjadi Istaula.

Pengertian istiwa’
Kata istiwa’ adalah bentuk nominal dari kata kerja istawa. Secara garis besar kata istawa dalam Al-Qur’an ada dua macam; mutlak dan muqayyad.
Yang dimaksud mutlak adalah ketika kata tersebut berdiri sendiri, tidak terangkai dengan huruf-huruf lain setelahnya. Contohnya, firman Allah ta’ala:
وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَ<span>اسْتَوَى</span> آَتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

Artinya:
Dan setelah Musa cukup umur dan <span>sempurna</span> akalnya, Kami berikan ke- padanya Hikmah (kenabian) dan pengetahuan. dan Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.(Al-Qashash: 14)
Pada ayat di atas kata istawa berdiri sendiri tanpa rangakaian dengan huruf lain. Maka kata istawa yang demikian memiliki arti “sempurna”.
Adapun yang dimaksud muqayyad adalah apabila kata istiwa dirangkai dengan huruf tertentu dalam bahasa Arab. Ada tiga huruf yang dirangkaikan ke dalam kata istawa; ila, ‘ala, dan waw yang bermakna bersama. Contohnya adalah sebagai berikut.

    Yang dirangkai dengan huruf ila, firman Allah ta’ala:

هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ <span>اسْتَوَى إِلَى</span> السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu kemudian Dia <span>menuju</span> ke langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. (Al-Baqarah: 29)
Dengan ini maknanya adalah menuju suatu tempat yang tinggi yaitu langit. Insya Allah akan datang tafsir Imam Syafi’i rahimahullah tentang langit.

    Yang dirangkai dengan huruf ‘ala, firman Allah ta’ala dalam surah Al-Fath ayat 9:

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآَزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ <span>فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ</span> يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا 
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan <span>tegak Lurus di atas pokoknya</span>; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
Dengan ini, jika kata istawa dirangkai dengan huruf ‘ala maka maknanya adalah “berada di atas”.

    Yang dirangkai dengan huruf waw yang bermakna “bersama”, contohnya adalah kalimat dalam bahasa Arab berikut:

 اِستَوَى المَاءُ وَ الخَشَبَةُ
Air itu sejajar dengan kayu.
Maka jika kata istawa dirangkai dengan huruf waw yang berarti “bersama” maknanya adalah “sama, seimbang, atau sejajar”.

Istiwa’ Allah di atas ‘Arsy[4]
Permasalahan ini termasuk di antara permasalahan yang paling sering diperdebatkan antara Ahlus Sunnah dan golongan mu’awwilah. Ahlus Sunnah mengimani sifat istiwa’  dengan maknanya sebagaimana yang dikabarkan Allah dalam Al-Qur’an sesuai dengan Kebesaran dan Keagungan-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى  
Ar-Rahman  yang beristiwa’ di atas 'Arsy( Thaha:5)
            Sedangkan golongan mu’awwilah tidak, mereka mengatakan jika kita mengimani sifat ini sama halnya kita mengimani bahwa Allah sama dengan makhluk-Nya. Karena beristiwa’ di atas ‘arsy(singgasana) adalah sifat makhluk sebagaimana seorang raja yang beristiwa’ di atas singgasananya. Maka mereka mencari makna lain yang sesuai bagi Allah. Akhirnya mereka menemukan makna yang pas yaitu istaula(menguasai). Nah kalau yang ini pas, karena Allah adalah penguasa kalau hanya sekedar beristiwa’ saja banyak di antara makhluk-Nya yang melakukannya.

Kritik dan Sanggahan
Pertama: Para salaf tidak pernah memaknai istawa dalam ayat ini dengan makna istaula’. Berikut fatwa ulama dalam memahami ayat ini.
1. Imam Rabi’ah ibn Abi Abdirrahman(136 H)—beliau  adalah salah seorang guru Imam Malik—rahimahullah  ditanya tentang istiwa’ yang terdapat dalam ayat:
 الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
Bagaimana Allah beristiwa’?
Beliau menjawab:
الكَيفُ مَجْهُولُ ، وَالاِسْتِوَاءُ غَيرُ مَعْقُولٍ ، وَيَجِبُ عَلَيَّ وَعَلَيْكُمْ الإِيْمَانُ بِذَلِكَ كُلِّهِ
Artinya:
Bagaimana Allah beristiwa’ tidak bisa diketahui, dan akal tidak dapat menalarnya, akan tetapi wajib bagi saya dan anda untuk mengimaninya[5].

2. Imam Malik ibn Anas rahimahullah juga ditanya dengan partanyaan serupa kemudian beliau menjawab:
الرَّحْمَنُ عَلَى العَرْشِ اسْتَوَى  كَمَا وَصَفَ نَفْسُهُ وَلَا يُقَالُ كَيفَ وَكَيْفَ عَنْهُ مَرْفُوعٌ وَ أَنْتَ رَجُلٌ سُوءٍ صَاحِبُ بِدْعَةٍ أَخْرِجُوهُ
Artinya:
Ar-Rahman beristiwa di atas Arsy sebagaimana yang Dia kabarkan, tidak boleh mengatakan bagaimana(istiwa’-Nya) dan bagaimana Allah naik? Adapun anda adalah  seorang ahli bid’ah maka pergilah![6]

Dalam riwayat yang lain beliau mengatakan:
الاِسْتِوَاءُ غَيرُ مَجُهولٍ وَالكَيفُ غَيرُ مَعْقُولٍ وَالإِيمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَمَا أَرَاكَ إِلَّا مُبْتَدِعًا
Istiwa’ Allah diketahui (maknanya),namun akal tidak dapat menalar bagaimana Allah beristiwa’, akan tetapi wajib bagi kita untuk mengimaninya. Adapun menanyakan bagaimana Allah beristiwa’ adalah perbuatan bid’ah, dan saya  yakin anda(yaitu orang yang bertanya) adalah ahli bid’ah[7].

3. Imam Auza’i  rahimahullah mengatakan:
كُنَّا وَالتَّابِعُونَ مُتَوَافِرُونَ نَقُولُ : إِنَّ اللَّهُ تَعَالَى فَوْق عَرْشِهِ وَنُؤْمِنُ بِمَا وَرَدَتْ بِهِ السُّنَّة مِنْ صِفَاتِهِ    
Artinya:
Kami dan para tabi’in lainnya mengatakan: Sesungguhnya Allah berada di atas Arsy’ dan kami mengimani seluruh sifat yang terdapat dalam sunnah[8].

4. Imam Sufyan ibn Uyaynah (198 H)—beliau adalah salah seorang guru Imam Syafi’i—rahimahullah mengatakan:
كُلُّ مَا وَصَفَ اللهُ تَعَالَى مِنْ نَفْسِهِ فِي كِتَابِهِ، تَفْسِيرُهُ تِلَاوَتُهُ وَالسُّكُوتُ عَنْهُ
Seluruh sifat Allah di dalam Kitab-Nya(Al-Qur’an), tafsirnya adalah membacanya dan tidak berkomentar tentangnya[9].

5. Imam Asy-Syafi’i rahimahullah mengatakan:
ثُمَّ مَعنَى قَولِهِ فِي الكِتَابِ: "مَنْ فِي السَّمَاءِ"(الملك:16) : مَنْ فَوقَ السَّمَاءِ عَلَى العَرْشِ، كَمَا قَالَ: "الرَّحْمَنُ عَلَى العَرشِ اسْتَوَى"(طه:5) وَكُلُّ مَا عَلَا فَهُوَ سَمَاءٌ وَالعَرْشُ أَعْلَى السَّمَاوَاتِ، فَهُوَ عَلَى العَرْشِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى كَمَا أَخْبَرَ بِلَا كَيفٍ بَائِنٌ مِن خَلْقِهِ غَيْرُ مُمَاسٍّ مِنْ خَلْقِهِ: لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِي(الشورى:11)
Artinya:
Firman Allah: “Yang berada di langit”(Al-Mulk: 16) artinya adalah “Yang berada di atas Arsy” sebagaimana firman-Nya: Ar-Rahman beristiwa’ di atas ‘Arsy(Thaha: 5).
Karena segala sesuatu yang tinggi dinamakan langit, dan ‘Arsy berada di langit yang paling tinggi. Allah berada di atas ‘Arsy sebagaimana yang Dia kabarkan tanpa harus menanyakan bagaimana Dia beristiwa’. Allah jauh berbeda dari makhluk-Nya dan tidak serupa sedikitpun dengan mereka, karena Tidak ada yang serupa dengan-Nya(Asy-Syura: 11)[10]

6. Imam Baihaqi(458 H) rahimahullah mengatakan:
فَالمُتَقَدَّمُونَ مِن أَصْحَابِنَا—رضي الله عنهم—كَانُوا لَا يُفَسِّرُونَ وَلَا يَتَكَلَّمُونَ فِيهِ كَنَحْوِ مَذْهَبِهِمْ فِي أَمْثَالِ ذَلِكَ
Artinya:
Para pendahulu kami dari mazhab Syafi’i tidak menafsirkan (sifat-sifat Allah) dan tidak berpendapat sebagaimana mereka berpendapat di dalam mazhab[11].
Ketiga, ta’wil yang benar harus berdasarkan bukti yang benar. Kaum mu’awilah tidak memiliki bukti atau dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah bahwa makna istawa dalam ayat ini adalah istaula. Tidak ada ayat maupun hadits yang memberikan isyarat atau menjelaskan langsung bahwa makna Allah beristiwa di atas ‘Arsy berarti Allah menguasainya.
Keempat, satu-satunya bukti bagi mereka adalah dari sisi bahasa(etimologi). Jika anda menelusuri makna kata istawa dalam kamus-kamus referensi Bahasa Arab semisal Ash-Shahhah karya Al-Jauhari, Tajul ‘Urus karya Murtadha Az-Zabidi, atau Lisanul ‘Arab karya Ibnu Manzhur anda akan mendapati makna istaula(menguasai). Namun seluruh kamus-kamus tersebut menyebutkan pijakan yang sama yaitu sebuah Syair yang berbunyi:
قَدِ اسْتَوى بِشْرٌ على العِرَاق من غَيرِ سَيْفٍ ودَمٍ مُهْراقٍ
Artinya:
“Bisyr telah menguasai Iraq tanpa pedang dan pertumpahan darah”[12]
Namun siapakah pengarang Syair ini? Syair ini dinisbatkan kepada Al-Akhthal An-Nashrani. Imam Ibnu Katsir Asy-Syafi’I rahimahullah dalam Kitabnya Al-Bidayah wan Nihayah mengatakan bahwa Al-Akhthal ini adalah seorang Arab yang beragama Nasrani[13]. Pertanyaannya bagaimana bisa kaum mu’awilah ini lebih memilih perkataan seorang Nasrani—yang aqidahnya jelas-jelas berbeda—sebagai dalil untuk pendapat mereka ketimbang fatwa-fatwa para Imam yang disepakati keilmuan serta keimamannya di mata umat Islam? Apakah seorang Nasrani lebih tahu tentang Allah ketimbang para ulama salaf? Jika seorang muslim memakai metode ini, yaitu belajar agamanya dari orang yang berbeda agama, jadi apa kira-kira agama ini?
Kelima: para ulama lughah(bahasa) telah sepakat bahwa istiwa’ dengan makna istaula(menguasai) hanya diungkapkan jika sebelumnya terjadi pertarungan atau perebutan kekuasaan hingga salah satu dari yang berkompetisi memenangkan pertarungan. Jika mereka masih bersikeras memaknai istawa dengan makna “menguasai” maka hal ini berarti harus ada pertarungan antara Allah dan ‘Arsy sampai Allah menguasai ‘Arsy, dan ini adalah pendapat yang batil, karena bertentangan dengan kaidah Bahasa Arab.
Keenam: apabila dikatakan: kami tidak berpendapat demikian. Istila’(penguasaan) Allah terhadap ‘Arsy tidak mutlak  harus ada pertarungan sebelumnya karena istila’ Allah adalah istila’ yang sesuai dengan Kebesaran dan Keagungan-Nya. Kalau begitu mengapa anda tidak mengatakan konsep ini dari awal? Mengapa anda tidak mengatakan Allah beristiwa’ di atas ‘Arsy sesuai dengan Kebesaran dan Keagungan-Nya? Apa yang menghalangi anda mengatakan demikian, sehingga anda menta’wilnya terlebih dahulu?  Jika anda mengatakan konsep ini dari awal, kan anda tidak perlu repot-repot menta’wilnya, apalagi ta’wilnya belum tentu benar.
Ketujuh,  Allah beristiwa di atas ‘Arsy menunjukkan bahwa perbuatan-Nya ini khusus dilakukan terhadap makhluk-Nya ‘Arsy. Ta’wil istiwa’ menjadi istila’ menuntut seseorang untuk memperluas maknanya menjadi umum kepada seluruh makhluk karena Allah menguasai makhluk-makhluk lain selain ‘Arsy. Adapun istiwa’ Allah hanya mengabarkan bahwa Dia hanya  melakukannya terhadap ‘Arsy. Jika memang istiwa’ disini berarti “menguasai” tentulah Allah juga akan mengabarkan bahwa Allah beristiwa’ di atas makhluk-makhluk yang lain, tapi nyatanya kita tidak menjumpai yang demikian di dalam Al-Qur’an maupun Sunnah. Imam Abul Hasan Al-Asy’ari Asy-Syafi’i rahimahullah mengatakan:
ولو كان هذا كما ذكروه كان لا فرق بين العرش والأرض السابعة لأن الله تعالى قادر على كل شيء والأرض لله سبحانه قادر عليها وعلى الحشوش وعلى كل ما في العالم فلو كان الله مستويا على العرش بمعنى الاستيلاء وهو تعالى مستو على الأشياء كلها لكان مستويا على العرش وعلى الأرض وعلى السماء وعلى الحشوش والأقدار لأنه قادر على الأشياء مستول عليها وإذا كان قادرا على الأشياء كلها لم يجز عند أحد من المسلمين أن يقول إن الله تعالى مستو على الحشوش والأخلية تعالى الله عن ذلك علوا كبيرا لم يجز أن يكون الاستواء على العرش الاستيلاء الذي هو عام في الأشياء كلها ووجب أن يكون معنى الاستواء يختص بالعرش دون الأشياء كلها
Artinya:
Andaikata ini benar sebagaimana pendapat mereka(yaitu ta’wil istiwa’ menjadi istila’) maka tidak ada bedanya antara ‘Arsy dan lapisan bumi yang ketujuh. Karena Allah berkuasa atas segala sesuatu, bumi, pohon dan segala yang ada di alam. Jika memang makna Allah beristiwa di atas ‘Arsy adalah penguasaan-Nya terhadap ‘Arsy. Maka Allahpun juga beristiwa’ di atas bumi, langit, pohon, dan lainnya karena Allah berkuasa atas segala sesuatu. Akan tetapi seorang muslim tidak boleh meyakini Allah beristiwa’ di atas pohon dan yang lainnya, karena Allah suci dari sifat yang demikian. Maka dari itu tidak boleh bagi kita untuk memahami istiwa’ dengan istila’ karena istila’ bersifat umum terhadap seluruh makhluk sedangkan istiwa’ khusus hanya terhadap ‘Arsy[14].

DAFTAR PUSTAKA
Al-Asy’ari, Abul Hasan. 1993. Al-Ibanah ‘an Ushulid Diyanah. Riyadh: Maktabah Muayyad.
Al-Baihaqi Imam. 2011. Al-Asma’ was Sifat. Beirut: Muassasah Risalah Nasyirun.
Al-Fairuz Abadi. 2005. Al-Qamus Al-Muhith. Beirut: Muassasah Risalah.
Al-Farran, Ahmad ibn Musthafa. 2006. Tafsir Imam Asy-Syafi’i, jam’an wa tahqiqan wa dirasatan. Riyadh: Dar Tadmuriyyah.
Al-Jauhari. Ash-Shahhah fil Lughah. www.alwarraq.com
Al-Kinani, Abdul Aziz ibn Yahya. 2008. Al-Haidah wal I’tizar fir Raddi ‘ala man Qaala bi Khalqil Qur’an. Madinah: Maktabatul Ulum wal Hikam.
An-Nawawi, Yahya ibn Syaraf. 2009. Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim ibn Hajjaj. Beirut: Dar Ma’rifah.
Ar-Ruhaili, Ibrahim ibn Amir. 2009. Diktat Mata Kuliah Tauhid Asma’ wa Sifat. Madinah: Khidmatut Thalib.

  








  




[1]  Diriwayatkan oleh Imam Ibn Batthah(387 H) dalam Ibanah(2571), Imam Baihaqi(458 H) dalam Sunan(4838) dan Asma’ wa Sifat(1060).
Hadits-hadits tasyhbih yang dimaksud adalah hadits-hadits yang mengabarkan sifat Allah yang seakan-akan serupa dengan makhluknya. Dalam Kitab Asma’ wa Sifat, bab tentang sifat turun-Nya Allah, Imam Baihaqi membawakan atsar tabi’in ini untuk menjelaskan bagaimana mengimani sifat turun-Nya Allah ke langit dunia. Atsar ini juga berlaku bagi sifat Allah lainnya yang dirasa seakan –akan di dalamnya ada penyerupaan.
    Kaifiyyah adalah mencari tau detail sifat Allah dengan menanyakan “bagaimana?” dan hal ini dilarang Firman Allah ta’ala:
قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا <span>وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ</span>
Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan <span>(mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui</span>." Al-A’raf: 33

[2]  Al-Haidah wal I’tidzar fir Raddi ‘ala Man Qaala Bikhalqil-Qur’an, hal 46.

[3]  Dinukilkan oleh Imam Nawawi dalam Minhaj, hal 275.

[4]  Kata istiwa’ seringkali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan arti semayam atau bersemayam. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bersemayam memiliki arti duduk, berada, dan terpatri. Makna-makna ini kembali kepada konteks kalimat yang ada. Jika kami menerjemahkan istiwa’ Allah dengan bersemayam berdasarkan makna-makna yang ada sama halnya kami menta’wilkan sifat Allah yang mana kami mengingkarinya dalam tulisan ini. Oleh karena itu kami lebih memilih untuk tidak menerjemahkannya akan tetapi menjelaskan makna yang diinginkan dari ayat ini. 

[5]  Diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam Asma’ wa Sifat, hal: 514

[6]  Ibid

[7]  Ibid

[8]  Ibid

[9]  Ibid

[10] Tafsir Imam Syafi’i jam’an wa tahqiqan wa dirasatan, hal: 1063. Tafsir ayat ini dinukilkan dari Manaqib Imam Syafi’i karya Imam Al Baihaqi.

[11]  Asma’ wa Sifat, karya Imam Baihaqi, hal: 513

[12]  Ash-Shahhah, 1/341

[13]  Lihat Bidayah wan Nihayah, 9/290

[14]  Al-Ibanah ‘an Ushulid Diyanah, hal: 98

Sumber: http://komunitaskasyfsyubhat.blogspot.com/2011/06/istawa-jadi-istawla.html

Oleh: Abu Ahmad Syakir
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang memerintahkan untuk bersatu di atas Islam dan melarang perselisihan dan perpecahan. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Di antara pilar utama dien ini, asas dan kerangkanya yang agung adalah kewajiban saling berkasih sayang dan saling perhatian terhadap sesama muslim. Allah Subhanahu wa Ta'ala  memberitakan tentang sifat kaum mukminin,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain." (QS. Al-Taubah: 71)
Saat Allah 'Azza wa Jalla  memuji umat terbaik sesudah para nabi, yakni para sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, Dia menyebutkan sifat dan karakteristik mereka yang istimewa, yaitu saling berkasih sayang antara sesama mereka. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, . . ." (QS. Al-Fath: 29)
Catatan penting yang harus diperhatikan dalam ayat di atas, Allah mendahulukan sifat saling berkasih sayang antar sesama mereka daripada ibadah, tahajjud, dan mencari ridha Allah. Bahkan Allah 'Azza wa Jalla  dalam ayat lain menerangkan, pondasi hubungan seorang muslim dengan saudara muslimnya yang lain adalah hubungan suci dan mulia yang tidak didapatkan dalam hubungan manusia yang lain. Allah Ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ
"Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela." (QS. Al-Maidah: 54)
Ciri utama kaum yang dicintai oleh Allah dalam ayat di atas adalah, "yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela".
Ibnu Katsir berkata dalam menafsirkan ayat di atas, "Inilah sifat orang-orang mukmin yang sempurna (imannya), satu dari mereka berlemah lembut kepada saudaranya dan pemimpinnya, bersikap keras terhadap musuhnya.
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka." (QS. Al-Fath: 29)
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam disifati dengan al-Dhahuk al-Qital, maknanya beliau tertawa kepada kawan-kawannya dan memerangi terhadap para musuhnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala  menjelaskan, hubungan seorang muslim dengan muslim lainnya adalah persaudaraan karena iman. Allah 'Azza wa Jalla  berfirman, "Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara." (QS. Al-Hujurat: 10)
Nikmat teragung yang Allah berikan kepada generasi terbaik, yakni generasi sahabat adalah nikmat ukhuwah imaniyah (persaudaraan seiman), "Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara." (QS. Ali Imran: 103)
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun ‘Alaih dari al-Nu’man bin Basyir) 
Dari Abu Musa radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Orang mukmin dengan mukmin lainnya laksana satu bangunan, satu dengan yang lainnya saling menguatkan.” Lalu beliau shallallaahu 'alaihi wasallam lalu beliau menautkan jari-jemarinya. (Muttafaq ‘alaih)
Oleh sebab itu, syariat Islam mengharamkan segala tindakan yang  berseberangan dengan persaudaraan dan kasih sayang antar sesama muslim ini dan juga setiap tindakan yang bisa merusak persatuan umat ini. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah mengumumkan manhaj ini saat haji akbar dipenghujung hayatnya.
فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ
"Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian, dan kehormatan-kehormatan kalian adalah haram atas sesama kalian." (Muttafaqun’alaih)
Keharaman tersebut berdasarkan nash Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam secara jelas yang tak boleh dirubah, ditakwilkan, dan diselewengkan. Siapa yang meyakini halalnya darah kaum muslimin daqn merusak kehormatan mereka, maka berarti dia telah mengharamkan sesuatu yang sudah sangat maklum dari urusan dien ini tentang keharamannya. Orang tersebut terkategori sebagai orang yang mendustakan al-Kitab dan sunnah mutawatir.
Realitas Kehidupan Kaum Muslimin Indonesia
Namun realitas kehidupan kaum muslimin di Indonesia sungguh berbalik dengan tuntutannya. Terhadap sesama muslim sering terlihat galak, namun terhadap kafir bermuka manis dan bergandengan tangan. Bahkan perwujudannya sudah  sampai bersinggungan dengan prinsip-prinsip akidah seperti: menjaga tempat ibadah mereka saat perayaan hari raya mereka, saling mengucapkan selamat atas hari besarnya, sampai melakukan doa bersama untuk mengakui kebenaran agamanya. Sebaliknya terhadap kaum muslimin yang hanya beda ijtihad dalam masalah furu'iyah, sering dikobarkan api permusuhan. Bahkan sampai membuat simbolisasi terhadap mereka yang harus dimusuhi, seperti celana cingkrang, berjenggot panjang, jidadnya hitam, tidak mau qunut shubuh, tidak mau tahlilan, dan lainnya. Padahal kalau seandainya ijtihad tersebut salah, maka dosanya tidaklah lebih besar daripada kekafiran orang-orang kafir dan kesesatan aliran sempalan.
Saat terjadi konflik antara kaum muslimin dengan kafirin, maka pasti lidah api sekelompok umat Islam ini ditujukan kepada kelompok muslim. Sementara orang kafir, selalu aman dari serangannya. Ini juga terjadi dalam kasus keberadaan kelompok-kelompok sesat yang terus menunjukkan eksistensinya di negeri ini, selalu diberi angin atas nama toleransi dan anti kekerasan. Padahal langkah nyata untuk menghentikan penyebaran paham pembajak ajaran Islam tersebut tidak pernah dilakukan secara strategis.
Bahkan akhir-akhir ini keluar dari lidah apinya satu tuntutan kepada pemerintah agar menutup situs-situs Islam yang mengabarkan berita-berita jihad. Namun terhadap situs-situs porno yang sudah banyak meracuni hati dan pikiran anak bangsa dianggapnya masih hanya makruh, wal iyadhu billah (kita berlindung kepada Allah dari kesimpulan yang salah ini). Padahal larangan dalam Islam mencakup larangan terhadap segala sarana yang menghantarkannya. dan Satu fakta yang tak terelakkan, tontonan-tontonan porno meningkatkan tindak kejahatan dan hubungan seks bebas. Apalagi kalau tontotan-tontonan tersebut dijual bebas atau dapat diakses dengan mudah, pasti kerusakan yang ditimbulkannya akan lebih dahsyat. Dan jika sudah demikian keadaannya maka ancaman Allah akan turun ke tengah-tengah mereka. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
لَمْ تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ
"Tidaklah merebak perbuatan keji (seperti zina, homo seksual, pembunuhan, perampokan, judi, mabok, konsumsi obat-obatan terlarang dan lainnya) di suatu kaum sehingga mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan merebak di tengah-tengah mereka wabah penyakit tha’un (semacam kolera) dan kelaparan yang tidak pernah ada ada pada generasi sebelumnya." (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim dengan sanad shahih. Dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam ash-Shahihah no. 106)
Sesungguhnya sikap di atas sangat bertentangan dengan sharihul nash, bahwa sesama muslim haruslah berkasih sayang, tolong-menolong, dan membantu menghadapi musuh mereka. Bukan sebaliknya, terhadap muslim malah sangat galak, namun terhadap kafir bermuka manis, saling tolong-menolong dan bantu-membantu sampai pada persoalan kekufuran mereka.
Semoga Allah menyadarkan kaum muslimin yang sikapnya berbalik dengan sifat-sifat utama yang disebutkan Al-Qur'an, "yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela". Dan semoga kaum muslimin diselamatkan dari ketergelinciran para tokoh yang gemar mengadu domba sesamanya. Lalu menyatukan mereka di atas Islam dan bergerak untuk meninggikan kalimatullah di bumi Allah, Indonesia ini.
أَللَّهُمَّ اجْعَلْ بَلْدَتَنَا إِنْدُوْنِيْسِيْا هَذِهِ بَلْدَةً طَيِّبَةً تَجْرِيْ فِيْهَا أَحْكَامُكَ وَسُنَّةُ رَسُوْلِكَ يَا حَيٌّ يَا قَيُّومٌ! هَذَا حَالُنَا لَايَخْفَى عَلَيْكَ
"Ya Allah, Jadikan negeri kami Indonesia ini sebagai negeri yang baik, yang berjalan (berlaku) hukum-hukum-Mu dan sunnah Rasul-Mu di dalamnya. Wahai Rabb Yang Mahahidup dan Yang berdiri sendiri (tidak membutuhkan yang lain, bahkan yang lain butuh kepada-Nya), inilah kondisi kami, tidak ada yang tersembunyi atas-Mu."


sumber

Delapan Buah Kedengkian

Pertama, kedengkian itu bisa membawamu menginginkan hilangnya nikmat dari orang lain. Artinya engkau sedih jika orang lain mendapat nikmat, dan merasa senang jika orang lain mendapat musibah. Ini termasuk perbuatan orang munafik. Kedua,engkau semakin memendam kedengkian di dalam batin sehingga engkau merasa bergembira atas musibah yang menimpa orang lain.Ketiga, engkau menjauhi dan memutus orang itu sekalipun dia datang kepadamu dan mencarimu. Keempat, engkau berpaling darinya karena engkau merendahkannya. Kelima, engkau membicarakannya dengan pembicaraan yang tidak dibenarkan, seperti dusta, ghibah, menyebarkan rahasia, menodai harga dirinya, dan lain sebagainya. Keenam,engkau menirukannya sebagai pelecehan dan penghinaan terhadapnya. Ketujuh,engkau menyakitinya dengan memukul dan hal yang menyakiti badannya. Dankedelapan, engkau menghalangi haknya seperti pembayaran utang atau silturahim. Semuanya ini adalah haram. (Imam Ghazali)

9 Pembangkit & Penawar Kemarahan

Kesombongan, ujub, senda gurau, kesia-sian, pelecehan, pencibiran, perdebatan, pertengkaran, penghianatan, ambisi pada harta dan kedudukan, semuanya adalah sebab yang dapat membangkitkan amarah. Tidak ada yang bisa menghilangkannya kecuali dengan kebalikannya :

  1. Sombong harus dihilangkan dengan tawadhu’.
  2. Ujub dapat dimatikan dengan mengenal diri.
  3. Kebanggaan dapat dihapuskan dengan mengingat asal yang pertama.
  4. Senda gurau dapat dihilangkan dengan kesibukan menunaikan berbagai tugas agama yang akan menghabiskan umur yang ada.
  5. Kesia-siaan dapat dihapuskan degan keseriusan mencari keutamaan, akhlak yang baik, dan ilmu agama yang menghantarkan pada kebahagiaan dunia akhirat.
  6. Pelecehan dihapuskan dengan tidak menyakiti orang lain dan menjaga diri agar tidak dilecehkan orang lain.
  7. Pencibiran dihilangkan dengan menghindari perkataan yang buruk dan menghindarkan diri dari jawaban yang pahit.
  8. Penghianatan dihapuskan dengan sikap jujur dan amanah.
  9. Ambisi untuk bermegah-megah dihapuskan dengan qana’ah demi menjaga kemuliaan merasa cukup dan demi menghindari hinanya mencari kebutuhan.(Imam Ghazali)

TUJUH PERKARA DAN BATASANNYA

1. Nafsu syahwat ada batasnya, yaitu istirahatnya hati dan akal dari kemaksiatan dan mencari keutamaan.

2. Istirahat ada batasnya, yaitu mengumpulkan jiwa dan kekuatan sebagai persiapan untuk taat dan mencari keutamaan tanpa merasa bosan maupun lelah.

3. Kedermawaanan ada batasnya, jika melebihi batas akan menjadikan berlebih-lebihan dan tabdzir, tetapi jika kurang akan menjadi bakhil dan pelit.

4. keberanian ada batasnya, yaitu maju saat di tuntut untuk maju dan mundur saat di tuntut untuk mundur.

5. Kecemburuan ada batasnya, jika berlebihan akan menyebabkan berburuk sangka dan jika melemah akan menyebabkan lalai dan masa bodoh.

6. Tawadhu’ ada batasnya, jika berlebihan akan menyebabkan hina dan rendah diri dan jika melemah akan menyebabkan sombong dan besar kepala.

7. Kemuliaan ada batasnya, jika melebihi batas akan menyebabkan kesombongan dan jika melemah akan menyebabkan kehinaan dan rendah diri.

Yang tepat dari semua sifat di atas adalah kesederhanaan, yaitu pertengahan antara terlalu berlebihan dan terlalu kekurangan, karena di atas keserdahanaan itulah bangunan kemaslahatan dunia dan akhirat dapat ditegakkan.

(Ibnu Qayyim al Jauziya dalam Al Fawaid)

1. Wanita adalah belahan separo (yang sama) dengan pria. (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
2. Jihadnya kaum wanita ialah haji dan umroh. (HR. Ahmad).
3. Diperlihatkan kepadaku neraka kebanyakan penghuninya kaum wanita karena kekufuran mereka. Para sahabat bertanya, “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Nabi Saw menjawab, “Mereka mengkufuri pergaulan dan kebajikan (kebaikan). Apabila kamu berbuat ihsan kepada seorang dari mereka sepanjang umur lalu dia mengalami sesuatu yang tidak menyenangkannya dia akan berkata, “Kamu belum pernah berbuat baik kepadaku.” (HR. Bukhari).
4. Wahai kaum wanita, aku tidak melihat dari suatu kaum (orang-orang) yang lemah akal (pemikiran) dan lemah agama lebih menghilangkan hati orang-orang yang sehat akal dan benaknya dari pada kamu (kaum wanita). Aku telah menyaksikan neraka yang penghuninya paling banyak kaum wanita. Maka dekatkanlah dirimu kepada Allah sedapat mungkin. (HR. Bukhari).
5. Apabila seorang dari kamu tertarik melihat seorang perempuan dan terkesan dalam hatinya, maka hendaklah menggauli isterinya sendiri karena hal itu akan meredam gejolak dan gangguan dalam dirinya. (HR. Muslim).
6. Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan perempuan (bukan mahram) karena yang ketiganya adalah syetan. (HR. Abu Dawud).
7. Barangsiapa berjabatan tangan dengan perempuan yang bukan mahramnya maka dia dimurkai Allah Azza wajalla. (HR.Ibnu Baabawih).
8. Janganlah laki-laki berduaan dengan perempuan (lain) kecuali perempuan itu didampingi mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan perjalanan (musafir) kecuali didampingi mahramnya. (HR. Muslim).
9. Rasulullah Saw melarang kami memasuki rumah wanita yang suaminya sedang tidak ada di rumah (sedang ke luar atau bepergian). (HR. Ahmad).
10. Janganlah seorang lelaki bermalam di rumah seorang janda kecuali sudah dinikahinya atau dia mahramnya. (HR. Muslim).
11. Seorang wanita yang memakai minyak wangi lalu lewat di tengah-tengah kaum (laki-laki) dengan maksud agar mereka menghirup bau harumnya maka wanita itu adalah pelacur. (HR. An-Nasaa’i).
12. Tiada aku meninggalkan suatu fitnah sesudahku lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada godaan wanita. (HR. Bukhari dan Muslim).
13. Tiap menjelang pagi hari dua malaikat berseru: “Celaka laki-laki dari godaan wanita dan celaka wanita dari godaan laki-laki.” (HR. Ibnu Majah dan Al Hakim).
14. Wanita adalah alat perangkap (penjaring) setan. (HR. Asysyihaab).
– Sumber: 1100 Hadits Terpilih karya Dr. Muhammad Faiz Almath, Gema Insani Pers, 1991.


sumber

Jilbab oleh masyarakat barat dipandang sebagai simbol kolot atau konservatif. Namun, Komunitas Muslim Michigan, Amerika Serikat, punya pandangan lain.
Pakar ilmu politik yang juga mantan blogger khusus fesyen jilbab, Imaan Ali, menilai, mengenakan jilbab bukan persoalan konservatif atau tidak. Tapi bagaimana seorang perempuan mengedepankan nilai-nilai kesopanan dan pembawaan diri.
Pakar Timur Tengah Mohammad Alhawry berpendapat, dalam Al-Quran dijelaskan jilbab merupakan cara yang memungkinkan individu, utamanya perempuan, untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat serta mempertahankan pemisahan ruang publik dan pribadi.
“Anda lihat sekarang di jaringan sosial seperti Facebook dan tempat-tempat lain seolah tidak ada pemisahan,” katanya. Situasi itu memunculkan masalah dengan diri sendiri, sahabat, dan rekan kerja karena ketidaktaatan terhadap pemisahan kehidupan pribadi dan publik.
Selama ribuan tahun, jilbab telah dikreasikan dalam bentuk pakaian yang disesuaikan dengan tren tanpa perlu melanggar aturan yang ditetapkan Alquran. Ali misalnya, ia menggunakan jilbab semenjak usia 20 tahun. Diusianya yang terbilang muda, ia tergolong penggila fesyen.
Dengan pengetahuan yang luas soal fesyen, Ali tak mau ketinggalan tren tanpa harus menanggalkan keyakinannya untuk mengenakan jilbab. “Anda dapat memodifikasi beragam jilbab dan membuat tren atas apa yang anda kenakan. Gunakan imajinasi anda,” ungkapnya.
Ali mengatakan gaya berjilbab sangat bervariasi di semua negara Muslim. Umumnya, perempuan di negara-negara Teluk (Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman, Bahrain, Qatar dan Kuwait) gemar mengenakan gaun hitam panjang dan serba tertutup. Sementara perempuan di Mesir dan Levant (termasuk sebagian wilayah Lebanon , Suriah, Yordania, Israel dan Wilayah Palestina) memakai jilbab yang lebih berwarna dan mengekspos wajah mereka.
“Anda dengan mudah menebak asal negara berdasarkan jilbab,” kata Ali,
Alhawary melihat Turki merupakan negara dengan pengaruh yang besar terhadap tren jilbab. Ia menilai sekularisasi Turki mengakibatkan perempuan negara itu mempertahankan jilbab dengan kreatifitas.
“Selama tujuh tahun pertama saya memakai jilbab. Ada semacam kurang nyambung antara pakaian dengan jilbabku,” ungkap Presiden Asosiasi Mahasiswa Islam, Eman Abdelhadi.
Abdelhadi telah mengenakan jilbab sejak berusia sembilan tahun. Ia pengemat jilbab sutra berwarna-warni. “Saya cenderung memakai warna-warna yang lebih solid,” katanya.
Berkat kreasinya itu, Abdelhadi menjadi perhatian. Tapi ia tidak terganggu dengan hal itu. “Ada perasaan yang berbeda dan seolah diawasi,” katanya.
Baik Ali dan Alhawary sempat mengalami pengalaman buruk. Sewaktu di Norwegia, Ali mengalami kesulitan menemukan pekerjaan di rumah lantaran ia mengenakan jilbab.
Alhawary berpendapat penting untuk memisahkan dasar keagamaan jilbab dari konteks budayanya dan praktik agama. “Ini yang perlu dipahami negara-negara barat,” katanya.
Meskipun jilbab berpotensi untuk menjadi disalahartikan, Ali dan Abdelhadi bangga untuk mengenakan jilbab dengan istilah dan keyakinan secara yang positif.”Saya benar-benar menganggap diri saya seorang feminis Muslim di jalan, karena saya percaya pada kekuatan perempuan,” kata Ali.


sumber
Utusan Mesir untuk Otoritas Palestina Yasser Othman mengatakan Jumat kemarin (30/9) bahwa peningkatan retorika aparat keamanan Israel melawan Mesir paska revolusi menunjukkan adanya rencana Israel untuk merebut kembali Sinai.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Palestina Maan, Othman menyatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Ehud Barak melakukan hasutan berulang-ulang terhadap situasi keamanan di Sinai menunjukkan rencana mereka untuk merebut kembali semenanjung tersebut.
Utusan Mesir itu mencatat bahwa Israel telah bertindak tanpa lelah untuk merusak reputasi pemerintahan baru Mesir dengan mengklaim bahwa Mesir tidak mampu mengamankan perbatasan dengan Israel, dalam upaya memberikan tekanan internasional sehingga akan memberikan negara Yahudi itu alasan yang diperlukan untuk menduduki daerah tersebut.
Pernyataan Othman datang sehari setelah Menteri Luar Negeri Mesir Muhammad Amr mengatakan bahwa Kairo bermaksud untuk menghormati perjanjian damai dengan Israel.
Pejabat di Yerusalem menanggapi pernyataan utusan Mesir tersebut, menyatakan bahwa Israel menghormati pemerintah dan rakyat Mesir. Mengikuti perjanjian damai dengan Mesir, yang mengatur bahwa Sinai berada di bawah kedaulatan Mesir


sumber

Angkatan Udara Israel sekali lagi menyerang Jalur Gaza, kali ini menargetkan kamp pengungsi di area pusat wilayah pesisir tersebut.
Pada hari Kamis kemarin (29/9), sebuah pesawat tempur Israel menembakkan rudal di sebuah pos pemeriksaan keamanan di kamp pengungsi Maghazi, AFP melaporkan, mengutip laporan penduduk di kamp pengungsi itu.
Tidak ada laporan tentang jatuhnya korban akibat serangan pesawat tempur Israel.
Sebelumnya pada bulan lalu, 27 warga Palestina tewas oleh serangan udara Israel di jalur Gaza.
Serangan terus berlanjut pada saat Tel Aviv masih menerapkan blokadenya di wilayah Gaza sejak tahun 2007, yang telah merampas hak 1,5 juta warga Palestina terhadap makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan lainnya.


sumber

Setengah dari warga Amerika percaya bahwa Presiden AS Barack Obama dan Kongres Amerika Serikat saat ini menjalankan pemerintahan lebih buruk daripada pendahulu mereka, hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan.
Menurut jajak pendapat Gallup terbaru yang dirilis pada Jumat kemarin (30/9), dua-pertiga dari warga Amerika percaya Presiden Obama dan Kongres melakukan pekerjaan yang buruk secara keseluruhan.
Ketika diminta untuk membandingkan kinerja pemerintahan mapan saat ini dengan presiden dan kongres masa lalu, mayoritas tipis, 52 persen, mengatakan presiden dan kongres saat ini melakukan pekerjaan yang lebih buruk daripada para pendahulu mereka.
Namun, hanya 30 persen dari responden mengatakan Obama dan Kongres yang melakukan pekerjaan yang baik dalam menangani masalah yang paling penting yang dihadapi Amerika Serikat.
Gallup melaporkan temuan dari jajak pendapat terbaru mereka ini cocok dengan tema yang lebih luas yang menyatakan adanya Obama mendapat peringkat persetujuan terendah dalam pemerintahannya.
Mayoritas pemilih republik mengatakan pemerintah saat ini melakukan pekerjaan yang lebih buruk daripada pemerintah yang sebelumnya, dan warga independen (59 persen) setuju dengan pernyataan itu. sedangkan Demokrat terbagi dalam pandangan mereka


sumber
Kemuliaan Mengalahkan Kebencian Oleh Prof Dr Yunahar Ilyas

Adi bin Hatim adalah kepala suku Thai yang disegani. Dia mewarisi kepemimpinan bapaknya. Sebagaimana kepala suku, Adi menerima seperempat penghasilan kaumnya sebagai pajak. Hidupnya tenang dengan kekayaan yang melimpah.

Dia sangat membenci Rasulullah SAW, kendati dia belum pernah bertemu. Adi semakin gelisah setelah mendengar kabar pengaruh Rasulullah semakin kuat di jazirah Arabia. Beberapa kepala suku sudah memeluk Islam dan bergabung dengan Madinah. Adi khawatir kedatangan Rasulullah SAW akan mengancam kepemimpinannya.

Satu hari, hamba sahayanya melaporkan bahwa dia melihat bendera tentara Muhammad di sekeliling perkampungan mereka. Dengan tergesa-gesa, Adi mengumpulkan keluarganya dan segera lari meninggalkan Thai menuju utara, Syam. Tetapi, saudara perempuannya tertinggal. Dia tidak berani kembali. Dia hanya bisa berharap saudara perempuannya dapat menyusul.

Harapannya terpenuhi. Saudara perempuannya muncul bersama rombongan yang baru datang dari Madinah, sambil marah. "Engkau tinggalkan kami. Engkau zalim. Istri dan anak-anakmu engkau bawa, tetapi saudara perempuanmu dan yang lainnya engkau tinggalkan." Adi berusaha menenangkan kemarahan saudara perempuannya. Setelah tenang, dia bercerita akan kemuliaan Nabi Muhammad.

"Setelah negeri kita diserang, aku dan berapa penduduk lain dibawa ke Madinah," kata saudara perempuannya itu. "Di sana kami ditawan di dekat masjid. Ketika Rasulullah lewat aku menyapanya. Wahai Rasulullah. Bapakku telah tiada, yang menjaminku telah lenyap. Maka, limpahkanlah karunia yang dikaruniakan Allah kepada Anda." Rasulullah bertanya, "Siapa yang menjamin engkau?" Aku menjawab, "Adi bin Hatim." Kata Rasulullah, "Dia lari dari Allah dan Rasul-Nya."

Kemudian, Rasul SAW berlalu. Besoknya, terjadi lagi dialog yang sama. "Pada hari ketiga, Rasulullah lewat tetapi aku tidak menyapa beliau lagi sampai seorang laki-laki -yang kemudian kuketahui adalah Ali bin Abi Thalib- memberi isyarat kepadaku untuk menyapa beliau. Kali ketiga itulah permintaanku dipenuhi. Rasulullah berkata, "Engkau jangan terburu-buru pergi sebelum engkau dapatkan orang yang dapat dipercaya untuk mengantarkanmu." Setelah mendapatkan orang yang dipercaya, Rasulullah memberiku pakaian, unta untuk kendaraan, dan belanja secukupnya. Akhirnya dengan rombongan yang dipercaya, aku sampai di sini," tuturnya.

Adi disarankan untuk menemui Rasulullah. "Datangilah segera. Jika dia seorang Nabi, maka yang paling dahulu mendatanginya akan beruntung. Dan jika dia seorang raja, tidak ada hinanya engkau berada di sampingnya. Engkau juga seorang raja."

Akhirnya Adi pergi ke Madinah. Dia masuk ke majelis Nabi SAW ketika beliau berada di masjid. Mengetahui yang datang adalah Adi bin Hatim, Rasulullah berdiri menyongsongnya. Menggandeng tangan Adi, membawanya ke rumah beliau, dipersilakan duduk di atas bantal kulit. Sedangkan Rasulullah sendiri duduk di tikar biasa. Adi berguman, "Ini bukan kebiasaan raja-raja."

Setelah berdialog beberapa saat akhirnya Adi mengucapkan dua kalimah syahadat. Kebenciannya luluh oleh kemuliaan hati Rasulullah SAW.


sumber
Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil al-Arabi mengecam rencana Israel untuk membangun pemukimanunit baru ilegal di lingkungan Gilo al-Quds (Yerusalem).
Al-Arabi menyebut keputusan Israel tersebut sebagai "skandal pelanggaran hukum internasional" dan mengatakan bahwa langka Israel itu membuktikan kurangnya keinginan Israel untuk perdamaian, DPA melaporkan pada hari Kamis kemarin (29/9).
Dia lebih jauh mengkritik kebijakan AS di kawasan itu, mengatakan AS telah gagal untuk bertindak sebagai mediator antara Israel dan Palestina dan mengakhiri konstruksi pemukiman ilegal.
Sementara itu, juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya pada Rabu lalu menolak seruan internasional untuk mencabut kembali keputusan rencana pembangunan pemukiman baru itu.
Mark Regev mengatakan bahwa Gilo dibangun di atas tanah yang dikuasai oleh Israel pada tahun 1967 dan situs tersebut bukan pemukiman ataupun pos pemukiman, tetapi lingkungan yang merupakan bagian integral dari pusat al-Quds.
Israel mencaplok wilayah tersebut setelah menguasainya, tetapi langkah itu tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.


sumber
MOGADISHU  – Pesawat drone mata-mata AS dilaporkan lagi-lagi mengalami kecelakaan di dekat kota selatan Kismayo, di tengah terus meningkatnya kekerasan yang menimpa Somalia, Press TV melaporkan.
Pada hari Jumat (30/9/2011), pejabat Somalia menyatakan bahwa drone mata-mata milik Amerika mengalami kecelakaan di dekat kota pelabuhan Kismayo.
Mujahidin Al Shabaab mengatakan bahwa mereka telah mengumpulkan dan memindahkan potongan pesawat ke Kismayo yang terletak sekitar 500 kilometer dari sebelah selatan Mogadishu.
AS terus menambah intensitas penyerangan pesawat tanpa awaknya di Somalia dan tidak sedikit warga sipil yang menjadi korbannya.


sumber
ISLAMABAD  – Setidaknya empat orang dilaporkan tewas dan lima lainnya terluka di serangan ilegal terbaru pesawat tak berawak AS di Pakistan barat laut.
Serangan itu terjadi di desa Baghar distrik Waziristan Selatan pada hari Jumat (30/9/2011) ketika pesawat tak berawak menembakkan dua rudal pada sebuah kendaraan.
AS sering melakukan serangan oleh pesawat tanpa awak di wilayah suku Pakistan, mengklaim target serangan udara mereka adalah militan yang pro-Taliban.
Serangan udara, yang diprakarsai oleh mantan Presiden AS George W. Bush, telah meningkat di bawah Presiden Barack Obama.
Hubungan antara Islamabad dan Washington telah memburuk akibat serangan ilegal AS. Pakistan bersikeras bahwa serangan udara Amerika melanggar kedaulatannya.
Departemen HAM Pakistan dilaporkan telah meminta pemerintah untuk mengambil isu serangan pesawat tak berawak, yang digambarkan sebagai “pembunuhan ekstra-yudisial” ke Perserikatan Bangsa-Bangsa dan semua forum-forum internasional.


sumber
DHOBLEY  – Pertempuran sengit meletus antara tentara boneka Somalia yang didukung pejuang Raskamboni dan Mujahidin Al-Shabaab di kota Dhobley, kota yang terletak di perbatasan Kenya-Somalia.
Pertempuran pecah di kota Dhobley, wilayah Jubba, Somalia selatan saat dua pihak yang menggunakan senjata berat sama-sama tiba di wilayah tersebut pada Jumat (30/9/2011).
Pertempuran dimulai setelah para Mujahid melancarkan serangan di kota yang sangat dikontrol ketat oleh pasukan boneka Somalia.
Laporan mengatakan bahwa pertempuran sengit membuat jaringan telekomunikasi mati dan tidak ada ponsel yang bisa beroperasi.  Menurut laporan awal, Mujahidin Al Shabaab berhasil merebut kota tersebut.
Penduduk setempat mengatakan seperti yang dilansir Shabelle, bahwa pertempuran masih berlangsung dan baku tembak terdengar di seluruh Dhobley.  Belum ada laporan pasti mengenai korban yang berjatuhan dalam pertempuran ini. 


sumber

TEHERAN ( – Untuk pertama kali sepanjang 20 tahun terakhir, Iran memvonis hukuman mati kepada warganya yang murtad. Iran sangat prihatin dengan maraknya gerakan kristenisasi

Pria murtadin Iran bernama Yucef Nadarkhani terancam digantung lantaran pindah agama masuk Kristen. Pengadilan Kota Rasht di Provinsi Gilan telah memberikan waktu tiga hari buat ayah dua anak ini bertaubat.
Dalam sidang pada Ahad, 25 September 2011, pria 34 tahun ini menyatakan tidak akan kembali menjadi muslim.
Nadarkhani yang kini menjadi pastor itu ditahan setelah berupaya mendaftar dengan agama baru pada Oktober 2009. Para pendukungnya menyatakan ia ditangkap setelah menggugat monopoli muslim atas perintah agama terhadap anak-anak di Iran.
Pengadilan Rasht memvonis dia dengan hukuman mati pada September 2010. Namun Mahkamah Agung menunda pelaksanaan vonis itu. Mereka memerintahkan pengadilan menanyakan kembali apakah Nadarkhani bersedia kembali masuk Islam.
Jika pelaksanaan hukuman gantung itu jadi dilakukan pekan ini, maka peristiwa ini menjadi vonis mati pertama kali Iran kepada murtain dalam 20 tahun terakhir.
Dengan adanya sekitar 100.000 pemeluk Kristen, saat ini Negeri Mullah sangat prihatin dengan maraknya gerakan kristenisasi.


sumber
ISLAMABAD  – Pemimpin partai politik Pakistan dan pemimpin militer telah memutuskan untuk mengadakan “pembicaraan damai” dengan semua kelompok “militan”, termasuk Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP).
Keputusan untuk memulai proses dialog dengan “semua pihak” telah disetujui oleh Konferensi Seluruh Partai (APC) yang diketuai oleh Perdana Menteri, Yousaf Raja Gilani pada Kamis (29/9/2011), lapor The Express Tribune.
Pemerintah boneka Pakistan mengadakan pertemuan maraton selama 9 jam untuk menunjukkan persatuan nasional dalam menghadapi apa yang dianggap sebagai ancaman oleh Amerika Serikat.
“Pakistan harus memulai dialog dengan pandangan untuk bernegosiasi damai dengan orang sendiri di daerah kesukuan dan menggunakan mekanisme yang tepat untuk diletakkan di tempat itu,” ujar poin ke-13 deklarasi bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan.
Sementara pernyataan tidak menjelaskan dengan siapa Pakistan harus memulai dialog, beberapa peserta pertemuan mengatakan frase “orang sendiri” adalah referensi untuk kelompok-kelompok “militan” termasuk TTP.
“Saya secara pribadi menentang berbicara dengan ‘teroris’, tapi harus mendukung demi persatuan nasional,” ujar Sahibzada Fazl Karim, yang bertentangan dengan Taliban dan berasal dari sekte Deobandi.
PM Pakistan mengatakan baru-baru ini AS mengklaim telah menuduh negara itu mendukung jaringan Haqqani yang telah mengejutkan Islamabad, lapor Press TV.
“Pernyataan Amerika mengejutkan kami dan meniadakan ‘pengorbanan’ kami dan ‘keberhasilan’ dalam perang melawan ‘teror’,” ujarnya.
Konferensi itu sendiri diselenggarakan sebagai kesatuan tindakan dalam menghadapi tekanan AS dan ancaman yang berkembang.
Sebuah resolusi yang dikeluarkan pada akhir konferensi yang menggambarkan pernyataan Mullen “tak berdasar” dan memperingatkan bahwa Pakistan akan berdiri bersatu dalam “mengalahkan ancaman terhadap keamanan nasional.”
AS terus bersitegang dengan Islamabad. Hal ini semakin diperparah dengan munculnya ungkapan dari sejumlah pejabat AS bahwa Pakistan mendukung jaringan Haqani yang diklaim merupakan otak di balik penyerangan di kedubes AS di Kabul beberapa waktu lalu.


sumber

SHAN'A  - Yaman digemparkan dengan berita gugurnya salah satu ulama dan pejuangnya yang memiliki hubungan dengan petingi-petinggi Al-Qoidah,baik yang pusat maupun yang cabang. Pada Jum'at 30 september 2011, menteri pertahan Yaman mengumunkan tewasnya Syaikh Anwar Al-Awlaqi dan enam pengawalnya didaerah Alu Marwan yang terletak antara dua propinsi, Ma'rib dan Al-jauf, akibat serangan pesawat tanpa awak yang mengenai mobil yang dikendarai oleh beliau bersama enam pengawal beliau dini hari.
Sumber berita Yaman juga memberitakan bahwa setelah penyerangan, puluhan pasukan bersenjata dari kalangan kabilah-kabilah mengepung tempat kejadian peristiwa.
Syaikh Anwar Al-Awlaqi termasuk yang paling dicari oleh Amerika diantara daftar DPO. beliau kelahiran Amerika serika. Pria Yaman ini selamat dari serangan Amerika bulan Mei, yang mana pada bulan itu juga Amerika melakukan penyerangan besar-besaran terhadap tempat persembunyian Pimpinan tertinggi Al-Qoidah, Syaikh Usamah bin Ladin -taqobbalahullah-.
AS menuduh Anwar Al-Awlaqi melakukan korespondensi lewat email dengan perwira Amerika, Nidhal Hasan, yang menghamburkan tembakan di pangakalan militer Fort Hood, Texas pada tanggal 25 November 2009.
Pejabat AS juga mengatakan bahwa Al-Awlaqi telah melakukan perekrutan seorang pemuda yang bernama Umar Faruq Abdul Muththalib At-Tuwaijiry yang menjadi eksekutor peledkan yang gagal dalam peswat yang berangkat dari bandara Michigan, Detroit tujuan Amsterdam 25 Desember 2009.
Syaikh Anwar Al-Awlaqi menyampaikan risalah terakhirnya pada bulan Februari lalu, untuk wartawan, Abdul Ilah, yang ditahan otoritas Yaman disebabkan karena idituduh memiliki hubungan dengan sang syaikh.[


sumber
Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai empat orang isteri. Dia mencintai isteri yang keempat dan memberikan harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, isteri keempat adalah yang tercantik di antara kesemua isterinya. Maka, tidak hairan lelaki ini sering memberikan yang terbaik untuk isteri keempatnya itu.
Pedagang itu juga mencintai isterinya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan isterinya ini, dan sering berusaha untuk memperkenalkan isteri ketiganya ini kepada semua temannya. Namun dia juga selalu bimbang kalau-kalau isterinya ini akan lari dengan lelaki yang lain.

Begitu juga dengan isterinya yang kedua. Dia juga sangat menyukainya. Dia adalah seorang isteri yang sabar dan penuh pengertian. Bila-bila masa pun apabila pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pandangan isterinya yang kedua ini. Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya melalui masa-masa yang sulit.
Sama halnya dengan isterinya yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Dia sering membawa kebaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dialah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha si suami. Akan tetapi si pedagang tidak begitu mencintainya. Walaupun isteri pertamanya ini begitu sayang kepadanya namun, pedagang ini tidak begitu memperdulikannya.



Suatu ketika, si pedagang sakit. Kemudian dia menyedari mungkin masa untuknya hidup tinggal tidak lama lagi. Dia mula merenungi semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hati, “Saat ini, aku punya empat orang isteri. Namun, apabila aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri.”

Lalu dia meminta semua isterinya datang dan kemudian mulai bertanya pada isteri keempatnya, “Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah sekarang, aku akan mati, mahukah kau mendampingiku dan menemaniku?” Isteri keempatnya terdiam. “Tentu ! saja tidak!” jawab isterinya yang keempat, dan pergi begitu sahaja tanpa berkata-kata lagi.

Jawaban itu sangat menyakitkan hati seakan-akan ada pisau yang terhunus dan menghiris-hiris hatinya. Pedagang yang sedih itu lalu bertanya kepada isteri ketiganya, “Aku pun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Mahukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku?”. Isteri ketiganya menjawab, “Hidup begitu indah di sini. Aku akan menikah lagi jika kau mati”. Pedagang begitu terpukul dengan jawapan isteri ketiganya itu.

Lalu, dia bertanya kepada isteri keduanya, “Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mahu membantuku. Kini, aku perlu sekali pertolonganmu. Kalau aku mati, mahukah kau ikut dan mendampingiku?” Si isteri kedua menjawab perlahan, “Maafkan aku…aku tak mampu menolongmu kali ini. Aku hanya boleh menghantarmu ke liang kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu.” Jawapan itu seperti kilat yang menyambar.

Si pedagang kini berasa putus asa. Tiba-tiba terdengar satu suara, “Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut ke manapun kau pergi. Aku, tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu.” Si pedagang lalu menoleh ke arah suara itu dan mendapati isteri pertamanya yang berkata begitu.

Isteri pertamanya tampak begitu kurus. Badannya seperti orang yang kelaparan. Berasa menyesal, si pedagang lalu berguman, “Kalau saja aku mampu melayanmu lebih baik pada saat aku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini isteriku.”

Saudaraku, sesungguhnya kita punya empat orang isteri dalam hidup ini;

ISTERI KEEMPAT adalah tubuh kita. Seberapa banyak waktu dan belanja yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera apabila kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadapNYA.

ISTERI KETIGA adalah status sosial dan kekayaan kita. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah dan melupakan kita yang pernah memilikinya.



ISTERI KEDUA pula adalah kerabat dan teman-teman. Seberapa pun dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan mampu bersama kita selamanya. Hanya sampai kuburla mereka akan menemani kita.

DAN SESUNGGUHNYA ISTERI PERTAMA adalah jiwa dan amal kita. Mungkin kita sering mengabaikan dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan peribadi. Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah. Hanya amal yang mampu menolong kita di akhirat kelak. Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak.

Jangan sampai kita menyesal kemudian hari!…
JAKARTA – Menanggapi usulan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) untuk menutup Arrahmah.com, pihak pemimpin redaksi Arrahmah.com, M Fachry mengatakan bahwa tindakan tersebut pada dasarnya merupakan bentuk kegagalan pemerintah dalam memahami akar terorisme.
“Tudingan tersebut semakin menunjukkan jika pemerintah melalui BNPT takut dan anti terhadap Islam,” kata Fachry, Jumat (30/9/2011).
Lebih lanjut Fachry meminta agar BNPT membuktikan tudingan tersebut.
“Akses dulu situs kita, kalau ada, tudingan itu silahkan dibuktikan,” kata Fachry .
Seperti yang diketahui oleh masyarakat luas, terutama pembaca setia Arrahmah.com, situs tersebut memang berisi berita dunia Islam dan jihad intenasional. Namun demikian hal tersebut bukanlah alasan yang tepat mengklaim Arrahmah.com sebagai situs radikal.
“Kita memang memberitakan Islam yang selama ini diberitakan secara tidak berimbang,” ujarnya.
Selain itu Arrahmah.com juga telah mematuhi kode etik jurnalistik, memuat berita secara berimbang dan memberitakan apa adanya. Bahkan rubrik tausiyah dan surat pembaca juga tersedia.
“Menteri saja bilang, kalau orang gara-gara buka situs jadi teroris, semua blogger jadi teroris, buktinya nggak,” cetus Fachry sembari mengutip ucapan Menkominfo Tifatul Sembiring.
Meskipun usulan terkait penutupan Arrahmah.com telah berembus kencang, namun Arrahmah.com, belum berencana menemui Dewan Pers. Tetapi jika hal tersebut diperlukan, tentu akan dilakukan.
“Kita menganggap ini hanya untuk mencari kesalahan kita,” pungkasnya.
Sebelumnya, BNPT melalui Direktur Deradikalisasi Prof Irfan Idris menyebut media komunikasi melalui internet adalah salah satu alat propaganda yang efektif dilakukan oleh kelompok ‘teroris’ di Indonesia. Karena itu ia mengusulkan pada pemerintah agar situs yang menyebarkan ‘faham radikal’ ditutup, dimana dengan argumentasi sepihak ia menyebut situs Arrahmah.com sebagai salah satunya.


sumber
JAKARTA (Arrahmah.com) – Dewan Pers mengungkapkan adanya upaya pembredelan terhadap media massa oleh pemerintah yang diusulkan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) terhadap situs Arrahmah.com, merupakan sikap yang berlebihan.
Wakil Ketua Dewan Pers Bambang Harymurti mengungkapkan bahwa  BNPT atau pemerintah (dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo)) tidak bisa main tutup media tanpa bukti jelas dan melalui proses pengadilan.
“Tidak bisa dong seenaknya main tutup begitu saja. Perlu dilakukan pembuktian isi dari seluruh content media tersebut, apakah benar mengandung propaganda bagi terorisme seperti kata BNPT,” ujar Bambang seperti yang dikutip oleh okezone, Jumat (30/9/2011).
Ia menambahkan, jika pun pemerintah menuduh demikian, harus dicari bukti-buktinya, dan tunjukan, lalu silakan bawa ke pengadilan.
“Atau silakan adukan ini ke dewan pers yang akan memediasi, tidak dengan cara-cara seperti itu (main bredel),” tegasnya.
Lebih lanjut Bambang mengungkapkan masyarakat Indonesia saat ini sudah kritis dan tidak mudah terpancing dengan bentuk pemberitaan media era sekarang ini.
“Jadi menurut saya itu asumsi yang bodoh, artinya masyarakat sudah bisa memilah mana berita yang baik dan tidak,” jelasnya.
Hal tersebut senada dengan pernyataan anggota Tim Pembela Muslim (TPM) Ahmad Kholid. Yang mengungkapkan bahwa penyebutan situs Arrahmah sebagai media propaganda bagi teroris adalah bentuk ketakutan tersendiri bagi BNPT yang telah gagal dalam memberantas aksi terorisme.
“BNPT jangan seenaknya bicara, harus berdasarkan fakta. Melakukan tindakan itu ada prosedurnya,” kata Ahmad.
Terkait sikap kritis masyarakat, hal yang tidak bisa disepelekan adalah bahwa masyarakat kini telah pandai menganalisis pemberitaan yang menggiring pada opini-opini tertentu, sehingga stigma-stigma ‘terorisme’, ‘radikalime’, dan semacamnya tidak serta merta ditelan mentah-mentah oleh masyarakat.
Hal ini tentu saja tidak terlepas dari gerakan penyadaran masyarakat terhadap adanya perang pemikiran yang dihembuskan musuh Islam. Juga peran media yang berani mengambil sikap untuk tidak serta merta ‘menjadi bebek’ yang mengikuti arus pengopinian yang distandarkan oleh pihak tententu.
Kalau karena sikap tersebut Arrahmah.com ditutup maka sudah dipastikan adanya upaya penyelarasan opini yang tersebar di masyarakat hingga ‘progam pengkibulan dan pembodohan masyarakat’ dapat berjalan sesuai yang ‘diharapkan’.  Wallohua’lam.


sumber

JAKARTA  – Dewan Pers menilai usulan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kepada pemerintah untuk memberangus situs Arrahmah.com demi menangkal terorisme, sebagai usulan yang berlebihan dan asumsi yang bodoh.

Wakil Ketua Dewan Pers Bambang Harymurti mengatakan, BNPT atau pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) tidak bisa bertindak gebagah menutup media tanpa bukti jelas dan melalui proses pengadilan.
“Tidak bisa dong seenaknya main tutup begitu saja. Perlu dilakukan pembuktian isi dari seluruh content media tersebut, apakah benar mengandung propaganda bagi terorisme seperti kata BNPT,” ujar Bambang, Jumat (30/9/2011).
Bila benar demikian, lanjut wartawan senior ini, cari bukti-buktinya, dan tunjukkan, lalu silakan bawa ke pengadilan. “Atau silakan adukan ini ke Dewan Pers yang akan memediasi, tidak dengan cara-cara seperti itu (main blokir, red),” tegasnya.
Lagian, kata Bambang, masyarakat Indonesia saat ini sudah kritis dan tidak mudah terpancing dengan bentuk pemberitaan media era sekarang ini. “Jadi menurut saya itu asumsi yang bodoh, artinya masyarakat sudah bisa memilah mana berita yang baik dan tidak,” jelasnya.
Senada itu, anggota Tim Pembela Muslim (TPM) Ahmad Kholid menilai, pernyataan yang muding situs Arrahmah sebagai media propaganda bagi teroris adalah bentuk ketakutan tersendiri bagi BNPT yang dianggap gagal dalam memberantas aksi terorisme.
“BNPT jangan seenaknya bicara, harus berdasarkan fakta. Melakukan tindakan itu ada prosedurnya,” kata Ahmad.
Sebagaimana diberitakan voa-islam.com sebelumnya, pasca peledakan bom di depan Gereja Bethel Injil Sepenuh (GPIS) Solo, Jawa Tengah pada Minggu (25/9/2011),  wacana penutupan situs jihadi radikal marak diberitakan. BNPT dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta Menkominfo agar menutup situs-situs jihadi radikal yang dianggap mengajarkan terorisme.
Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof Irfan Idris mendesak Menkominfo supaya melakukan upaya deradikalisasi melalui media komunikasi internet. Karena menurutnya, masyarakat Indonesia semakin banyak yang mengakses internet dan semakin besar pula peluang menjadi radikal sepanjang masih ada situs yang mengarah pada radikal. Salah satu situs jihadi radikal yang dimaksud Irfan adalah situs arrahmah.com yang dituding memuat tulisan yang bernada radikal dan bisa menimbulkan pandangan yang berbeda.
“Banyak situs yang memprovokasi masyarakat tidak lagi mengedepankan sisi kemanusiaan. Situs ini sengaja menggiring pembacanya menjadi radikal,” ujarnya di Makassar, Rabu (28/9/2011).
Senada itu, Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj menyebut situs jihadi radikal lebih berbahaya daripada situs porno. Madharat situs porno hanya berdampak individual, sementara situs radikal berefek sosial. “Situs porno secara hukum fikih tak berdosa, hanya makruh. Yang dosa itu yang membuat dan menjadi bintang porno,” ujarnya.
Sedangkan situs radikal, menurut Said Agil, lebih berbahaya karena merusak iman karena membelokkan makna jihad dalam ajaran Islam.
Untuk mendukung argumennya, Said Aqil berdalih bahwa Ahmad Yosepa Hayat, pelaku pemboman gereja Solo mengakses situs arrahmah.com di warnet sebelum beraksi.
Namun Tifatul membantah keras argumen ini. Menurutnya, jaringan teroris mempunyai jaringan yang menggerakkan.
“Yosepa itu meledakkan bom bukan karena situs di warnet. Itu ada struktur yang mengelola, itu tugas polisi yang membongkarnya. Siapa yang memerintahkan, biayanya dari mana, dan siapa yang mendoktrin.”


sumber

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/

Isi Blog

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.